Liputan6.com, Jakarta - Sejak awal Maret Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan adanya WNI yang positif covid-19, lambat laun sektor kesehatan, sosial, dan ekonomi mulai merasakan dampak dari pandemi tersebut. Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pun tak luput dari tekanan.
Banyak pelaku usaha yang sampai menutup bisnis lantaran daya beli masyarakat menurun. Adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hampir 4 bulan ini membuat kegiatan ekonomi seperti terhenti.
Akhirnya pemerintah pun membuka kembali PSBB, kegiatan usaha pelan-pelan hidup kembali. Pembukaan SPBB tersebut tetapi tetap harus dengan mengedepankan protokol kesehatan.
Advertisement
Di masa transisi new normal Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan banyak pelaku UMKM baru, yakni yang sebelumnya berprofesi sebagai pekerja beralih dan berkecimpung di sektor makanan, minuman, dan lainnya.
Hal tersebut karena banyak dari pekerja yang kena PHK atau dirumahkan, sehingga mereka tidak memiliki penghasilan lagi. Terdorong keinginnan untuk bertahan, banyak orang yang membuka bisnis baru baik sebagai sampingan mapun utama untuk menambah pendapatan di masa sulit saat ini.
“Saat ini yang sedang growing di e-commerce, kalau menurut hasil survei Danareksa Research Institute memang pola konsumsi berubah dari offline ke online. Saya kira yang lagi growing untuk usaha ya di mamin (makan dan minuman) atau kebutuhan primer,” kata Teten kepada liputan6.com, Kamis (3/9/2020).
Selain sektor mamin, komoditas pertanian sangat diminati masyarakat di masa pandemi, Teten menyebut berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan disektor pertanian tumbuh 16 persen.
Saat Teten melakukan kunjungan kerja ke berbagai daerah, ternyata di daerah kegiatan usaha itu tidak terganggu. Artinya orang tetap pergi ke ladang, ke sawah, sehingga produksi terus meningkat.
“Walaupun Ketika saya berdialog dengan nelayan-nelayan di pantura (pantai utara) memang hasil tangkapan nelayan tidak terserap semua, karena memang daya beli masyarakat menurun,” kata Teten Masduki.
Kemudian, alat-alat perlengkapan kesehatan juga banyak peminatnya, seperti masker, alat pelindung diri, hand sanitizer, minuman herbal dan lainnya. Sebab kasus covid-19 masih belum turun.
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Saksikan video pilihan berikut ini:
Kerajinan Tangan
Begitupun, Sekretaris Kemenkop UKM, Rully Indrawan menambahkan, berdasarkan pengamatannya memang sektor kuliner, kerajinan tangan, alat rumah tangga, furniture, pertanian, perkebunan, perikanan, merupakan sektor yang paling banyak dijual dan diminati di masa pandemi.
“Sesuai dengan pengamatan saya, sektor UMKM yang paling banyak diminati pertama sektor kuliner, Kedua adalah produk-produk kerajinan mulai dari kerajinan mainan sampai ke alat rumah tangga, dan furniture; ketiga, pertanian. Itulah tiga sektor yang mayoritas selama pandemi ini diminati oleh masyarakat,” pungkasnya.
Advertisement