Semburan Pertagas Bikin Resto Ikan Asap Tetap Ngebul saat Pandemi

PT Pertamina Gas Operation East Java terus meningkatkan perannya di masyarakat di tengah pandemi Covid-19

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 12 Sep 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2020, 21:00 WIB
20151028-Pertagas Niaga Serius Garap Potensi Pasar Ritel LNG-Kaltim
Petugas melakukan pengisian LNG dari Plant 26 di area kilang LNG Badak, Kaltim, Rabu (28/10). Pertagas terus melakukan terobosan dalam bisnis LNG yaitu dengan menggarap potensi pasar ritel LNG di Kalimantan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai kegiatan usaha sempat lumpuh diterpa pandemi Covid-19 yang hingga kini pun belum berakhir. Pemerintah pun berupaya untuk membangkitkan kembali perekonomian Tanah Air agar bergeliat.

Salah satu usaha yang terkena terpaan pandemi adalah Resto Apung Seba di Desa Penatarsewu, Tanggulangin, Sidoarjo. Namun, kini usaha kuliner tersebut mulai bangkit atas kerjasama dengan PT Pertamina Gas Operation East Java.

Cook Leader Resto Apung Seba Bayu Setyawan menuturkan, resto dengan menu andalan ikan asap ini sempat tidak beroperasi akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan pemerintah daerah dalam upaya penanganan Covid-19. 

Kondisi ini pun membuat permintaan ikan asap menurun dan 25 anggota kelompok resto apung kehilangan penghasilan.

"Sempat lock down, tidak menerima pengunjung," kata Bayu, kepada awak media, di Jakarta, Sabtu (12/9/2020).

Pertagas selaku pembina tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) Desa Penatarsewu ikut turun tangan mengatasi permasalahan yang dialami Resto Apung Seba.

Terbentuknya Program Desa Tangguh dan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 di Desa Penatarsewu, Tanggulangin, Sidoarjo pun dijadikan peluang agar resto yang dibangun Pertagas bersama BUMDes Penatarsewu tetap bertahan di tengah Pandemi Covid-19.

Melalui semburan semangat Pertagas dalam membantu menangani pandemi Covid-19, tercetuslah ide untuk menyediakan makanan untuk Desa Tangguh Satgas Covid-19 dan tim medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoardjo melalui Resto Apung Seba. Alhasil, tungku Resto Apung Seba kembali mengebul dan anggota kelompok resto memperoleh penghasilan kembali.

Dengan memproduksi makanan sehat untuk Satgas Covid-19 dan petugas media RSUD Sidoardjo sampai 990 paket, pendapatan Resto Apung Seba hingga Juni 2020 mencapai Rp 35 juta. Sejak 24 Agustus 2020, resto yang memiliki menu unggulan Panceng, Kelo Kuning, Mangut dan aneka olahan ikan asap tersebut kembali melayani pengunjung untuk makan ditempat, dengan tetap menjalankan protokol kesehatan.

Manager Communication, Relation & CSR PT Pertagas, Zainal Abidin mengungkapkan, Pertagas terus berupaya agar Resto Apung Seba tetap bertahan di tengah Pandemi Covid-19. Untuk memperluas pasar, anak usaha Pertamina tersebut membantu pemasaran lewat layanan pesan antar bekerjasama dengan penyedia aplikasi transportasi online.

"Kita membantu fasilitas layanan pesan antar makanan," ujarnya.

Pertamina Gas Operation East Java juga memberikan solusi dalam pengelolaan limbah. Limbah minyak jelantah sisa produksi Resto Seba dan rumah tangga di Kampung Ikan Asap didaur ulang dengan konsep zero waste.

Pertamina Gas Operation East Java pun melibatkan kelompok resto dan ader PKK Desa Penatarsewu dan Desa Kalitengah, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo dengan menggelar pelatihan pengelolaan minyak jelantah menjadi produk bermanfaat seperti sabun dan lilin. Edukasi dan pelatihan ini bekerjasama dengan Akademi Minim Sampah, Sidoarjo.

Dalam pelatihan tersebut, minyak jelantah diolah menjadi sabun dan lilin. Proses ini tegolong murah dari segi ketersediaan bahan dan mudah untuk dipraktekkan.

"Cukup sediakan jelantah mulai dari 250 ml, setengah sendok teh gula, beberapa gram soda api, air pandan, dan beberapa bahan pelengkap lainnya. Setelah itu dipanaskan lalu diaduk, dan ditempatkan dalam sebuah cetakan sesuai selera.” ujar Vivi Sofiana, pemateri dari Akademi Minim Sampah.

Vivi menambahkan, proses pembuatan dibuat mudah dan menarik agar ibu-ibu tidak kerepotan ketika menerapkan di rumah. “Tujuan kami agar mulai tumbuh kesadaran warga untuk mengolah limbah rumah tangga menjadi lebih bernilai guna," jelasnya.

Ketua PKK Desa Penatarsewu, Nurul Huda menuturkan, selama ini ibu-ibu di Desa Penatarsewu tidak pernah menyimpan minyak goreng setelah beberapa kali dipakai dan belum mengetahui jika bisa dimanfaatkan kembali.

“Di sini kami terbiasa membuang atau diserahkan ke penampung jika minyak goreng sudah beberapa kali dipakai. Dengan adanya pelatihan mengolah jelantah ini, diharapkan kami bisa memanfaatkan puluhan liter minyak menjadi sabun detergen atau cuci tangan," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya