Liputan6.com, Jakarta Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III diprediksi akan kembali mengalami kontraksi. Dengan begitu, resesi semakin tak terelakkan.
Sekretaris Eksekutif I Komite PCPEN, Raden Pardede menilai, meski masih minus, ekonomi Indonesia kuartal III akan lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya.
Baca Juga
Diketahui, pertumbuhan ekonomi kuata II mengalami kontraksi sebesar minus 5,3 persen. Sedangak untuk kuartal III diperkirakan minus 2,9 hingga 1,1 persen.
Advertisement
"Jelas (pertumbuhan ekonomi) akan lebih baik dari kuartal II. Jelas juga kita tahu tidak akan lebih baik dari kuartal III tahun lalu," katanya dalam diskusi virtual Arah Kebijakan Pemerintah : Keseimbangan Antara Kesehatan Dan Ekonomi, Rabu (23/9/2020).
Raden menyebutkan, jika dibandingkan kuartal II lalu memang terjadi perbaikan aktivitas ekonomi di masyarakat. Salah satunya, kata dia, kenaikan Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia di level 50,8 pada Agustus lalu.
"Apakah itu PMI, apakah itu data-data konsumsi, kemudian data ritel, data penjualan, itu semua di kuartal III kita lihat jauh lebih baik dari kuartal II. Namun dibandingkan tahun lalu posisi kuartal III masih lebih rendah," ungkapnya.
Dengan perbaikan ini, ekonomi nasional juga mulai membaik. Apalagi ekonomi Indonesia sudah berada pada titik terendah pada kuartal II.
Artinya kurva kenaikan semestinya terjadi di kuartal selanjutnya meski resesi.
"Itu adalah satu pegangan yang bisa kita lihat, artinya di kuartal II itu kita sudah hit the bottom. Dan ada kenaikan di kuartal III, nanti akan kita lihat datanya setelah dikeluarkan BPS pada Oktober," pungkas dia.
Menko Airlangga Prediksi Indonesia Bakal Resesi Sampai Akhir Tahun
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan ekonomi Indonesia bakal tetap tumbuh negatif hingga kuartal IV 2020. Menurutnya, kemungkinan terburuk pertumbuhan ekonomi nasional bisa minus 1 persen.Â
Artinya, Indonesia akan tetap resesi karena kuartal II sudah minus 5,32 persen dan kuartal III diprediksi juga tetap pertumbuhan ekonomi juga minus 2,9 persen.
Airlangga mengatakan, kontraksi perekonomian merupakan hal yang lumrah terjadi di setiap negara selama masa pandemi Covid-19 saat ini.
"Di kuartal kedua kita ketahui kita terkontraksi 5,32 persen, dan juga dibandingkan dengan berbagai negara relatif kontraksi kita tidak terlalu dalam," kata dia dalam acara penyaluran KUR bagi UMKM mitra platform digital, Rabu (23/9/2020).
Menurut dia, pemerintah telah memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tetap tumbuh minus hingga kuartal IV 2020, yakni pada kisaran -1,1 persen sampai 0,2 persen.
"Pemerintah melihat tren di kuartal II dan III tentunya akan menentukan kuartal IV, dan range daripada pertumbuhan yang diperkirakan di kuartal III mulai dari -3 sampai -1," ujar dia.
Namun, Airlangga berharap pertumbuhan ekonomi dapat mulai berbalik arah pada 2021. "Berbagai lembaga sudah melihat, bahwa perekonomian Indonesia akan maju di lajur positif 4,5-5,5 persen di 2021," sambungnya.
Keyakinan itu dilontarkannya lantaran penanganan Covid-19 dalam bidang kesehatan mulai menunjukan tren positif. Seperti pada rasio tingkat kesembuhan pasien.
"Tentunya kita melihat ada hal yang positif juga, data menunjukan bahwa tingkat kesembuhan meningkat di Indonesia, 72,7 persen. Ini mendekati rata-rata global di 73 persen," pungkas Airlangga.
Advertisement