Harga Minyak Naik Seiring Peningkatan Aktivitas Manufaktur Global

Harga minyak mentah Brent naik 67 sen atau 1,5 persen menjadi USD 41,90 per barel.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 02 Jul 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2020, 08:00 WIB
Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik lebih dari 1 persen pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta) setelah penarikan persediaan minyak mentah AS dari rekor tertinggi dan serangkaian data manufaktur yang positif. Namun lonjakan dalam kasus virus corona menghambat kenaikan.

Dikutip dari CNBC, Kamis (2/7/2020), harga minyak mentah Brent naik 67 sen atau 1,5 persen menjadi USD 41,90 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate naik 44 sen atau 1,1 persen menjadi USD 39,73 per barel.

Persediaan minyak mentah AS turun lebih dari yang diharapkan, yaitu turun 7,2 juta barel pekan lalu, setelah mencapai level tertinggi sepanjang sejarah selama tiga minggu berturut-turut, berdasarkan data Administrasi Informasi Energi. Analis memperkirakan penurunan mencapai 710 ribu barel.

Sebagian besar penarikan disebabkan oleh kilang meningkatkan produksi minyak setelah mengurangi berjalannya musim semi ini karena pandemi corona.

"Sebagian besar kita bergerak maju dalam permintaan dan tidak mundur, meskipun pandangan negatif kasus virus corona meningkat," kata Tony Headrick, Analis Pasar Energi di CHS Hedging.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Peningkatan Aktivitas Ekonomi

Intip Pabrik Pembuatan Pelek Sepeda Motor di China
Dua pekerja mengecek kondisi pelek di pabrik pembuatan pelek sepeda motor di Jinhua, Provinsi Zhejiang, China (14/1). (AFP Photo/China Out)

Peningkatan kegiatan ekonomi global juga mendorong harga minyak. Di China, aktivitas pabrik tumbuh lebih cepat pada Juni.

Sektor manufaktur Jerman mengalami kontraksi pada laju yang lebih lambat pada Juni, sementara aktivitas pabrik Perancis rebound ke pertumbuhan.

Namun, investor berhati-hati setelah lonjakan infeksi di Amerika Serikat dan peringatan dari pakar penyakit menular ternama di AS bahwa jumlahnya dapat segera berlipat ganda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya