Oktober 2020, China Masih Jadi Negara Tujuan Ekspor Terbesar Indonesia

BPS mencatat ekspor Indonesia pada Oktober 2020 sebesar USD 14,39 miliar.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Nov 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2020, 15:00 WIB
Dorong Pertumbuhan Ekonomi Pelindo III Permudah Proses Ekspor Impor
(Foto:@Pelindo III)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada Oktober 2020 sebesar USD 14,39 miliar. Angka ini meningkat 3,09 persen jika dibandingkan posisi bulan sebelumnya, yakni September yang sebesar USD 14,01 miliar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Setianto mengatakan, dari total ekspor Oktober 2020, China masih menjadi negara besar atau tujuan utama Indonesia. Tercatat pada periode itu total ekspor Indonesia ke China mencapai USD 234,7 juta atau setara dengan 8,94 persen.

"Tiongkok alami peningaktan USD 234,7 juta," kata dia dalam video conference, di Kantornya, Jakarta, Senin (16/11/2020).

Kemudian tujuan ekspor terbesar kedua diikuti oleh Malayasia yakni sebesar USD 65,8 juta atau setara dengan 11,37 persen. Selanjutnya yakni Italia, Jermam, Belanda yang masing-masing tercatat sebesar USD 24,9 juta, USD 20,0 juta, dan USD 14,2 juta.

Sedangkan negara yang mengalami penurunan total ekspor adalah Singapura yakni mencapai USD 60,1 juta atau 8,78 persen. Kemudian disusul Amerika Serikat yang hanya tercatat sebesar USD 49,6 juta atau 2,94 persen.

Adapun secara kumulatif pada periode Januari sampai Oktober 2020 China masih merupakan negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai USD 23,2 miliar atau mencapai 18,64 persen. Kemudian diikuti Amerika Serikat dan Jepang yang masing-masing sebesar USD15,1 miliar dan USD 10,4 miliar.

"Komoditas utama yang diekspor ke Tiongkok pada periode tersebut adalah besi/baja, batubara, dan minyak kelapa sawit," tandas dia

Dwi Aditya Putra

Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Neraca Perdagangan Oktober 2020 Surplus USD 3,61 Miliar

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada Oktober 2020 surplus sebesar USD 3,61 miliar. Surplus tersebut terjadi akibat nilai ekspor tercatat lebih tinggi sebesar USD 14,39 miliar sedangkan posisi nilai impor sebesar USD 10,78 miliar.

"Neraca perdagangan kita terjadi surplus sebesar USD3,61 miliar di Okober 2020 ini ini peningkatannya cukup besar karena terjadi penuruan dalam impor kita di Oktober," Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Setianto, dalam video conference di Kantornya, Jakarta, Senin (16/11/2020).

Dia mengatakan, surplus ini jauh lebih besar dibandingkan surplus bulan September 2020 sebesar USD 2,39 miliar. Juga jauh lebih besar dibandingkan dengan posisi bulan Oktober 2019 yang hanya surplus sebesar USD 122 juta.

Jika dirinci surplus neraca perdagangan Indonesia menurut negara, pada posisi Oktober 2020 Amerika Serikat (AS) menjadi terbesar yakni surplus mencapai USD 1,02 miliar. Di mana ekspor Indonesia ke AS mencapai USD 1,6 miliar dan impor USD 609 juta.

Kemudian surplus lainnya juga terjadi dengan Filipinan sebesar USD 570 juta dan India sebesar USD 546 juta.

Sebaliknya ada beberapa negara yang masih mengalami defisit pada Oktober 2020. Di mana dengan Australia defisit sebsar USD 178 juta. Kemudian Ukraina defisit USD 158,1 juta.

"Meskipun Ukraina tidak begitu besar namun menyumbang defisit sebesar minus USD 158 juta," imbuh dia.

Selanjutnya defisit neraca perdagangan Indonesia juga terjadi kepada Hongkong. Yakni tercatat sebesar USD 93,2 juta.

Adapun secara keseuruhan BPS mencatat untuk neraca perdagangan dari Januari sampai Oktober 2020 mengalami surplus USD 17,07 miliar. Surplus ini jauh lebih bagus dibandingkan posisi pada bulan Januari sampai Oktober 2019 yang pada waktu itu mengalami defisit minus USD 2,12 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya