Rincian Asumsi Makro Ekonomi Indonesia di 2021

Jokowi menyampaikan keterangan pemerintah atas RUU tentang APBN 2021 beserta nota keuangannya, di Gedung MPR/DPR di Jakarta, Jumat 14 Agustus 2020.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 14 Agu 2020, 14:53 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2020, 14:52 WIB
DPR Gelar Sidang Pembuka Masa Persidangan IV
Gedung MPR. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan asumsi makro ekonomi Indonesia pada 2021. Asumsi Ini disampaikan dalam keterangan pemerintah atas RUU tentang APBN 2021 beserta nota keuangannya, di Gedung MPR/DPR di Jakarta, Jumat 14 Agustus 2020.

Asumsi indikator ekonomi makro tersebut, yakni:

- Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mencapai 4,5 persen-5,5 persen

"Tingkat pertumbuhan ekonomi ini diharapkan didukung oleh peningkatan konsumsi domestik dan investasi sebagai motor penggerak utama," jelas Jokowi.

- Inflasi akan tetap terjaga pada tingkat 3 persen untuk mendukung daya beli masyarakat.

- Rupiah diperkirakan bergerak pada kisaran Rp14.600 per US Dollar

- Suku bunga SBN 10 tahun yang diperkirakan sekitar 7,29 persen

- Harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan akan berkisar pada 45 7 US Dollar per barel

- Lifting minyak dan gas bumi diperkirakan masing-masing mencapai 705.000 barel dan 1.007.000 barel setara minyak per hari.

- Defisit anggaran direncanakan sekitar 5,5 persen dari PDB atau sebesar Rp 971,2 triliun dalam RAPBN tahun 2021 

"Defisit ini lebih rendah dibandingkan defisit anggaran di tahun 2020 sekitar 6,34 persen dari PDB atau sebesar Rp1.039,2 triliun," Jokowi menandaaskan.

 

Saksikan video di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya