Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani membeberkan, kondisi ekonomi Indonesia mengalami perbaikan meski pandemi masih berlangsung. Hal ini tercermin dari beberapa faktor mulai dari penanganan Covid-19 hingga aktivitas ekonomi yang berangsur pulih.
Dirinya mengingatkan agar masyarakat Indonesia selalu waspada karena lonjakan kasus Covid-19 bisa terjadi kapan saja.
Baca Juga
"Lonjakan kasus Covid-19 di India yang sangat dramatis ini menjalar ke berbagai negara dan menimbulkan ketidakpastian lagi," ujar Sri Mulyani dalam rapat paripurna DPR, Kamis (20/5/2021).
Advertisement
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menekankan pentingnya solidaritas seluruh negara untuk menangani penyebaran Covid-19 agar pandemi ini segera selesai, misalnya dalam penyediaan vaksin.
Akses vaksin harus tersedia di seluruh negara secara merata. Dirinya menyebutkan, negara dengan akses dan kemampuan vaksinasi yang tinggi memiliki potensi untuk pulih lebih cepat.
Oleh karenanya, jika masalah vaksin belum selesai, maka pandemi masih akan tetap berlangsung.
"Memadainya vaksin bagi seluruh negara juga semakin mendukung terjadinya pemulihan dimana saat ini, beberapa indikator ekonomi telah menggambarkan perbaikan," katanya.
Misalnya, pasar keuangan global cenderung stabil tercermin dari turunnya indeks volatilitas di pasar saham dan pasar obligasi global. Aliran modal ke negara berkembang seperti Indonesia juga menunjukkan tren yang positif.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sri Mulyani Usul Pertumbuhan Ekonomi 5,8 Persen di RAPBN 2022
Pemerintah mengusulkan indikator ekonomi makro untuk pertumbuhan ekonomi dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 sebesar 5,2 persen sampai dengan 5,8 persen. Sementara inflasi berada di kisaran 2,0 sampai 4.0 persen.
"Dokumen yang kami serahkan hari ini akan digunakan sebagai bahan pembicaraan pendahuluan di dalam penyusunan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN Tahun 2022," ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam Sidang Paripurna DPR RI Masa Persidangan V Tahun Sidang 2020-2021, Kamis (20/5).
Selain itu, pemerintah juga mengusulkan tingkat suku bunga SUN 10 Tahun sebesar 6,32 - 7,27 persen,nilai tukar Rupiah Rp13.900 - Rp15.000 per USD, harga minyak mentah Indonesia USD55 - 65 per barel.
Kemudian untuk lifting minyak bumi diusukan sebesar 686 - 726 ribu barel per hari dan lifting gas bumi 1.031 - 1.103 ribu barel setara minyak per hari.
"Belajar dari kondisi dinamika dalam penanganan Covid-19 dan dampaknya yang sangat luas, juga tantangan struktural yang harus diatasi dalam perekonomian kita, maka arsitektur kebijakan fiskal harus bersifat antisipatif, responsif, dan pragmatis, namun tetap fokus pada tercapainya tujuan jangka panjang," pungkas Sri Mulyani.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.comÂ
Advertisement