Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, hingga data terakhir per 10 Juli 2020, masih ada 19 perusahaan yang berencana melakukan pencatatan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) hingga akhir tahun ini.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Nyoman Gede Yetna menilai, kondisi ini berkebalikan dengan pasar modal di negara lain yang minat pencatatan sahamnya surut akibat wabah pandemi Covid-19.
Baca Juga
"Tren semester 2 pada tahun 2020 menunjukan masih tingginya minat perusahaan untuk melakukan IPO," kata Nyoman, Kamis (16/7/2020).
Advertisement
Adapun 19 perusahaan yang berencana akan melakukan pencatatan saham di BEI berasal dari beberapa sektor. Sebanyak 9 perusahaan dari sektor trade, service and investment, serta 3 perusahaan dari sektor property, real estat dan building construction.
Lalu, 2 perusahaan dari sektor consumer good industry, 2 perusahaan dari sektor agriculture, dan 3 perusahaan lainnya merupakan perusahaan yang bergerak pada sektor basic industry and chemicals, infrastructure utilities and transportation, serta finance.
Selain itu, saat ini terdapat 30 penerbit yang akan menerbitkan 36 emisi obligasi/sukuk yang berada dalam pipeline di BEI. Sebagai catatan, 1 perusahaan dapat menerbitkaan lebih dari 1 emisi obligasi.
Lebih lanjut, Nyoman membandingkan capaian IPO hingga paruh pertama tahun ini dengan semester 2 2019. Hasilnya, jumlah perusahaan tercatat mengalami peningkatan sebesar 59 persen, dan total nilai penawaran umum mengalami peningkatan sebesar 40 persen.
"Harapan kami tentunya kondisi ke depan akan semakin kondusif, sehingga dapat menambah keyakinan perusahaan untuk dapat menggalang dana melalui pasar modal," pungkasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Minat Perusahaan untuk IPO Tetap Besar di Tengah Pandemi Corona
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, keberadaan wabah virus corona (Covid-19) pada tahun ini tidak mengecilkan minat perusahaan untuk melakukan penawaran perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di pasar modal.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, hingga 30 Juni 2020 ada sebanyak 28 emiten yang melakukan pencatatan perdana.
Jumlah tersebut masih jauh lebih banyak dibanding perusahaan yang melantai di pasar saham pada periode sama di 2019, yakni sebanyak 17 perusahaan.
"Pada tahun 2020 ini kami melihat minat perusahaan untuk IPO masih tinggi, khususnya untuk IPO saham dimana untuk jumlah Perusahaan Tercatat baru saham di tahun 2020 per 30 Juni 2020 lebih tinggi bila dibandingkan jumlah perusahaan tercatat baru saham pada tahun sebelumnya," tuturnya, seperti dikutip Selasa (7/7/2020).
Nyoman berharap, dengan adanya beberapa kebijakan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Self Regulatory Organization (SRO) berupa kebijakan potongan 50 persen untuk biaya pencatatan awal saham (ILF), itu dapat membantu dan mendukung perusahaan untuk tetap berencana IPO.
Menurut catatannya, hingga 3 Juli 2020, masih terdapat 21 perusahaan yang datang dari berbagai sektor untuk melakukan pencatatan saham perdana atau IPO di BEI.
Advertisement
Berbagai Sektor
Adapun 21 perusahaan tersebut sebanyak 8 di antaranya berasal dari sektor perdagangan, jasa dan investment. Lalu 4 perusahaan dari sektor properti, real estate dan konstruksi.
Kemudian 3 perusahaan datang dari sektor agrikultur, 6 lainnya merupakan perusahaan yang bergerak pada sektor industri dasar dan kimia, barang konsumsi, utilitas infrastruktur dan transportasi, serta keuangan.
"Selain itu, saat ini terdapat 33 penerbit yang akan menerbitkan 42 emisi obligasi atau sukuk yang berada dalam pipeline di BEI," ujar Nyoman.Â