Rupiah Melemah ke 14.114 per Dolar AS

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.102 per dolar AS hingga 14.120 per dolar AS.

oleh Athika Rahma diperbarui 14 Des 2020, 11:04 WIB
Diterbitkan 14 Des 2020, 10:50 WIB
Donald Trump Kalah Pilpres AS, Rupiah Menguat
Petugas menunjukkan mata uang rupiah dan dolar di Jakarta, Senin (9/11/2020). Rupiah dibuka di angka 14.172 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.210 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) bergerak melemah pada perdagangan Senin ini. Meski demikian, kurs rupiah masih berpotensi menguat seiring persetujuan penggunaan vaksin di Amerika Serikat.

Mengutip Bloomberg, Senin (14/12/2020), rupiah dibuka di angka 14.102 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan sebelumnya yang ada di angka 14.080 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus melemah ke 14.114 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.102 per dolar AS hingga 14.120 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 1,79 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.158 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.102 per dolar AS.

"Rupiah bisa menguat hari ini dengan sentimen positif dari persetujuan penggunaan darurat vaksin Pfizer oleh FDA AS," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra dikutip dari Antara, Senin (14/12/2020).

Persetujuan penggunaan vaksin tersebut menyusul persetujuan yang sudah diberikan oleh Inggris, Kanada, dan Bahrain. Menurut Ariston, penggunaan vaksin bisa mempercepat pemulihan ekonomi global.

Ia menuturkan, nilai tukar negara berkembang juga terlihat menguat terhadap dolar AS pada pagi ini.

"Pelemahan dolar AS ini menunjukkan tren rupiah masih konsolidasi di area support. Mungkin pasar menunggu approval vaksin BPOM," ujar Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi menguat di kisaran Rp14.000 per dolar AS hingga Rp14.150 per dolar AS.

Pada Jumat (11/12/2020) lalu, rupiah ditutup menguat 25 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp14.080 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.105 per dolar AS.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


BI Prediksi Rupiah Bakal Terus Menguat

Rupiah-Melemah-Tipis-Atas-Dolar
Petugas Bank tengah menghitung uang rupiah di Bank BRI Syariah, Jakarta, Selasa (28/2). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan Selasa pekan ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bank Indonesia (BI) mencermati nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus menguat. Hal ini didukung oleh berlanjutnya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar rupiah pada 18 November 2020 menguat sebesar 3,94 persen point to point dibandingkan dengan level akhir Oktober 2020.

"Perkembangan ini melanjutkan penguatan pada bulan sebelumnya sebesar 1,74 persen point to point atau 0,67 persen secara rata-rata dibandingkan dengan tingkat September 2020," jelasnya dalam sesi teleconference, Kamis (19/11/2020).

Menurut dia, selain karena peningkatan aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik, penguatan rupiah juga terjadi seiring dengan turunnya ketidakpastian pasar keuangan global, seeta persepsi positif terhadap prospek perbaikan perekonomian domestik.

Dengan perkembangan ini, Perry mencatat, rupiah sampai dengan 18 November 2020 terdepresiasi sekitar 1,33 persen secara year to date jika dibandingkan akhir 2019 lalu.

"Ke depan, Bank Indonesia memandang bahwa penguatan nilai tukar rupiah berpotensi berlanjut seiring dengan levelnya yang secara fundamental masih undervalued," ujar Perry

"Hal ini didukung oleh defisit transaksi berjalan yang rendah, inflasi yang rendah dan terkendali, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, dan premi risiko di Indonesia yang menurun, dan likuiditas global yang besar," tandasnya. 


Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona
Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya