Bukan China, Inilah Negara dengan Ekonomi Terbaik di Asia saat Pandemi Covid-19

Tak disangka ternyata negara yang memiliki kinerja ekonomi terbaik di Asia bukanlah China. Negara mana?

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jan 2021, 19:16 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2021, 18:40 WIB
ilustrasi bendera Vietnam (AFP)
ilustrasi bendera Vietnam (AFP)

Liputan6.com, Jakarta Semua negara di dunia sedang berjuang menghadapi dampak pandemi Corona Covid-19. Ternyata di Asia, ada negara yang tetap memiliki kondisi perekonomian baik. Bahkan jadi yang terbaik di Asia dalam bidang ekonomi pada 2020.

Prestasi tersebut dicapai berkat tidak adanya kontraksi ekonomi walau satu kuartal pun. Tak disangka ternyata negara yang memiliki kinerja ekonomi terbaik di Asia bukanlah China, melainkan Vietnam. Padahal hingga saat ini pandemi masih melanda hampir seluruh negara di dunia.

Tentunya tidak semua perekonomian di Asia mampu melaporkan angka ekonomi hingga kuartal keempat dan setahun penuh dengan baik. Namun, menurut beberapa perkiraan dari sumber resmi dan lembaga, seperti International Monetary Fund menunjukkan, Vietnam ternyata mampu mengungguli negara lain di Asia.

Melansir laman CNBC, Kamis (28/1/2021), menurut laporan pemerintah yang dirilis pada akhir Desember, diperkirakan ekonomi Vietnam tetap tumbuh hingga 2,9 persen di tahun lalu. Pertumbuhan itu lebih baik dari sebelumnya yakni 2,3 persen yang mampu mengalahkan China selama periode yang sama.

"Dengan kinerja ini, Vietnam telah menghasilkan pertumbuhan ekonomi tertinggi dalam satu tahun di mana seluruh dunia berada dalam resesi yang dalam," kata Ekonom dari Bank of America Global Research dalam laporan bulan ini.

Pertumbuhan ekonomi Vietnam tersebut membuat para ekonom sering mempertanyakan kebenaran data Produk Domestik Bruto (PDB) Vietnam selama beberapa tahun terakhir.

Di samping itu, para ekonom juga tampak optimistis melihat pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang juga akan melesat.

Berikut ini gambaran bagaimana ekonomi Vietnam yang memiliki kinerja ekonomi terbaik di Asia.

1. Masyarakat Vietnam Terkena Covid-19

Menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins, Vietnam telah melaporkan ada lebih dari 1.500 orang yang terinfeksi Virus Korona. Selain itu, setidaknya ada pula 35 kasus kematian akibat terinfeksi Covid-19.

Cara penanganan wabah pandemi di negara Vietnam begitu dipuji secara internasional. Untuk itu, negara berkembang lainnya mungkin bisa lebih mencontoh Vietnam bagaimana negara tersebut dapat meningkatkan perekonomiannya.

Menurut Ekonom Bank of America, perekonomian yang kuat di Vietnam kemungkinan akan terus berlanjut hingga tahun ini. Bank ini memperkirakan ekonomi Vietnam akan terus tumbuh hingga 9,3 persen pada tahun 2021 - lebih tinggi dari ekspansi 6,7 persen yang diproyeksikan Bank Dunia.

 

 

Saksikan Video Ini

Gambaran Kondisi Ekonomi Vietnam Lainnya

Suasana Hanoi Jelang Hari Nasional Vietnam
Seorang wanita mengendarai sepeda di sepanjang gang yang didekorasi dengan bendera nasional Vietnam menjelang perayaan Hari Nasional Vietnam di Hanoi (1/9/2020). Peringatan 75 tahun Hari Nasional Vietnam jatuh pada tanggal 2 September 2020. (AFP Photo/Nhac Nguyen)

2. Kegiatan ekspor yang tangguh

Secara luas, sektor manufaktur Vietnam dikreditkan atas kinerja tahun lalu. Hal itu didukung oleh permintaan ekspor yang terus stabil.

"Mempertimbangkan bahwa Vietnam telah menerima manfaat utama dari tren relokasi/diversifikasi rantai pasokan keluar dari China selama beberapa tahun terakhir, kami melihat cakupan yang lebih besar untuk pertumbuhan ekspor Vietnam di tahun-tahun mendatang," ujar Fitch Solutions dalam laporannya pada bulan Desember.

Selain itu, Vietnam juga telah menandatangani beberapa perjanjian perdagangan baru, seperti dengan Inggris dan Uni Eropa. Perjanjian perdagangan baru tersebut diharapkan dapat meningkatkan arus pedagang secara lebih lanjut.

Di samping itu, ada pula salah satu ancaman yang potensial bagi pertumbuhan ekspor Vietnam. Gareth Leather, Ekonom senior Asia di Capital Economics mengatakan, ancaman tersebut adalah sanksi oleh AS.

Pemerintah AS yang pada saat itu masih dipimpin oleh Presiden Donald Trump menyebut Vietnam sebagai manipulator mata uang. Hal itu tentu memungkinkan pihak AS akan mengambil tindakan hukuman, seperti mempermasalahkan tarif impor dari Vietnam.

Namun, analisis dari Bank Australia ANZ mengatakan, mereka tidak mengharapkan tindakan AS secara cepat. Itu karena Presiden Joe Biden mungkin tidak akan mengambil tindakan keras mengenai masalah tersebut seperti apa yang dilakukan Trump.

3. Pemulihan pelayanan

Walau keadaan ekonomi Vietnam terlihat baik, sektor jasa di negara tersebut ternyata sangat terpukul ketika masa pandemi. Namun, semuanya dapat bangkit kembali menjelang akhir tahun 2020.

Pemulihan sektor jasa, seperti bidang pariwisata, akan menentukan seberapa cepat ekonomi Vietnam kembali ke jalur pra-pandemi. 

Namun, perkiraannya akan ada pertumbuhan hingga 10 persen untuk Vietnam di tahun ini. Hal itu pun salah satu yang paling optimis.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya