Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) bergerak melemah pada perdagangan Jumat ini. pelemahan rupiah ini karena ada indikasi ekonomi AS membaik.Â
Mengutip Bloomberg, Jumat (5/2/2021), rupiah dibuka di angka 14.019 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.015 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus melemah ke 14.045 per dolar AS.
Baca Juga
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.019 per dolar AS hingga 14.045 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah menguat 0,04 persen.
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.062 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.036 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah seiring prospek pemulihan ekonomi Amerika Serikat.
"Rupiah mendapatkan tekanan terhadap dolar AS. Saat ini dolar AS sedang menguat karena prospek pemulihan ekonomi AS," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra dikutip dari Antara.
Data-data ekonomi AS yang dirilis belakangan seperti data tenaga kerja dan data survei aktivitas sektor manufaktur dan jasa, lebih baik dari ekspektasi dan masih berekspansi.
Selain itu, lanjut Ariston, ekspektasi perilisan stimulus fiskal AS senilai 1,9 triliun dolar AS mendukung prospek pemulihan ekonomi AS.
"Di sisi lain, minat pasar terhadap aset berisiko masih tinggi karena prospek stimulus AS tersebut. Ini bisa menahan pelemahan nilai tukar rupiah," ujar Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran 13.980 per dolar AS hingga 14.050 per dolar AS.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sepanjang 2020, Nilai Tukar Rupiah Melemah 2,66 Persen
Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat, selama tahun 2020 secara rerata nilai tukar Rupiah melemah 2,66 persen ke level Rp 14.525 per dolar Amerika Serikat. Sebab pada pada tahun 2019 nilai tukar Rupiah berada di level Rp 14.139 per dolar Amerika Serikat.
"Secara rerata keseluruhan tahun 2020, nilai tukar Rupiah melemah 2,66 persen ke level Rp 14.525 per dolar AS, dari Rp 14.139 per dolar AS pada 2019," tulis Bank Indonesia dalam Buku Laporan Perekonomian Indonesia 2020 yang diluncurkan pada Rabu, (27/1/2021).
Sebagaimana diketahui, Rupiah sempat tertekan di awal virus corona mewabah di Indonesia. Rupiah tertekan hingga mencapai Rp 16.575 per dolar AS pada 23 Maret 2020.
Pada semester II-2020, Rupiah terapresiasi 1,46 persen secara point-to-point (ptp). Hal ini juga sertai dengan volatilitas yang menurun tajam dari 22 persen pada Juni 2020 menjadi 2,65 persen pada Desember 2020.
Secara point-to-point (ptp), Rupiah terdepresiasi 1,19 persen dan ditutup di level Rp 14.050 per dolar Amerika Serikat pada akhir 2020. Meskipun Rupiah terdepresiasi secara tahunan, depresiasi Rupiah lebih terbatas dibandingkan dengan pelemahan beberapa mata uang negara berkembang lainnya, seperti Rand Afrika Selatan, Lira Turki, dan Real Brazil.
Pada tahun 2020, volatilitas nilai tukar Rupiah meningkat menjadi 15,9 persen dari 7,0 persen pada 2019. Namun angka ini masih lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata volatilitas kawasan terutama Randa Afrika Selatan, Real Brazil, dan Lira Turki.
Advertisement