Strategi Pertamina Percepat Alih Kelola Blok Rokan

Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus berupaya mempercepat transfer data eksplorasi dan eksploitasi lapangan utama.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 21 Sep 2020, 13:06 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2020, 12:50 WIB
Lika Liku Kru Kapal Pembawa Gas LPG tak Menginjakkan Kaki di Bumi
Para kru kapal Gas Ambalat Pertamina saat mengawal kelancara penyaluran gas dari dalam tangki ke terminal LPG di Pelabuhan Cirebon. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Jakarta - Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus berupaya mempercepat transfer data eksplorasi dan eksploitasi lapangan utama. Hal ini agar bisa segera menyiapkan kegiatan pemboran 44 sumur di Blok Rokan.

Pertamina menargetkan dapat segera melakukan pemboran tersebut setelah masa peralihan dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PHR pada 9 Agustus 2021.

Direktur Utama PHR RP Yudantoro mengatakan, PHR terus melakukan komunikasi intensif ke pihak CPI agar transisi berjalan lancar. Sehingga bisa menjaga produksi di Blok Rokan dan menahan natural decline rate atau penurunan alamiah dengan melakukan pemboran sesuai target.

“PHR akan memastikan persiapan pemboran pada Agustus sampai Desember 2021 dapat berjalan lancar, karenanya terus dilakukan komunikasi intensif dengan CPI agar proses transfer data, informasi prosedur (SOP) maupun penyiapan lahan dapat berjalan cepat, tanpa kendala yang berarti,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (21/9/2020).

Selain itu, lanjut Yudantoro, saat ini kegiatan transisi yang tengah dilaksanakan antara lain proses konstruksi penggantian pipa ‘trunk line’ sepanjang kurang lebih 364 km yang membawa minyak mentah dari lapangan Rokan ke tangki penampungan di Dumai. Dan selanjutnya dapat menjadi suplai untuk proses pengolahan produk di Kilang Pertamina Dumai.

Yudantoro menambahkan, PHR juga tengah mempersiapkan transisi pekerja Chevron yang nantinya akan diberdayakan di PHR maupun di Pertamina sesuai ketentuan yang berlaku, seperti pekerja di blok alih kelola lainnya yang sudah pernah ditangani Pertamina sebelumnya.

“Dengan dukungan seluruh stakeholder, kita semua berharap transisi di Blok Rokan bisa berjalan dengan baik sehingga bisa menjaga produksi migas untuk mendorong ketahanan dan kemandirian energi nasional,” pungkas Yudantoro.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

PGN Dukung Transisi Blok Rokan dengan Bangun Pipa Lintasi 5 Kabupaten

banner Blok Rokan
banner Blok Rokan (Liputan6.com/Triyasni)

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) melalui PT Pertamina Gas (Pertagas) berkomitmen menyelesaikan pembangunan Pipa Minyak Rokan sesuai target waktu yang telah ditentukan. Pembangunan ini untuk mendukung masa transisi Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina pada 2021.

Direktur Utama PGN Suko Hartono mengungkapkan, proyek strategis dengan nilai investasi USD 300 juta ini, mengoptimasi efisiensi capex yang pada awalnya sebesar USD 450 juta, sehingga besaran penghematannya sebesar USD 150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun.

Efisiensi biaya ini diperoleh dari optimasi dari tahapan penetapan Final Investment Decision (FID) dan proses procurement. Hal ini merupakan upaya bersama dewan pengawas dan manajemen PGN dalam mengawal proyek pipanisasi minyak Rokan Hulu dapat berjalan efektif dan efisien ditengah tantangan ekonomi global dan pandemi.

“Pertagas telah melaksanakan first welding atau pengelasan perdana minggu lalu sebagai langkah awal dalam percepatan penyelesaian tahapan konstruksi,” ungkap Suko, di Jakarta (14/9/2020).

Pada sisi pelaksanaan kontruksi, PGN Solution (PGASOL) selaku anak perusahaan PGN dan PT Pertamina Patra Drilling Contractor (PDC) berkolaborasi mengoptimalkan utilisasi fasilitas eksisting yang sudah ada di sana. Dengan demikian, melalui sinergi berkelanjutan dalam keluarga besar Holding Migas ini dapat memberikan manfaat dan optimisme dalam menekan biaya operasional dan investasi proyek pipa minyak Rokan.

Selain itu, upaya sinergi BUMN juga ditunjukkan dengan menggandeng PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dalam pengadaan material Pipa Minyak Blok Rokan. Sinergi ini merupakan bentuk nyata simbiosis mutualisme dimana PT Krakatau Steel sebagai salah satu pelanggan PGN yang menggunakan gas bumi PGN dapat menyediakan kebutuhan pipa baja yang bermutu dan berdaya saing.

Hal ini merupakan manfaat nyata efisiensi penggunaan gas bumi bagi pemanfaatan produk TKDN yang bisa menghemat biaya pengadaan material sebesar 16 persen.

Upaya efisiensi dan kolaboratif juga ditunjukkan dengan menggandeng SDM lokal agar bisa menggerakkan potensi daerah, tentunya juga dampak berganda secara ekonomi melalui pembangunan proyek Blok Rokan bagi wilayah dan masyarakat sekitar.

"Transfer knowledge merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan SDM dan tentunya penguasaan aspek pemahaman teknologi maupun komersial dalam pembangunan proyek bagi anak bangsa, sehingga pelaksanaan proyek bisa berjalan intensif namun tetap efektif,” jelas Suko.

  

Lintasi 5 Kabupaten

PGN
PGN.

Dengan panjang kurang lebih 367 KM, Pipa Minyak Rokan dengan ukuran 4 inch - 24 inch akan melintas di 5 Kabupaten Kota di Provinsi Riau, Dumai, Bengkalis, Siak, Kampar, dan Rokan Hilir. Pipa ini berpotensi mengangkut minyak diperkirakan kurang lebih 200.000 - 265 ribu barel per hari.

“Setelah dilakukan koordinasi dengan Pertamina Hulu Rokan (PHR), direncanakan akan dilakukan commissiong partial Blok Utara terlebih dahulu pada kuartal ketiga 2021 yaitu Koridor Balam-Bangko-Dumai. Kemudian disusul Blok Selatan yakni Minas-Duri yang ditargetkan on stream pada Triwulan 1 2022,” papar Suko.

Suko menegaskan, PGN grup berkomitmen mengupayakan dukungan terbaik untuk Holding Migas PT Pertamina agar proses transisi pengelolaan Blok Rokan berjalan lancar dan dapat meningkatkan pencapaian efisiensi pembiyaan dalam pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

“Proyek Pipanisasi Minyak Rokan menjadi upaya untuk mendorong efisiensi hulu migas di Indonesia, seiring dengan upaya pemerintah untuk mengurangi impor minyak. Pengerjaan pipa ini, juga dapat memberikan dampak positif bagi pembangunan wilayah, bernilai lebih bagi industri baja dalam negeri, serta diharapkan nantinya mampu berkontribusi secara nyata bagi pergerakan roda perekonomian nasional,” tutup Suko. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya