Viral Layani Vaksin Covid-19 Berbayar hingga Rp 2,1 Juta, Ini Penjelasan RS Pelni

Viral poster atas nama Rumah Sakit Pelni, atau anak usaha BUMN PT Pelni, yang isinya melayani vaksinasi berbayar.

oleh Athika Rahma diperbarui 02 Feb 2021, 18:13 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2021, 18:10 WIB
Harga Vaksin RS BUMN
Harga Vaksin RS BUMN

Liputan6.com, Jakarta - Vaksinasi Covid-19 massal tengah gencar dilakukan Indonesia demi menekan angka penyebaran virus. Hadir dalam 2 skema, gratis dan mandiri, vaksinasi Covid-19 ditegaskan gratis untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Kendati, beredar poster atas nama Rumah Sakit Pelni, atau anak usaha BUMN PT Pelni, yang isinya melayani vaksinasi berbayar hari ini, Selasa (2/2/2021).

Dalam poster tersebut, tercantum berbagai jenis vaksin dan harganya, misalnya Sinovac seharga Rp 240 ribu per dosis, Pfizer Rp 350 ribu per dosis hingga Sinopharm Rp 2,1 juta per dosis.

Manajemen PT Pertamina Bina Medika IHC selaku Holding RS BUMN menanggapi beredarnya informasi ini.

"Dapat kami sampaikan bahwa RS Pelni tidak memiliki wewenang untuk melakukan pengadaan vaksin. Melihat banyaknya kesalahpahaman yang timbul atas informasi tersebut kami memutuskan untuk menarik informasi tersebut," demikian dikutip dari keterangan resmi Pertamina Bina Medika.

Manajemen holding RS BUMN ini juga membantah informasi harga yang tercantum dalam poster tersebut.

Informasi tersebut bukan merupakan informasi resmi karena sampai hari ini, program vaksin yang berjalan adalah program vaksin pemerintah yang diberikan secara gratis dengan menggunakan produk vaksin Sinovac.

"Sesuai Peraturan Presiden berkaitan dengan pengadaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi dalam rangka penanggulangan pandemi Covid-19, IHC dan grup rumah sakit dibawahnya tidak memiliki wewenang dalam pengadaan vaksin," tegas manajemen Pertamina Bina Medika.

Adapun, seluruh program vaksin adalah dibawah kewenangan Kementerian Kesehatan. Hingga saat ini, belum ada peraturan resmi berkaitan dengan program vaksin mandiri.

"Atas kesalahpahaman dan ketidaknyamanan yang timbul, kami sampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya," tandas manajemen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pengiriman Bahan Baku Vaksin Sinovac Dipercepat, Rampung Juli 2021

Ribuan Tenaga Kesehatan Jalani Vaksinasi di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran
Petugas medis menunjukkan vaksin Coronavac yang akan disuntikan kepada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Vaksinasi kepada 2.630 tenaga kesehatan menjadi prioritas karena bersinggungan langsung dengan pasien. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Juru Bicara PT Bio Farma, Bambang Heriyanto, mengatakan pengiriman bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac dipercepat dari target awal. Proses pengiriman akan selesai pada Juli 2021.

"Pengirimannya akan dilakukan bertahap hingga Juli 2021. Sebelumnya direncanakan November, ini ada percepatan menjadi Juli," tutur Bambang di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Selasa (2/2/2021).

Indonesia pada hari ini kembali menerima pengiriman 10 juta bahan baku ditambah satu juta overfill dari Sinovac. Setelah sebelumnya pada 12 Januari 2021 juga telah menerima kiriman 15 juta dosis bahan baku dengan tambahan 1,5 juta overfill.

"Bahan baku yang kita terima hri ini merupakan bagian dari bahan baku yang didatangkan dari Sinovac sebanyak 140 juta dosis untuk 2021," jelas Bambang.

Diungkapkannya, kedatangan bahan baku vaksin dari Sinovac ini merupakan komitmen pemerintah untuk mempercepat vaksinasi.

"Komitmen pemerintah untuk percepatan program vaksinasi pemerintah Indonesia dengan mendatangkan produk jadi Sinovac sebanyak tiga juta dosis dengan nama CoronaVac," sambungnya.

Vaksin Sinovac yang dimaksud tersebut termasuk untuk 1,5 juta tenaga kesehatan yang berada di garda depan penanganan Covid-19.

Infografis Masyarakat Indonesia Dapat Vaksin Covid-19 Gratis

Infografis Masyarakat Indonesia Dapat Vaksin Covid-19 Gratis. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Masyarakat Indonesia Dapat Vaksin Covid-19 Gratis. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya