Begini Kondisi Penduduk Dunia Kala Mata Uang Kripto Resmi Jadi Alat Transaksi

Mata uang kripto dan bitcoin akan ikut warnai transaksi perdagangan internasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Apr 2021, 20:15 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2021, 20:15 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi memperkirakan, mata uang kripto (cryptocurrency) dan bitcoin akan ikut warnai transaksi perdagangan internasional.

Hal ini tercermin dari transaksi perdagangan internasional per tahun tumbuh 3,4 persen dan diperkirakan investasi di negara berkembang atau emerging market akan tumbuh 6 persen.

Melihat pesatnya pertumbuhan perdagangan dan investasi tersebut, bukan tidak mungkin alat tukar pembayaran atau currency yang digunakan juga akan semakin beragam. Termasuk cryptocurrency dan bitcoin.

"Kita prediksi currency seperti Euro, US Dollar, Poundstrelling, Yen akan berubah jadi currency regional. Bahkan cryptocurrency dan Bitcoin juga akan memberikan warna sendiri ke currency dunia," jelas Mendag Lutfi dalam acara MilenialHub 2021, Sabtu (17/4).

Dia mengatakan, kondisi tersebut akan membuat perekonomian dunia terpecah dan kekuatannya tidak lagi didominasi oleh negara-negara penting, seperti G20 yang mempresentasikan lebih dari 70 persen ekonomi dunia.

"Dengan adanya pembagian currency utama, ekonomi dunia akan merata di seluruh bagian," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kelas Menengah

Ilustrasi bursa aset kripto Tokocrypto
Ilustrasi bursa aset kripto Tokocrypto

Dia melanjutkan, ketika ekonomi sudah merata di seluruh dunia, akan ada 8,1 miliar orang dari 9,45 miliar orang di dunia akan menjadi masyarakat kelompok kelas menengah atau middle class.

Kelompok masyarakat kelas menengah ini, penting untuk meningkatkan perekonomian, baik dari sektor konsumsi dan memperbaiki ekonomi dunia secara keseluruhan.

"Middle class ini adalah keluarga-keluarga yang membeli kendaraan pertama, AC kedua dan ini penting bagi perekonomian dunia," jelasnya.

"Kita juga melihat natural resources sangat penting, karena pertumbuhan populasi di Asia dan Afrika sangat tinggi menyebabkan natural resources itu naiknya bukan pengkalian tapi eksponensial," lanjutnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya