Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 akan terkoreksi lebih dalam. Bahkan laju pertumbuhan ekonomi di kuartal II akan lebih buruk dari kuartal I sebesar 2,97 persen.
"Di dalam negeri pertumbuhan ekonomi nasional triwulan kedua dari berbagai data kami pantau akan alami kontraksi. Triwulan (kuartal) II lebih rendah dari triwulan I-2020," kata dia di ruang rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Senin (22/6).
Menurut Perry, pelemahan yang terjadi dapat dilihat dari berbagai indikator komponen pertumbuhan ekonomi yang juga menurun. Misalnya saja kondisi perdagangan ekspor Indonesia berdampak turun sejalan dengan kontralsi perekonomian global.
Advertisement
Â
Baca Juga
Tak hanya itu, konsumsi rumah tangga juga melemah tajam karena terjadinya penurunan pendapatan masyarakat dan aktivitas ekonomi karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Di tambah lagi, realisasi belanja pemerintah yang juga turun di tahun ini.
"Dan ini sumber pertumbuhan ekonomi yang saat ini diharapkan mendorong ekonomi," imbuh dia.
Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi ke depannya akan sangat bergantung dari bagaimana relaksasi PSBB berlangsung dan kecepatan stimulus fiskal yang terjadi di dalam negeri.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kuartal III dan IV Membaik
Sebab jika keduanya berjalan secara maksimal maka, diperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III dan IV akan membaik.
"Secara keserurhan diperkirakn pertumbuhan ekonomi 2020 di ksairan 0,9 persen sampai 1,9 persen dan meningkat di kisaran 5 smp 6 persen di 2021 didorong oleh perbaikan ekonomi global maupun berbagia stimulus yang dilakukan," tandas dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2020 hanya 0,9 Persen
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 menurun. Pada akhir tahun 2020 perekonomian nasional berada pada kisaran 0,9 persen sampai 1,9 persen pada 2020.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan menurun pada kisaran 0,9 persen-1,9 persen pada 2020," kata Perry di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (16/6/2020).
Perry melanjutakan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal kedua tahun ini juga menurun. Meskipun berdasarkan perkembangan terkini menunjukkan berkurangnya berbagai tekanan.
"Pertumbuhan ekonomi nasional diprakirakan menurun pada triwulan II 2020, meskipun perkembangan terkini menunjukkan tekanan mulai berkurang,"
Perry menjabarkan kondisi ekspor menurun sejalan dengan kontraksi perekonomian global. Selain itu, konsumsi rumah tangga dan investasi juga menurun akibat pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengurangi aktivitas ekonomi.
Perkembangan bulan Mei 2020 mengindikasikan tekanan terhadap perekonomian domestik mulai berkurang. Kontraksi ekspor terlihat tidak sedalam prakiraan sebelumnya sejalan peningkatan permintaan dari China.