Menko Luhut Pastikan Lumbung Pangan di Sumut Mulai Panen Februari 2021

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan melaporkan perkembangan kegiatan food estate di Sumatera Utara.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jan 2021, 10:21 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2021, 10:20 WIB
Menperin Airlangga dan Menko Luhut Hadiri Rakorbidnas III Kemaritiman PDIP
Menko Kemaritiman ‎Luhut Binsar Pandjaitan memberi pemaparan dalam Rakorbidnas III Kemaritiman PDIP, Jakarta, Minggu (8/4). Program ini fokus pada pengembangan Industri Maritim Terintegrasi Gotong Royong (IMT GR). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan melaporkan perkembangan kegiatan food estate atau lumbung pangan di Sumatera Utara.

Dari sisi Kementerian Pertanian, hingga tanggal 12 Januari 2021 tersedia lahan terbuka dan siap tanam. Setidaknya 72 persen dari lahan tersebut sudah ditanami tanaman yakni bawang putih, bawang merah dan kentang.

"Kemarin saya ke sana melihat itu. (Sebanyak) 72 persen lahan tersebut sudah ditanami bawang putih dan sebagainya," kata Luhut dalam Rapat Koordinasi Food Estate di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta Pusat, Senin, (19/1/2020).

Dari 200 hektar lahan yang sudah ditanami, diperkirakan akan mulai dipanen pada minggu kedua bulan Februari 2021. Pemerintah juga telah melaksanakan survei identifikasi dan desain untuk area 785 hektar.

Selain itu, Kementerian Pertanian sudah memiliki desain Jalan Usaha Tani. Usulan pembangunannya akan dilakukan setelah usulan pendanaan disetujui.

Dari sisi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sedang melakukan reservoir dengan kapasitas 1000m3. Konstruksi irigasi tersebut dibangun untuk lahan seluas 200 hektar. Pengerjaan ini ditargetkan selesai pada triwulan II-2021.

"PUPR membuat reservoir seribu meter kubik , sedang diselesaikan," kata Luhut.

Dari sisi Kementerian ATR/BPN, terlaporkan 87 bidang tanah sudah disertifikasi di area 200 hektar. Sementara dari survei inventarisasi status tanah sudah dilakukan di area seluas 1009,05 hektar dan yang teridentifikasi 474 bidang tanah.

"Jadi semua ini bagiannya terlibat, ini program yang terintegrasi," kata dia.

Namun, terkait kepemilikan tanah di [lumbung pangan](https://www.liputan6.com/tag/food-estate "") ini, hambatan yang dialami lantaran banyak lahan yang kepemilikannya sudah turun-menurun. "Pak Sofyan ini bilang, katanya sulit karena banyak tanah yang sudah turun temurun dimiliki," kata dia.

Anisyah Al Faqir

Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jokowi Minta Lumbung Pangan Kelar pada 2021

Mentan Sebut Program Food Estate di Kalteng untuk Ketahanan Pangan
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau lokasi lahan rawa pengembangan food estate atau lumbung pangan dan saluran primer induk UPT A5 di Kapuas.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pembangunan food estate atau lumbung pangan terpadu di dua provinsi selesai pada 2021.

Food estate rencananya berada di Kabupaten Kapuas dan Pulau Pisau, Kalimantan Tengah, seluas sekitar 164,6 ribu hektare.

Ini disampaikan Presiden Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian Tahun 2021.

"Kenapa saya dorong food estate ini harus segera diselesaikan paling tidak tahun ini yang di Sumatera Utara dan di Kalimantan Tengah diselesaikan," kata Jokowi di Istana Negara Jakarta seperti melansir Antara, Senin (11/1/2021).

Jokowi meminta dilakukan evaluasi di lapangan. "Kita evaluasi masalah di lapangan apa, teknologi yang kurang apa? Juga dengan menggunakan teknologi di food estate karena akan menjadi contoh. Kalau semua benar bisa jadi contoh, semua provinsi datang tinggal copy saja," tambah dia.

Food estate rencananya berada di Kabupaten Kapuas dan Pulau Pisau, Kalimantan Tengah, seluas sekitar 164,6 ribu hektare, yang mengawali fokus pada tanaman padi, lahan yang digunakan untuk food estate adalah eks proyek lahan gambut.

Selanjutnya food estate berada di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, yang dikhususkan untuk komoditas hortikultura seluas sekitar 30 ribu hektare.

"Karena percuma kalau bisa berproduksi tapi sedikit, tidak berpengaruh apa-apa ke produk-produk impor tadi. Masalah dari dulu sampai sekarang kenapa misalnya kedelai yang juga di Indonesia bisa tumbuh baik tapi kenapa petani kita tidak mau tanam? Karena harganya kalah dengan kedelai impor," ungkap Jokowi.

Dia pun menegaskan ia akan terus mengikuti perkembangan food estate di dua provinsi itu.

"Saya minta betul-betul di lapangannya diikuti sehingga nantinya apabila di dua provinsi ini lumbung pangan yang kita bangun, food estate yang kita bangun benar, provinsi-provinsi lain akan kita dorong kita berikan dana dari APBN, tapi betul-betul ada return yang diberikan ke negara," tambah Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi mengingatkan bahwa dalam kondisi pandemi COVID-19 sektor pertanian menempati posisi yang semakin sentral.

"Kita tahu FAO memperingatkan potensi terjadinya krisis pangan. Hati-hati mengenai ini. Hati-hati akibat pembatasan mobilitas warga dan bahkan distribusi barang antarnegara, distribusi pangan dunia menjadi terkendala," ungkap Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi bahkan menyebut masalah suplai kedelai juga akibat pembatasan aktivitas tersebut.

"Dan kita tahu beberapa minggu hari terakhir ini, urusan yang berkaitan dengan tahu dan tempe, kedelai menjadi masalah juga karena yang tadi saya sampaikan," kata Presiden Jokowi.

Food estate merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan bahkan peternakan di suatu kawasan. Food estate atau dapat disebut sebagai lumbung pangan dengan skala besar yang peruntukannya adalah menjaga ketahanan pangan secara nasional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya