Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi Februari 2020 sebesar 0,28 persen. Salah satu komoditas dari kelompok makanan, minuman dan tembakau, bawang putih, menyumbang angka inflasi dengan andil 0,09 persen.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Risanti menyatakan BPS belum mengetahui secara pasti apakah kenaikan harga bawang putih dipicu penahanan impor dari China imbas penyebaran virus Corona.
Yang jelas, pasokan bawang putih di RI memang kurang.
Advertisement
"Yang jelas, pasokannya kurang, bisa jadi karena pengaruh dari isu virus ini (virus corona) juga. Sedangkan kita tahu, mayoritas bawang putih kita diimpor dari China," ujar Yunita kepada wartawan, Senin (02/03/2020).
Baca Juga
Adapun selain bawang putih, komoditas lain yang termasuk dalam kelompok makanan, minuman dan tembakau juga berkontribusi cukup tinggi menyumbang inflasi antara lain cabe besar 0,06 persen, daging ayam ras dan jeruk masing-masing 0,02 persen.
Lalu rokok kretek filter, beras, minyak goreng, rokok putih, cabe rawit, bawang bombay serta kentang memberi kontribusi inflasi sebesar 0,01 persen.
Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga menyumbang inflasi sebesar 0,41 persen. Kelompok kesehatan pun demikian, dengan kontribusi 0,34 persen.
Meski demikian, Yunita menyatakan infasi di kelompok kesehatan tidak dipengaruhi oleh harga masker yang saat ini sedang naik karena adanya virus Corona.
"Kebetulan, masker tidak masuk di paket komoditas IHK, karena ini kan di luar kebiasaan. Untuk menghitung atau memilih komoditas kan harus berdasarkan survey apa yang sering dikonsumsi rumah tangga, sedangkan masker enggak," kata Yunita, mengakhiri.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
62 Ribu Ton Bawang Putih Asal China Siap Masuk ke RI
Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag), Oke Nurwan menyebut sebanyak 62 ribu ton bawang putih asal China siap masuk ke Indonesia.
Jumlah tersebut hampir 60 persen dari surat izin Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk bawang putih yang diminta Kementerian Pertanian (Kementan) sebanyak 103 ribu ton.
"Jadi sekarang yang dinyatakan sudah lengkap kurang lebih 62 ribu ton. Segera, pasti ke luar. Sudah beres, sudah lengkap," kata Oke di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (13/2/2020).
Oke mengaku, Kementan Memang telah mengajukan RIP sebanyak 103 ribu ton untuk bawang putih. Namun pihaknya baru bisa memberikan surat perizinan impor (SPI) untuk bawang putih sebesar 62 ribu ton, sementara sisanya masih harus memenuhi persyaratan.
"Jadi sekarang yang sudah dinyatakan lengkap kurang lebih 62 ribu ton. Sisanya akan segera terbit," imbuh dia.
Advertisement
Total Impor
Sebelumnya, Kementerian Pertanian telah menerbitkan izin Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk bawang putih sebesar 103 ribu ton dari China.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto mengatakan, penerbitan izin impor ini dilakukan karena stok bawang putih di dalam negeri kian menipis, yakni 70 ribu ton. Stok tersebut hanya mampu memenuhi kebutuhan sampai pertengahan Maret mendatang.
"Stok kurang lebih 70 ribu ton. Jadi sampai bulan Maret itu sebetulnya dari stok masih cukup, tetapi kita sudah buka (impor) untuk mengantisipasi sampai dua-tiga bulan ke depan," kata Prihasto saat ditemui usai Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR di Jakarta dikutip Antara, Senin (10/2).
Prihasto memperkirakan impor bawang putih sebesar 103 ribu ton tersebut dapat memenuhi kebutuhan sampai 2-3 bulan ke depan. Adapun kebutuhan konsumsi bawang putih nasional mencapai 560 ribu-850 ribu ton per tahun atau sekitar 47 ribu ton per bulan.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com