Wall Street Fluktuatif, Dow Jones Turun Usai Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah

Indeks saham Dow Jones Industrial Average jatuh pada perdagangan Rabu.

oleh Tira Santia diperbarui 26 Nov 2020, 06:02 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2020, 06:00 WIB
Wall Street Tertekan Kena Imbas Krisis Yunani
Reaksi pasar negatif terhadap penyelesaian utang Yunani membuat indeks saham Dow Jones merosot 348,66 poin ke level 17.598.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks saham Dow Jones Industrial Average jatuh pada perdagangan Rabu, mengambil jeda setelah mencapai tonggak sejarah yang signifikan. Sementara para pedagang terus memantau data pengangguran di Amerika Serikat (AS) yang mengecewakan.

Dikutip dari CNBC, Kamis (26/11/2020), Dow turun sekitar 173,77 poin atau 0,6 persen menjadi 29.872,47. S&P 500 merosot 0,2 persen atau 5,76 poin menjadi 3.629,65 setelah mencapai penutupan tertinggi sepanjang masa di sesi sebelumnya. Sedangkan indeks saham Nasdaq Composite mengungguli dengan naik 0,5 persen atau 57,62 poin menjadi 12.094,40.

Volume perdagangan lebih ringan dari biasanya menjelang liburan Thanksgiving. SPDR S&P 500 ETF Trust (SPY) memperdagangkan lebih dari 33 juta saham, kurang dari setengah volume rata-rata 30 hari sebesar 79,3 juta.

Departemen Tenaga Kerja mengatakan bahwa 778.000 orang mengajukan tunjangan pengangguran untuk pertama kalinya minggu lalu. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan klaim pengangguran awal di 733.000.

“Ada bukti yang membangun bahwa klaim akan mencapai titik terendah dalam waktu dekat dan momentum penurunan (yang sudah melambat) yang telah berlangsung selama berbulan-bulan akan berbalik,” tulis Thomas Simons, Ekonom Pasar Uang di Jefferies.

"Data dua minggu terakhir dengan tegas menegaskan ekspektasi ini," kata lanjut dia.

Salesforce memimpin penurunan Dow, jatuh lebih dari 5 persen setelah Dow Jones melaporkan perusahaan mengadakan pembicaraan untuk membeli Slack Technologies. CNBC kemudian mengkonfirmasi laporan tersebut. Saham Slack melonjak lebih dari 37 persen.

Sektor energi turun 2,4 persen dan merupakan sektor berkinerja terburuk di S&P 500.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dow Tembus Level 30.000

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Dow menembus level di atas 30.000 untuk pertama kalinya pada perdagangan Selasa dan mengumpulkan lebih dari 400 poin. Dow sedang mengejar kenaikan bulanan terbesar sejak 1987 dengan naik lebih dari 12 persen.

"Dow melewati 30.000 mewakili pencapaian tonggak yang ditetapkan tetapi juga menangkap sentimen saat itu bagi investor," kata Scott Knapp, Kepala Strategi Pasar di CUNA Mutual Group.

Russell 2000 melonjak hampir 2 persen pada hari Selasa. Untuk bulan tersebut, Russell naik sekitar 20 persen yang akan menjadi kinerja bulanan terbaiknya. Namun bagaimana pun patokan kapitalisasi kecil merosot 0,5 persen pada perdagangan Rabu.

Infografis Harga Mati DISIPLIN Protokol Kesehatan
Infografis Harga Mati DISIPLIN Protokol Kesehatan (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya