Booming di Korsel, Konsep Sandwich On the Go Kini Hadir di Indonesia

Sandwich merupakan makanan yang dibuat dari roti (bread) yang diiris dan diisi dengan berbagai isian.

oleh Tira Santia diperbarui 04 Okt 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2020, 11:00 WIB
Sandwich Tousta Toast
Sandwich Tousta Toast

Liputan6.com, Jakarta - Sandwich merupakan makanan yang dibuat dari roti (bread) yang diiris dan diisi dengan berbagai isian. Namun pernahkah Anda mencoba makanan serupa dengan konsep sandwich on-the-go yang disajikan dalam kemasan yang unik dan modern? Jika belum Anda harus mencobanya!

Cyntia (27), Perempuan asal Tangerang ini mengusung konsep yang berbeda dari sandwich pada umumnya yang dijual di Indonesia. Ia mengaku pada awal Februari 2020 terinspirasi gara-gara melihat konten video di YouTube terkait Sandwich on the go yang sedang ramai di Korea Selatan, akhirnya ia membuka bisnis serupa dengan merek “Tousta Toast”.

Nama “Tousta Toast” sendiri diambil dari nama Roti bakar dalam Bahasa korea disebut “Touste” yang diganti menjadi “Tousta”. Dengan mengusung tema "All Day Breakfast", dirinya menghadirkan roti brioche klasik yang diyakini disukai oleh semua orang.

Lantaran sandwich-nya dipadukan dengan filling yang mengenyangkan, dan dirinya hanya menggunakan bahan-bahan yang fresh dan dimasak di tempat, sehingga kualitas produk selalu terjamin.

Terdapat berbagai varian dan harga yang berbeda-beda dimulai dari Rp 18 ribu hingga Rp 36 ribu.  Diantaranya varian The classic toast, spicy tuna and Cheese,  Tori Katsu crispy chicken, original beef patty, salted egg chicken,  smoked chicken and cheese, beef bulgogi toast dan masih banyak lagi.

“Dari bulan Februari 2020 baru banget. Karena kemarin itu sempat lihat lihat di YouTube sandwich on the go di Korea Selatan lagi kekinian banget, jadi bikin deh,” kata Cyntia kepada Liputan6.com, Minggu (4/10/2020).

 

Sandwich Tousta Toast

Dengan modal Rp 150 juta ia mampu membuka  2 cabang sekaligus di daerah Alam Sutera dan Bintaro sektor 9. Memang pada awal usaha merek dagangnya belum banyak diketahui publik, sehingga banyak bahan baku yang busuk dan ia merugi karena tak terjual saat itu.

Meskipun mentok adanya pandemi covid-19 di awal Maret, hal itu tidak menyurutkan usahanya, dirinya tetap bertahan di masa sulit ini. Hal itu dibuktikan, dirinya bisa menghasilkan omset hingga Rp 50 juta perbulan sejak pandemi. walaupun pada awal pandemi modalnya tidak langsung balik, setidaknya ia masih bisa menggaji 5 orang pegawainya hingga kini.

Dirinya mengakui, di masa awal pandemi pendapatan sedikit lambat, namun setelah memasuki masa transisi new normal sudah ada kenaikkan hingga 50 persen, lantaran produknya sudah terdaftar di gofood sehingga penjualannya lebih terbantu.

“Pas PSBB sudah mulai naik 50 persen,  ada karena pas awal usaha itu belum banyak yang pesen go-food. Namun kini, kita sudah ada di grabfood sama go-food sudah ready untuk kedua cabang. Paling jauh waktu itu pernah ada yang pesan dari daerah Fatmawati Jakarta,” ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Manfaatkan Aplikasi dan Sosmed

Sandwich Tousta Toast
Sandwich Tousta Toast

Lanjutnya, Cyntia mengatakan selain terbantu dengan adanya Grabfood dan Gofood, dirinya juga memanfaatkan Instagram ads untuk memasarkan produk makanan nya. Mayoritas pelanggan yang membeli mengetahui sandwich buatannya dari akun Instagram @tousta.id.

“Untungnya pas awal corona itu gojek sama grab food itu aktifnya pas itu juga dan itu juga kebantu dari online order juga sama paling memanfaatkan Instagram. Coba iklan di Instagram lumayan ngaruhnya kan aku suka tanyain juga ke pelanggan tahu dari mana kebanyakan tahu dari Instagram,” ujarnya.

Demikian ia berharap, produk sandwichnya lebih digandrungi lagi oleh khalayak dan berkeinginan membuka cabang lagi dengan konsep franchise di daerah Jabodetabek. Selain itu, dirinya juga tertarik untuk mencoba Free Kitchen Everplate, jika dirinya berkesempatan menang dalam program Generasi Cuan.

“Tertarik banget, saya juga sudah  tanya-tanya ke everplate cuman waktu itu harganya belum masuk ke aku terlalu tinggi cost nya. Ini kesempatan buat saya (kalau join di everplate),” ujarnya.

Ia pun berpesan kepada Generasi Cuan, agar tidak takut mencoba buka usaha, jangan hanya mempelajari teori saja tapi perlu dipraktekkan langsung, sehingga akan lebih mudah majunya. Sekaligus jangan takut gagal dalam berusaha.

“Jangan takut mencoba, soalnya kalau tidak dicoba dan teori doang susah majunya sama jangan takut gagal,” pungkasnya.   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya