Pertamina Pastikan Semburan Lumpur dari Sumur di Tarakan Berhenti

Pertamina EP Tarakan Field melakukan penanganan natural flow atau semburan sumur PAM 235

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Apr 2021, 11:45 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2021, 11:45 WIB
PT Pertamina EP Cepu (PEPC) melakukan pemancangan Perdana EPC Gas Processing Facisilty (GPF) proyek pengembangan lapangan gas unitisasi Jambaran - Tiung Biru (JTB). Dok Pertamina EP
PT Pertamina EP Cepu (PEPC) melakukan pemancangan Perdana EPC Gas Processing Facisilty (GPF) proyek pengembangan lapangan gas unitisasi Jambaran - Tiung Biru (JTB). Dok Pertamina EP

Liputan6.com, Jakarta - Pertamina EP Tarakan Field sigap melakukan penanganan natural flow atau semburan sumur PAM 235. Natural flow yang terjadi sejak Minggu (4/4), pukul 13:15 WITA, di sumur PAM-235 yang berlokasi di Kawasan Kampung Satu, Tarakan, Kalimantan Timur.

Pada pukul 14:00 WITA, tekanan dari dalam sumur sempat meningkat, dan setelah Tim tanggap darurat Field Tarakan langsung bergerak menangani di lokasi, flow berangsur menurun.

"Benar bahwa ada flowing atau aliran cairan dari sumur PAM-235, dan kami segera tugaskan Tim tanggap darurat Field Tarakan melaksanakan prosedur penanganan seketika itu juga, diantaranya melokalisasi area agar masyarakat sekitar tidak mendekati area sumur. Adapun untuk penyebab kejadian sedang diinvestigasi," ujar General Manager Zona 10 Regional 3 Pertamina Sub Holding Upstream Krisna dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (5/4/2021).

Lebih lanjut, Krisna juga menambahkan bahwa Tim telah melakukan prosedur gas test di sekitar area sumur untuk memastikan tidak adanya resiko keselamatan, dengan hasil pengukuran kandungan gas menunjukkan 0 persen, atau aman dari gas berbahaya dan beracun.

"Pagi ini, Senin 05 April 2021, Alhamdulillah flow sumur sudah dapat dihentikan pada pukul 10:15 WITA", tambah Krisna.

Sumur PAM-235 merupakan bagian dari Sumur aktif Field Tarakan yang menghasilkan produksi sekitar 7 barel minyak per hari (bph). Field Tarakan merupakan salah satu lapangan yang dikelola oleh Pertamina Sub Holding Upstream dan termasuk ke dalam Zona 10, dengan produksi minyak 1.861 bph, dan produksi gas 2,14 juta standar kaki kubik per hari.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dampak Banjir NTT, Pertamina Siapkan Jalur Alternatif Distribusi BBM

Banjir bandang ancam rumah warga, Desa Bhera, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka, NTT. (Liputan6.com/ Dionisius Wilibardus)
Banjir bandang ancam rumah warga, Desa Bhera, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka, NTT. (Liputan6.com/ Dionisius Wilibardus)

Cuaca ekstrem hujan deras yang merata hampir di seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) selama dua hari berdampak pada jalur distribusi bahan bakar minyak (BBM) di beberapa wilayah. Semenjak Sabtu (3/4/2021), Pertamina telah menyiagakan langkah antisipasi untuk penyaluran BBM bagi masyarakat.

Beberapa daerah dengan potensi terdampak diantaranya Pulau Adonara, Kabupaten Malaka Bagian Barat dan Kabupaten Timor Tengah Bagian Selatan. Pihak Pertamina sudah menyiapkan pola distribusi alternatif dalam kondisi cuaca ekstrim seperti saat ini.

Manager Communication & CSR, Marketing Region Jatimbalinus PT Pertamina Sub Holding Commercial & Trading, Deden Mochammad Idhani, mengatakan bahwa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kompak No. 56.862.02 beserta satu lokasi Agen Minyak Tanah (AMT) terkena banjir. Empat Mobil Tangki (MT) untuk distribusi BBM juga terjebak dalam banjir tersebut.

Pada Minggu, 4 April 2021, produk minyak tanah sebanyak 10 Kilo Liter (KL) sudah dapat disalurkan di kawasan Kota Adonara. Jalur pengiriman BBM ke Pulau Adonara dari Fuel Terminal (FT) Larantuka di Pulau Flores akan segera kembali pulih menunggu perizinan dari syahbandar untuk menempuh jalur laut yang dinyatakan aman.

Nantinya, Mobil Tangki BBM Industri sudah disiagakan untuk mendistribusikan BBM ke lembaga penyalur dari kapal pengangkut BBM.

Putusnya akses utama jembatan Benenai, di Kabupaten Malaka Bagian Barat, Pulau Timor juga memiliki potensi menghambat penyaluran BBM ke SPBU Kompak No. 56.857.01 di Wewilu.

Alternatif pengiriman BBM dan minyak tanah akan dialihkan menggunakan kemasan dari Terminal Atapupu, sambil menunggu jalur distribusi dari Fuel Terminal Tenau di Kota Kupang dinyatakan aman untuk dilalui oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Jalur Trans Pulau Timor tepatnya di Timor Tengah Selatan ke Timor Tengah Utara yang mengalami longsor, saat ini dalam penanganan bersama oleh berbagai pihak.

"Diharapkan siang ini sudah dapat ditempuh oleh mobil Tangki untuk menyalurkan BBM ke enam SPBU yang berada di jalur poros tersebut," kata Deden dalam keterangannya pada Senin (5/4/2021).

Deden menambahkan, di Lembata dan Sumba Timur juga terjadi banjir, namun dapat dipastikan akses distribusi BBM dan sarana prasarana SPBU di kedua wilayah tersebut tetap aman untuk beroperasi melayani kebutuhan masyarakat.

Terminal Penyangga

Banjir Bandang melanda Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (4/4/2021).
Banjir Bandang melanda Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (4/4/2021). (Foto: Dokumentasi BNPB)

Pertamina juga menyiagakan Fuel Terminal penyangga suplai BBM di wilayah NTT dalam kondisi bencana seperti ini.

Fuel Terminal Reo, Fuel Terminal Maumere dan Fuel Terminal Ende dalam kondisi siap beroperasi penuh mendukung penyaluran bagi daerah lain yang akses distribusinya terhambat.

"Pertamina bersama dengan BPBD Provinsi NTT juga sudah berkoordinasi dan akan segera turun ke wilayah-wilayah tersebut untuk menyalurkan Program Pertamina Peduli guna membantu masyarakat yang terdampak cuaca ekstrem ini," ungkap Deden. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya