Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, Indonesia memiliki modal yang cukup kuat dalam pemulihan ekonomi pada 2021. Hal ini sejalan dengan kondisi ekonomo global yang menunjukan adanya tanda perbaikan di tengah amcaman gelombang kedua Covid-19.
"Modal yang cukup kuat yang dimiliki oleh Indonesia terkait dengan pemulihan ekonomi," kata Agus dalam diskusi FMB Menjaga Laju Keberlangsungan Industri di Tengah Pandemi, Rabu (30/12/2020).
Baca Juga
Pemulihan ekonomi sudah dapat dilihat dari aktivitas manufaktur di negara-negara maju dan juga negara berkembang yang mulai memasuki fase ekspansif menggeliat. Meningkatnya aktivitas manufaktur, pun juga terjadi di Indonesia yang terdorong dari peningkatan diferensiasi industri.
Advertisement
"Hal ini mengindikasikan adanya optimisme pelaku sektor bisnis terhadap kondisi perekonomian ke depan," kata dia.
Di sisi lain, berdasarkan proyeksi dari beberapa lembaga internasional terhadap pertumbuhan ekonomi dunia, OECD memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2021 akan sebesar 4 persen.
Word Bank sendiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 4,2 persen dan juga IMF sebesar 5,2 persen.
"Dan indeks proyeksi PDB berapa negara kita bisa lihat bahwa meningkat pada tahun 2021. Sementara PMI di kawasan juga meningkat," jelasnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video pilihan berikut ini:
Bank Mandiri Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,4 Persen di 2021
Sebelumnya, Direktur Treasury and International Banking PT Bank Mandiri (Persero), Panji Irawan yakin ekonomi Indonesia akan pulih di tahun depan, Pemulihan tersebut akan mulai terlihat pada kuartal II 2021. Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan mencapai 4,4 persen.
"Kami meyakini bahwa perekonomian Indonesia akan mampu melewati Pandemi ini dengan pemulihan yang mungkin bisa kita lihat pada kuartal ke dua tahun 2021. Kami memperkirakan pada kuartal I tahun 2021 perekonomian Indonesia sudah bisa balik kembali tumbuh positif, sehingga secara full year akan dapat tumbuh sebesar 4,4 persen," ujar dia dalam webinar Paparan Economic Outlook 2021, Selasa (22/12/2020).
Menurutnya, proyeksi ini didasarkan pada asumsi kurva infeksi Covid-19 dapat dikendalikan. "Alhasil penerapan protokol kesehatan harus lebih diketatkan," paparnya.
Selain itu, adanya prospek pengadaan dan produksi vaksin secara global juga akan memperbaiki kinerja perekonomian global, termasuk Indonesia. "Sehingga masalah pandemi ini bisa cepat teratasi," terangnya.
Panji menambahkan, proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2021 juga ditunjang atas perbaikan berbagai kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 selama beberapa bulan terakhir. Khususnya terkait kebijakan Fiskal dan Moneter.
"Seperti respons kebijakan Fiskal dan Moneter yang sangat kian baik dari Pemerintah dan Otoritas Fiskal, Moneter, dan Perbankan melalui berbagai stimulus kepada perekonomian, sektor riil dan perbankan," ucapnya.
Kemudian, disahkannya Undang-Undang (UU) Cipta Kerja juga menunjukkan komitmen Pemerintah dalammenciptakan iklim investasi di Indonesia yang lebih baik dan kondusif. "Sehingga diyakini realisasi investasi di tanah air akan lebih meningkat sebagai pendorong pemulihan ekonomi nasional," tegasnya.
Terakhir, adanya perbaikan dari harga-harga komoditas utama Indonesia seperti CPO, batubara dan karet. Walhasil akan mendongkrak perekonomian pada beberapa wilayah di Indonesia penghasil komoditas tersebut setelah meningkatnya penerimaan daerah.
"Dengan berbagai perkembangan tersebut, kami meyakini bahwa perekonomian tahun depan dapat tumbuh positif," tukasnya.
Advertisement