Kostraling, Terobosan di Panen Raya dari Kementan

Implementasi kostraling dilakukan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kabupaten Demak.

oleh stella maris pada 14 Feb 2020, 18:19 WIB
Diperbarui 14 Feb 2020, 18:53 WIB
Kementan
Penyerapan KUR Kostraling di Jawa Tengah.

 

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian melakukan terobosan melalui gerakan Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling). Gerakan yang digagas oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) itu dilakukan jelang panen raya padi pada Maret-April. 

Tujuannya tak lain sebagai langkah perlindungan petani di musim puncak panen supaya harga tetap stabil. Demikian disampaikan oleh Suwandi Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan pada saat acara implementasi kostraling melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kabupaten Demak, Jumat (14/2).

"KUR ini adalah akses pembiayaan yang memudahkan petani dengan bunga yang rendah. Mari bareng-bareng kami dorong petani bisa serap KUR yang sudah disediakan untuk pertanian ini," ungkap Suwandi.

Disampaikan Suwandi targetnya setiap penggilingan dapat menyerap KUR sebesar Rp1,5 Miliar. "Minggu kemarin kami di DIY ada penggilingan masing-masing dapat Rp500 juta, total bisa serap Rp3 Miliar, uangnya dipakai buat operasional beli gabah petani saat panen raya," sebut Suwandi.

Sesuai dengan arahan Mentan SYL bahwa pada Februari harus tuntas menyerap KUR dari alokasi target yang ada. Untuk Jateng targetnya 2020 serap KUR paling tidak dari Rp2 Triliun menjadi Rp7 Triliun.

"Intinya kostraling ini, kami gandeng penggilingan padi supaya mereka menyerap gabah petani saat panen raya, bagaimana caranya ya lewat pembiayaan permodalan ini. Bisa lewat KUR perbankan bisa juga lewat LPDB dari Kemenkop UKM," ujar Suwandi.

Ditegaskan kembali oleh Dirjen Tanaman Pangan tersebut bahwa KUR bisa diumpamakan sebagai bahan bakar perekonomian di pedesaan.

Selain arahan penyerapan KUR, Dirjen Suwandi juga meminta beberapa hal terkait budidaya tanaman pangan. Seperti halnya pergantian varietas untuk meningkatkan provitas, penggunaan benih kemasan yang lebih intens pengawasannya melalui sistem barcode, serta pengendalian OPT ramah lingkungan.

Terkait hilirisasi, Suwandi meminta produksi beras jangan biasa-biasa saja. "Tingkatkan kualitas mutu beras. Bisa organik, beras khusus, beras premium varietas pandanwangi, menthik, supaya lebih kompetitif dan masuk ke kelas ekspor," ujarnya.

Hilirisasi juga sampai dengan produk sisa seperti jerami, sekam dan dedak bisa dimanfaatkan untuk kompos dan sebagainya. Intinya minimalisir pembuangan limbah dengan prinsip reduce, reuse dan recycle.

Bupati Demak M Natsir yang hadir saat acara tersebut mengapresiasi apa yang dilakukan Kementan. Diakuinya Demak sebagai lumbung pangan di Jateng. Sebanyak 56,74 persen dari luas lahan 89.743 hektar merupakan lahan sawah dengan produkai 897 ton GKG pada 2018.

"Demak ini penghasil beras urutan ke-3 se-Jateng jadi sudah jadi tanggungjawab kami untuk menaukseskan program Kementan ini, seperti halnya Gratieks kita bertekad bisa capai tiga kali lipat ekspor kacang hijau di tahun ini," ujarnya.

Ketua Perpadi Sutarto Alimoeso yang hadir sebagai wakil perpadi juga bertekad membantu penyerapan gabah petani. "Ini mimpi kami selama ini, dengan adanya bantuan pembiayaan maka industri penggilingan kecil saya yakin bisa berlembang dan tentu membantu perekonomian petani kita," ungkapnya.

Teguh Budi dari BNI berkomitmen untuk memberikan akses seluas-luasnya bagi petani yang ingin mengembangkan usahanya sesuai prosedur yang berlaku. "Kami bantu petani supaya bisa mengembangkan usahanya," sebutnya.

Rangkaian acara ditutup dengan penandatanganan kerjasama antara BNI, Distan Jateng dan Perpadi Jateng dilanjutkan pemberian simbolis bantuan KUR untuk petani penggilingan masing masing senilai Rp500 juta serta usaha mikro senilai Rp17 juta. Total KUR yang diserap kali ini senilai Rp6 miliar.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya