Liputan6.com, Jakarta Kementerian BUMN menghubungi 8 produsen vaksin Covid-19 untuk diajak kerja sama dalam penyediaan vaksin di Indonesia.
Namun nantinya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang akan memberikan keputusan akhir, perusahaan yang akan diajak kerjasama dalam penyediaan vaksin Covid-19.
"Kami bantu beliau (Menkes), sudah kontak 7-8 perusahaan vaksin untuk diberikan opsi mana yang cocok," kata Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Selasa (24/11/2020).
Advertisement
Budi mengaku jika Kementerian BUMN hanya diminta bantuan oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Bantuan untuk menghubungi perusahaan vaksin sesuai yang terdapat di WHO.
Hingga kini sudah ada 11 perusahaan vaksin yang terdaftar di WHO. Jumlah perusahaan vaksin terus bertambah seiring dengan selesainya masa uji klinis tahap 3 yang dilakukan perusahaan pembuat vaksin.
"Kalau tidak salah ada 11 vaksin, bertambah terus klinis trial 3," kata dia.
Beberapa perusahaan vaksin Covid-19 yang dimaksud, antara lain moderna dari Amerika Serikat, Astra Zeneca dari Inggris, beberapa perusahaan vaksin di China dan Spudnik dari Rusia.
Namun khusus perusahaan vaksin dari Rusia belum dihubungi secara resmi."Alternatif lain secara bilateral, perusahaan-perusahaan sudah kami lakukan, opsi-opsi sudah siap," jelas dia.
Selain itu, Budi mengaku juga berkoordinasi secara multilateral melalui kerja sama dengan CEPI. Sebanyak 4 organisasi dunia juga bekerja sama dalam hal pengadaan vaksin Covid-19.
"Kita aktif di CEPI, 4 organisasi dunia yang bekerja sama memberikan akses vaksin terutama negara yang tidak punya uang. Negara miskin seperti Afrika kasihan, rakyat banyak,"Â jelas dia.
"Indonesia, CEPI, Gampi ada 9 opsi. Sisanya clinical trial 2, ada clinical trial 3. Kalau Gapmmi bilang bisa ini Indonesia dapat," sambung Budi.
Reporter:Â Anisya Alfaqir
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Ini
Luhut Klaim Penanganan Covid-19 di Indonesia Dipuji AS hingga Sebut Bisa Dicontoh
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan bercerita soal kunjungannya ke Amerika Serikat pekan lalu.
Pertemuan penting digelar saat itu, salah satunya kunjungan kerja ke White House, istana presiden AS Donald Trump. Luhut bilang, AS mengapresiasi banyak hal dari Indonesia.
"Salah satu yang diapresiasi adalah kepemimpinan Jokowi dan penanganan Covid-19 yang dianggap sangat bisa untuk dicontoh," kata Luhut dalam webinar CEO Networking, Selasa (24/11/2020).
Selain itu, dari aspek ekonomi, Luhut berbincang soal pemeliharaan sisi fiskal dan moneter Indonesia. Dirinya juga berbincang dengan Wakil Presiden AS Mike Pence soal vaksin.
"Tadi malam kami sudah follow up dengan video call dengan Secretary of Health-nya dia Bob dan dengan Wakil Menteri BUMN Budi Sadikin dan juga BPOM untuk mereka juga untuk membuat Pfizer kerja sama dengan PT Bio Farma kita," ujar Luhut.
Lebih dari itu, Luhut juga mengungkapkan maksud dan tujuannya datang ke White House, yaitu untuk memberikan ucapan terima kasih dari Jokowi terhadap Trump atas dedikasi dan kerja sama selama 4 tahun.
"Saya bilang, itu adalah budaya kami menyampaikan rasa terima kasih, penghargaan terhadap teman kerja yang sebentar lagi akan menyelesaikan tugasnya," katanya.
Tak lupa, Jokowi juga berterima kasih atas kesepakatan Generalized System of Preferences (GSP). Untuk Sovereign Wealth Fund, Luhut bilang Indonesia telah menandatangani kerja sama dengan IDFC dengan nominal USD 2 miliar.
Advertisement