Harga Melambung, Pemerintah Batasi Ekspor Masker

Stok masker yang ada di pasaran langsung habis dan harga pun naik usai Presiden Joko Widodo Mengumumkan ada 2 WNI yang terjangkit virus Corona.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Mar 2020, 19:55 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2020, 19:55 WIB
Indonesia Positif Corona, Warga Serbu Pasar Pramuka
Pedagang mengenakan masker di Pasar Pramuka, Jakarta, Senin (2/3/2020). Kedua pasien tersebut merupakan ibu (64) dan anak (31), kini mereka dirawat di ruangan khusus serta kediaman yang dihuni pasien di daerah Depok juga diisolasi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Jokowi-Ma'ruf akan membatasi ekspor masker ke sejumlah negara-negara tujuan. Pembatasan ekspor ini imbas dari kenaikan harga masker di Indonesia pasca presiden mengumumkan ada dua Warga Negara Indonesia (WNI) positif terjangkit virus corona.

"Pemerintah nanti dengan perdagangan mengurangi ekspor daripada masker," kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (2/3/2020).

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, situasi yang terjadi saat ini dikarenakan adanya heboh tentang WNI yang kena virus Korona. Oleh karena itu, stok yang ada di pasaran langsung habis dan harga pun naik.

"Jadi memang itu kan banyak sekarang virus Corona. Jadi ya situasi inilah yang membuat ini," ucapnya.

Menurut dia kejadian seperti ini hanya berlangsung sementara. Pihaknya juga akan melakukan langkah pengecekan secara berkala terhadap jumlah dan harga masker. Namun Agus meyakini jika hingga saat ini stok yang ada di pasaran masih aman.

"Iya kita kan stok dicek semuanya. Otomatis ini kan peningkatan pembelian terhadap masker-masker itu memang kita sudah antisipasi proses ini kita akan lanjutkan lah. Jadi mungkin ini hanya sementara ya. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini semua. Kalau stok aman," jelasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Menkes: Yang Sehat Tak Usah Pakai Masker

Antisipasi Virus Corona di Stasiun Gambir
Calon penumpang kereta api mengenakan masker saat berada di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (31/01). Dalam rangka pencegahan Virus Corona, PT Kereta Api Indonesia (persero) melakukan sosialisasi kepada penumpang dengan membagi-bagikan masker di stasiun Gambir. (merdeka.com/Imam Buhori)

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengimbau masyarakat tak panik soal masuknya virus corona atau Covid19 ke Tanah Air. Terawan menekankan, masyarakat yang sehat tak perlu mengenakan masker.

"Yang sakit yang pakai (masker), yang sehat tidak (usah) pakai dulu," ujar Terawan dalam jumpa pers di Kemenkes, Jakarta Selatan, Senin (2/3/2020).

Terawan menyatakan hal demikian mengingat kepanikan masyarakat yang menyebabkan harga masker meningkat. Tak hanya meningkat, bahkan stok masker mulai menipis.

"Karena kalau harga dan sebagainya, kelangkaan dan sebagainya, itu pasar memang begitu. Semakin kamu cari, semakin langka, semakin kamu beli semakin mahal," kata Terawan.

Terawan menyebut stok masker di rumah sakit masih banyak. Menurut Terawan, jika masyarakat menunjukan tanda-tanda kesehatan yang melemah maka harus segera ke rumah sakit.

"Nanti di rumah sakit juga diberi masker. Tapi kalau sakit, kalau tidak, ya untuk apa pakai masker. Masker itu haknya orang yang sakit," kata Terawan.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyatakan dua warga negara Indonesia yang positif terpapar virus Corona atau Covid-19 sudah dalam keadaan baik. Terawan menyatakan, Corona tidak seganas virus lainnya seperti Flu Burung.

Corona tidak seganas H5N1, Flu Burung dan sebagainya ini dengan mortalitas yang rendah 2 persen atau karena tegantung daerah dan negaranya," ujar Terawan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Senin (2/3/2020).

Terawan memastikan saat ini kedua pasien tersebut dalam kondisi baik."Jadi begini, saya sudah tengok ngecek pasien kondisi baik, enggak ada deman, sesak, makan, komunikasi baik, kondisi sehat lah dia," tegas Terawan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya