Cerita Nelayan Indonesia Selamat Usai Kapal Nyaris Terseret ke Perairan Malaysia

Bakamla RI melakukan pertolongan terhadap kapal nelayan tradisional yang telah terapung selama dua hari dan hampir terseret arus ke wilayah perairan Malaysia.

oleh Tira Santia diperbarui 30 Okt 2020, 16:30 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2020, 16:30 WIB
Nelayan Indonesia
Nelayan Indonesia. (Dok Bakamla)

Liputan6.com, Jakarta - Bakamla RI melakukan pertolongan terhadap kapal nelayan tradisional yang telah terapung selama dua hari dan hampir terseret arus ke wilayah perairan Malaysia. Kapal tersebut ditemukan di Perairan Kuala Tanjung, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.

Abdulrahman dan keempat temannya pergi melaut dengan harapan dapat pulang dengan membawa hasil tangkapan ikan yang melimpah. Namun nasib baik sedang tidak berpihak kepadanya.

"Secara tiba-tiba, kapal kayu yang digunakannya untuk mencari nafkah mengalami mati mesin. Malangnya lagi, Abdulrahman dan keempat temannya harus terapung-apung selama dua hari di tengah laut, tanpa adanya tanda-tanda kapal nelayan lain yang mendekat ke arahnya," dikutip dari keterangan tertulis Bakamla, Jumat (30/10/2020).

Secercah harapan terlihat saat adanya kapal putih bertuliskan Indonesia Coast Guard mendekat ke arahnya. Melihat kapal kayu yang terapung-apung, Komandan KN. Pulau Dana - 323 Letkol Bakamla Hananto Widhi memerintahkan untuk mendekat. Setelah dilakukan kontak secara visual, awak kapal kayu tersebut memberikan sinyal memohon pertolongan.

Tak perlu waktu lama, Komandan KN. Pulau Dana - 323 mengerahkan personelnya untuk mendekat menggunakan rigid hulled inflatable boat (RHIB).

Personel yang telah sampai di atas kapal kayu melaporkan bahwa kapal mengalami kerusakan dan mati mesin. Menanggapi hal tersebut, kapal ditarik mendekat ke lambung kiri KN. Pulau Dana - 323 dan seluruh awak kapal dipersilahkan untuk beristirahat sejenak di atas KN. Pulau Dana - 323.

Sambil menunggu kapal diperbaiki oleh personel KN. Pulau Dana - 323, Abdulrahman menceritakan kepada Komandan KN. Pulau Dana - 323 bahwa dirinya dan keempat temannya sudah terapung selama dua hari. Mereka juga sudah kehabisan persediaan air minum dan makanan.

"Untung saja kami diselamatkan oleh Bakamla RI, kalau tidak, sebentar lagi kami sudah terbawa arus memasuki perairan Malaysia", ucap Abdulrahman penuh syukur.

Selang beberapa waktu, kapal nelayan sudah selesai diperbaiki. Seluruh nelayan dan kapalnya kembali ke Kuala Tanjung dengan selamat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

1.797 Paket Konversi Dibagikan Pemerintah untuk Nelayan dan Petani Bone

1.797 Paket Konversi Dibagikan Pemerintah untuk Nelayan dan Petani Bone
Sebanyak 1.797 nelayan dan petani di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, menerima paket perdana Program Konversi BBM ke BBG Tahun 2020, Selasa (27/10).(Foto:Dok.Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral)

Sebanyak 1.797 nelayan dan petani di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, menerima paket perdana Program Konversi BBM ke BBG Tahun 2020, Selasa (27/10). Program yang manfaatnya dapat langsung dinikmati ini, disambut gembira masyarakat dan pemerintah daerah setempat.

"Bantuan paket Konversi BBM ke BBG ini merupakan bentuk perhatian Pemerintah kepada nelayan dan petani untuk peningkatan kesejahteraan. Kami mengucapkan terima kasih kepada Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR. Semoga sinergi ini dapat meningkatkan ekonomi nelayan dan petani," ungkap Wakil Bupati Bone Ambo Dalle, mewakili masyarakat Bone pada acara penyerahan simbolis paket perdana Program Konversi BBM ke BBG Tahun 2020.

Dia melanjutkan, pembagian paket konversi BBM ke BBG untuk nelayan Bone tahun 2020 merupakan tahun ketiga. Sebelumnya pada tahun 2018 telah dibagikan sebanyak 947 paket dan berlanjut ke tahun 2019 sebanyak 175 paket. Sedangkan untuk petani, tahun 2020 ini pertama kalinya dibagikan untuk petani di Bone.

Dalam kesempatan ini, Wakil Bupati Bone juga meminta para penerima paket perdana benar-benar memanfaatkan bantuan yang diterima, sehingga ekonomi keluarga di masa pandemi dapat terbantu.

Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Alimuddin Baso dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Pejabat Pembuat Komitmen Program Konversi BBM ke BBG Untuk Nelayan, Irine Yulianingsih mengatakan, anggaran kegiatan ini semula ditiadakan dan dialihkan untuk penanganan Covid-19. Namun oleh Komisi VII DPR RI dimunculkan kembali sehingga dilakukan refocusing anggaran pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral karena program ini menyentuh langsung kepada masyarakat nelayan. 

Pejabat Pembuat Komitmen Program Konversi BBM ke BBG untuk Petani, Safriyanto menambahkan, pandemi Covid-19 juga menjadikan pendistribusian paket perdana ini memiliki tantangan tersendiri. Untuk mencegah penyebaran virus tersebut, pembagiannya menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak fisik (physical distancing) dan pengecekan suhu tubuh para penerima manfaat.

Sementara Anggota Komisi VII DPR Andi Yuliani Paris dalam acara tersebut, mengatakan bahwa nelayan dan petani yang menerima paket perdana ini adalah mereka yang telah memenuhi persyaratan.

"Hanya mereka yang profesinya sebagai nelayan dan petani saja yang menerima paket ini," tegasnya.

Nelayan yang menerima bantuan paket konversi harus memenuhi persyaratan yaitu nelayan pemilik kapal kurang dari 5 GT, kapal berbahan bakar bensin, memiliki daya mesin 13 HP, alat tangkap yang digunakan ramah lingkungan, belum pernah menerima bantuan sejenis dan memiliki Kartu KuSUKA.

Sementara untuk petani, harus memenuhi persyaratan yaitu petani pemilik lahan dengan luas lahan maksimal 0,5 hektar, untuk transmigrasi maksimal dua hektar dengan menunjukan dokumen kepemilikan lahan, memiliki identitas petani yang direkomendasikan oleh kepala desa/camat, dan disahkan oleh kepala daerah dan atau kepala dinas pertanian setempat, memiliki identitas KTP, KK dan Kartu Tani, memiliki pompa air dengan mesin pengerak lebih kecil 6,5 HP, belum pernah menerima bantuan yang sejenis (mesin pompa air) dan mesin pompa air yang dimiliki berbahan bakar bensin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya