Hati-hati, Inilah 8 Kesalahan Finansial Paling Fatal

Membentuk rencana dan keputusan finansial yang baik bukan hanya tentang menyediakan masa depan.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Des 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 12 Des 2020, 06:00 WIB
[Fimela] Ilustrasi finansial
Ilustrasi kebahagiaan finansial | unsplash.com

Liputan6.com, Jakarta Banyak pasangan menikah kerap berdebat tentang keuangan. Lebih dari setengah masalah dalam pertengkaran berasal dari pembelian yang dianggap "sembrono".

Bahkan pada anak remaja pun, berdasarkan sebuah studi dari H&R Block menunjukkan 58 persen remaja mengatakan keuangannya akan kurang sehat jika dibandingkan dengan keadaan finansial orang tua mereka.

Membentuk rencana dan keputusan finansial yang baik bukan hanya tentang menyediakan masa depan. Tetapi hal tersebutpun juga penting untuk mengurangi rasa kecemasan yang hampir dirasakan oleh semua orang sehari-harinya.

Oleh karena itu, untuk mengurangi stres finansial dan membantu ANnda untuk mempunyai rasa kendali atas kondisi keuangan, berikut ini adalah 8 kesalahan finansial fatal yang bisa dihindari, seperti melansir USA Today, Jumat (11/12/2020):

1. Membelanjakan Lebih dari Penghasilan

Berikut ini adalah salah satu kesalahan finansial yang sangat mudah untuk diidentifikasi dan ditemukan. Jika Anda adalah orang yang selalu berbelanja di luar tingkat penghasilan, maka nantinya hal itu bisa berakibat pada akhirnya.

Entah itu dengan menggunakan kartu kredit secara berlebihan atau meminjam uang dari orang lain, kenyataan tersebut pun banyak dilakukan oran guntuk membeli sesuatu di luar kapabilitas finansialnya.

Karena itu penting untuk membuat anggaran yang realistis dan menaatinya, sehingga nantinya kehidupan akan jauh lebih mudah.

2. Tidak Pernah Menabung

Orang cerdas bisa saja tidak setuju mengenai porsi tabungan yang harus disisihkan untuk dana darurat dan hari tua.

Tapi tidak mempunyai kebiasaan menabung sama sekali, setiap mendapatkan gaji, adalah sebuah tindakan fatal.

Selain kecilnya mempuyai kesempatan memiliki rumah, tetapi orang yang tidak pernah menabung secara naif mengasumsikan bahwa mereka tidak perlu dana untuk kebutuhan darurat.

 

Saksikan Video Ini

3. Tinggal di Tempat yang Terlalu Mahal

Kredit Rumah. Unsplash/ Tierra Mallorca
Kredit Rumah. Unsplash/ Tierra Mallorca

Sebagian besar pakar keuangan menyerankan untuk tidak menghabiskan sebanyak sepertiga dari gaji yang didapat untuk biaya tempat tinggal.

Hal ini pun terlebih berlaku untuk individu yang tidak menghasilkan banyak uang, karena tagihan hunian dengan cepat akan menghabiskan anggaran tanpa disadari.

Jadi jika Anda terlalu memaksakan tinggal di sebuah hunian yang di luar kapabilitas anggaran, maka akan sulit untuk merencanakan tabungan.

4. Berinvestasi dengan keserakahan atau keputusasaan

Menjaga keserakahan tetap terkendali saat melakukan investasi perlu dijaga semua orang. Hampir secara universal benar bahwa investasi dengan tingkat keuntungan besar berarti lebih tinggi juga resikonya.

Anda tidak perlu mengambil risiko besar karena putus asa untuk mendapatkan solusi cepat untuk masalah finansial pribadi.

5. Mencairkan Dana Pensiun Terlalu Cepat

Jika Anda sudah mempunyai tabungan untuk dana pensiun, terkadang memang menggiurkan untuk mencairkan uang tersebut terlalu cepat.

Mencairkan salah satu dana pensiun lebih awal, sering kali bisa menimbulkan penalti yang cukup berat. Selain kerugian nyata dari uang tersebut, terkadang ada kejadian dimana bahwa kamu masih perlu untuk menabungdi masa pensiun nanti.

 

6. Menunggu Terlalu Lama untuk Asuransi Jiwa dan Kecacatan

Ilustrasi keuangan
Mulai menabung dan kumpulkan dana darurat dengan cara efektif yang bisa dilakukan di tengah pandemi virus corona yang melanda. (Foto: Unsplash)

Perusahaan asuransi jiwa tidak berjalan seperti amal, dan mereka menetapkan premi berdasarkan risiko pembayaran.

Oleh karena itu,mengapa menunggu? sebagian besar orang dapat mengambil polis asuransi jiwa yang substansial dan sangat terjangkau di usia 30-an dan bahkan bisa melindungipasangan dan keluarga mereka hingga usia 50-an atau 60-an.

Hal yang sama juga berlaku untuk asuransi kecacatan untuk melindungi penghasilan kamu saat bekerja.

7. Tidak Membuat Wasiat

Niat baik merupakan sebuah bagian penting jika kamu sudah memiliki keluarga. Masih bisa memberikan porsi nafkah penghasilan untuk keluarga saat tragedi melanda, merupakan suatu hal yang terkadang terlupakan oleh banyak orang.

Jadi luangkan waktu untuk melakukan konsultasi dengan profesional yang berkualifikasi dan pastikan bahwa keluarga kamu memegang kendaliaset yang akan ditinggalkan.

 8. Kenali Pola Keuangan Pribadi

Melakukan rencana finansial dan tabungan memang selalu sulit dan bersifat personal. Oleh karena itujangan sampai biarkan persepsi orang lain tentang apa yang "benar" menyesatkan kamu dalam mengolah kondisi finansial pribadi.

Beberapa orang berfikir merupakan sebuah pemborosan untuk sering makan di luar, tapi ada orang lain yang menuntut liburanagar bisa menjaga kewarasan pribadi. Intinya, selama kamu jujur dengan keuangan pribadi, dan tetap mengikutirencana yang realistis, maka rencana atau persepsi orang soal mengatur keuangan tidaklah terlalu penting. Setiap orangmempunyai keunikan situasi finansial masing-masing.

 

Reporter: Yoga Senjaya Putra

 

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya