Jurus Kementan Antisipasi Badai La Nina

Kementerian Pertanian (Kementan) mengambil langkah baru untuk mengantisipasi Badai La Nina yang akan terjadi.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Okt 2020, 15:33 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2020, 15:33 WIB
Percepat Tanam Mengantisipasi Badai La Nina
Mentan Syahrul Yasin Limpo di ruang Agriculture War Room (AWR), Senin, 26 Oktober 2020. Dok Kementan

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) mengambil sejumlah kebijakan strategis untuk mengantisipasi dan memitigasi dampak badai La Nina yang mulai menerjang sebagian wilayah Indonesia.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, terdapat 7 stimulus kebijakan yang sudah diambil untuk mitigasi La Nina. Salah satunya adalah melakukan pemetaan di seluruh wilayah rawan banjir.

"Kemudian kami mengaplikasikan early warning system dan memantau semua informasi yang ada di BMKG. Kita juga membentuk gerakan brigade banjir (satgas OPT-DPI), brigade tanam, dan brigade panen," ujar Mentan di ruang Agriculture War Room (AWR), Senin, 26 Oktober 2020.

Menurut Mentan, pihaknya juga akan melakukan pompanisasi in-out dari sawah serta rehabilitasi jaringan irigasi tersier atau kuarter. Langkah ini perlu dilakukan untuk mempersiapkan kemungkinan terendamnya sawah serta tanaman.

Karena itu, Mentan berharap para petani segera menggunakan benih tahan genangan seperti Inpara 1 sampai 10, Inpari 29, Inpari 30, Ciherang Sub 1, Inpari 42 Agritan, dan varietas unggul lokal dan sejenisnya.

"Yang paling penting lakukan klaim asuransi usaha tani padi bagi yang sudah mendaftar dan bantuan benih gratis bagi yang puso. Dan terakhir, perbaiki cara pascapanen dengan menggunakan dryer atau pengering dan RMU," katanya.

 

Mentan
Mentan Syahrul Yasin Limpo di ruang Agriculture War Room (AWR), Senin, 26 Oktober 2020. Dok Kementan

Mentan mengatakan, langkah tersebut diambil sesuai arahan Presiden Jokowi yang mengingatkan kepada segenap jajaran instansi terkait untuk mengantisipasi dampak La Nina.

Badai La Nina dengan curah hujan tinggi bisa berdampak pada sektor pertanian, perikanan, perhubungan, dan lingkungan hidup.

Sebagai informasi, Indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation) menunjukkan suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah dan timur dalam kondisi dingin selama enam dasarian terakhir dengan nilai anomali telah melewati angka -0.5°C, yang menjadi ambang batas kategori La Nina. 

Perkembangan nilai anomali suhu muka laut di wilayah tersebut masing-masing adalah -0.6°C pada bulan Agustus, dan -0.9°C pada bulan September 2020.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya