Keras, Tudingan Faisal Basri ke Menko Luhut Soal Pekerja Asing

Kedatangan turis lebih banyak menggunakan jalur darat. Tercatat ada 150 ribu turis yang datang namun berasal dari negara tetangga Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Okt 2020, 18:40 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2020, 18:40 WIB
Melihat Para Turis Berlibur di Pantai Kuta Bali
Turis berjalan di pantai Kuta di pulau pariwisata Indonesia di Bali (4/1). Pantai ini dilengkapi lahan parkir di sepanjang pantai, kamar mandi umum, payung pantai, kios makanan dan minuman, serta tempat penyewaan papan selancar. (AFP Photo/Sony Tunbelaka)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Senior INDEF, Faisal Basri mengatakan jumlah turis asing yang masuk ke Indonesia sampai Agustus 2020 tercatat 165 ribu. Namun hanya 5.500 turis yang masuk ke Indonesia menggunakan jalur udara.

"Per Agustus jumlah turis yang masuk itu 165 ribu. tapi yang lewat udara cuma 5.500," kata Faisal dalam diskusi Revisi UU BI & Perppu Reformasi Keuangan: Mau Dibawa Kemana Independensi Bank Sentral?, Jakarta, Kamis (1/10).

Kedatangan turis lebih banyak menggunakan jalur darat. Tercatat ada 150 ribu turis yang datang namun berasal dari negara tetangga Indonesia.

Dia merincikan, turis asing asal Timor Leste yang datang ke Indonesia sebanyak 89.400. Turis asal Malaysia sebanyak 58.300 dan asal Singapura sebanyak 1.200.

"Jadi hampir semua jalur darat itu tetangga yang memang biasa mampir di Indonesia buat makan siang atau liburan gitu," kata Faisal.

Sementara itu turis yang datang melalui jalur udara mayoritas berasal dari China. Faisal menyebut ada 2.500 kedatangan turis asal negeri tirai bambu.

Dia menuding, turis asing asal China itu pekerja asing yang didatangkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

"Jadi yang lewat udara itu 5.500, dari chinanya 2.500. Inilah pekerja-pekerja yang diundang Luhut Binsar Pandjaitan itu. Ribu-ribuan setiap tahun naik, setiap bulan ada saja," papar Faisal.

 


Rapat di Bintan

Doni Monardo
Ketua Satgas COVID-19 Doni saat Rapat Koordinasi Pimpinan (Rakorpim) Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) dan Kementerian/Lembaga (K/L), di Kawasan Wisata Lagoi, Bintan, Kepulauan Riau, Jumat (25/9/2020). (Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Dia menilai, Pemerintah Indonesia terlalu menganggap kedatangan turis bisa menolong sektor pariwisata yang terpuruk sejak awal tahun. Bahkan demi memikat kedatangan turis, pemerintah menggelar rapat koordinasi di Bintan, Kepulauan Riau.

"Pemerintah itu menganggap turis itu segala-galanya. Semua dilakukan sampai rapat kerja di Bintan, 300 kamar penuh," kata dia.

Faisal menyebut jika rapat kerja dilakukan mengikuti protokol kesehatan seharusnya dilakukan secara virtual dari masing-masing kamar. "Tapi kalau mengikuti protokol barangkali rapatnya di kamar masing-masing," kata dia.

Lalu, tambah Faisal, setelah para pejabat negara itu kembali ke Jakarta sektor pariwisata kembali sepi. Sehingga menurutnya, cara yang dilakukan pemerintah tersebut kurang tepat.

"Jadi apa gunanya? Kalau mereka sudah pulang itu mereka sepi lagi. Kan bukan cara seperti itu," pungkasnya.

Reporter:Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya