Pemerintah Waspadai Peningkatan Kasus Covid-19 Usai Libur Idul Fitri

Sejak berakhirnya periode libur Idul Fitri, kasus harian terkonfirmasi Covid-19 mulai mengalami tren peningkatan.

oleh Tira Santia diperbarui 25 Mei 2021, 09:47 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2021, 20:57 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberi keterangan pers usai Rapat Terbatas Penanganan Pandemi COVID-19, Senin (24/5/2021) di Istana Kepresidenan Jakarta. (Humas Sekretariat Kabinet/Rahmat)

Liputan6.com, Jakarta - Penanganan kasus covid-19 di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Namun pemerintah tak mau lengah dan tetap waspada dengan peningkatan signifikanjumlah kasus dan Bed Occupancy Ratio (BOR) di sebagian besar provinsi di Sumatera, dan ditemukannya beberapa kasus varian baru Covid-19 Inggris dan India.

Terlebih sejak berakhirnya periode libur Idul Fitri, kasus harian terkonfirmasi Covid-19 mulai mengalami tren peningkatan. Kasus Aktif nasional, setelah turun menjadi 87.514 kasus pada 18 Mei, mengalami tren kenaikan dan per 24 Mei ini sebanyak 93.393 kasus.

“Kami terus memonitor, dalam 1 minggu ini kita melihat ada tren peningkatan kasus. Walaupun masih terkontrol, namun harus meningkatkan kewaspadaan kita,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam keterangan tertulis, Senin (24/5/2021).

Meskipun kasus aktif nasional Covid-19 menurun 47,5 persen dari puncak kasus di 5 Februari 2021 sebanyak 176.672 kasus menjadi 92.847 kasus pada 23 Mei 2021, namun sejak 19 Mei 2021, khususnya dalam 5 hari terakhir, telah terjadi kenaikan jumlah kasus aktif. Oleh karena itu, sangat penting untuk mewaspadai potensi lonjakan kasus aktif setelah pelaksanaan libur panjang Idul Fitri minggu yang lalu.

Kasus aktif 56,4 persen berasal dari Pulau Jawa dan 21,3 persen dari Pulau Sumatera. 5 provinsi dengan kasus aktif terbesar berkontribusi atas 65 persen kasus aktif tingkat nasional, antara lain yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta, Papua, Jawa Tengah, dan Riau.

Saat ini paling tidak terdapat 10 provinsi yang menunjukkan peningkatan kasus aktif dan 24 provinsi menunjukkan penurunan. 10 provinsi yang kasus aktifnya meningkat antara lain Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, NTB, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Maluku,dan Maluku Utara.

Sejumlah Provinsi Non-PPKM Mikro yaitu Gorontalo, Maluku, Maluku Utara mengalami peningkatan kasus aktif. Oleh karena itu, bagi 4 provinsi yang belum menerapkan PPKM Mikro yaitu Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, dan Sulawesi Barat) akan mulai diterapkan PPKM Mikro pada tahap selanjutnya yaitu pada tanggal 1 sampai dengan 14 Juni 2021.

Secara nasional, BOR masih berada di level yang aman yakni 31 persen. Dengan adanya kenaikan tren kasus aktif di sejumlah provinsi di Sumatera, menyebabkan BOR di seluruh provinsi di Sumatera, kecuali Bengkulu, lebih tinggi dibandingkan BOR nasional. BOR tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu 60 persen, kemudian di Sumatera Utara mencapai 58 persen, dan diikuti di Riau di angka 55 persen.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Klaster Baru

Warga Cipayung Lakukan Penguncian Mandiri
Petugas usai melakukan tes usap PCR Covid-19 warga di Jalan As-Syafiiyah, Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (21/5/2021). Sebanyak 51 orang warga di RT03/RW03 Kelurahan Cilangkap Kecamatan Cipayung positif Covid-19 yang berasal dari klaster halal bi halal saat lebaran Idul Fitri. (Liputan6.com/Herman Za

Ada beberapa variabel yang menyebabkan kasus aktif meningkat terutama sesudah Lebaran, yakni eksternal faktor dan endogen faktor. “Kombinasi antara faktor eksternal berupa mobilisasi dan faktor endogen berupa mutasi dari virus akan menyebabkan kasus ini akan meningkat beberapa saat ke depan. Kita mesti tetap menjaga protokol kesehatan,” tegas Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono.

Pasca libur Ramadan dan Idul Fitri, terbentuk beberapa klaster baru penularan Covid-19, diantaranya yang menjadi perhatian adalah klaster perumahan di Griya Melati Kelurahan Bubulak Kota Bogor dengan 46 Warga yang positif, juga klaster kegiatan halalbihalal warga di Kelurahan Cilangkap Kecamatan Cipayung Jakarta Timur dengan 81 warga yang positif, serta beberapa klaster lain sebelumnya, yaitu klaster tarawih di Pati, Banyumas, Banyuwangi, dan Malang; klaster pemudik diKlaten, Cianjur, dan Garut; juga beberapa klaster di daerah lainnya.

Untuk mengantisipasi peningkatan kasus pasca libur lebaran, Pemerintah melakukan pengecekan acak (Random-Test) terhadap pelaku perjalanan darat dari provinsi di Jawa menuju Jakarta. Hasil pemeriksaan kesehatan tanggal 15-22 Mei 2021 dilakukan terhadap 156.162 orang dengan RapidTest Antigen di titik penyekatan, menunjukkan hasil positif Covid-19 sebanyak 1.064 orang (0,6 persen).

Sedangkan pemeriksaan kesehatan dengan GeNose di titik keberangkatan terhadap 340.047 orang menunjukkan 6.925 orang (2,0 persen) positif Covid-19.

Sedangkan pelaksanaan Mandatory-Check untuk pelaku perjalanan darat dari Pulau Sumatera ke Jawa, pada periode 15 – 24 Mei 2021 dilakukan di 7 titik sebelum penyeberangan dan di Pelabuhan Bakauheni (Lampung). Dari pemeriksaan yang dilakukan terhadap 59.967 orang dengan RTAntigen menunjukkan 532 orang (0,89 persen) dengan hasil positif Covid-19. Oleh karena itu, telah diputuskan akan diberlakukan perpanjangan pemberlakuan Mandatory-Check sampai dengan 31 Mei 2021, untuk pelaku perjalanan dari Sumatera ke Jawa.

Pemerintah juga mewaspadai adanya Variants of Concern Virus Covid-19 dari Luar Negeri, salah satunya adalah kasus klaster Kapal MV Hilma Bulker di Cilacap, yang mengakibatkan 14 ABK positif Covid-19 varian B.1.617. Hasil tracing terhadap Nakes dan Kontak Nakes sebanyak 179 orang juga menunjukkan ada 47 orang yang positif. Kasus ini menjadikan perhatian serius untuk pengetatan terhadap kapal yang datang dari negara yang sedang mengalami kenaikan kasus sangat tinggi dan negara asal varian baru Covid-19.

 


Vaksinasi

FOTO: 14.890.933 Orang Sudah Disuntik Vaksin COVID-19 Dosis Pertama
Petugas medis menyuntikkan vaksin COVID-19 Astrazeneca kepada pekerja ritel di GOR Tanjung Duren, Jakarta Barat, Senin (24/5/2021). Kementerian Kesehatan menargetkan 40.349.049 orang di Indonesia mendapat vaksinasi COVID-19 dosis pertama. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Hasil pelaksanaan vaksinasi, Indonesia termasuk salah satu negara yang terbanyak dalam hal penyuntikan yang dilakukan oleh negara yang bukan produsen vaksin. Saat ini, total vaksinasi sudah mencapai lebih dari 24,81 juta dosis. Penduduk Indonesia yang telah menerima vaksin Covid-19 secara lengkap sejumlah 9,88 Juta.

Kedatangan vaksin Covid-19 selanjutnya akan tiba pada 25 Mei 2021 sebanyak 8 juta dosis bulk vaksin Sinovac. Sehingga total vaksin yang diterima akan menjadi sebanyak 83,9 juta dosis.

Terkait perkembangan pemulihan ekonomi nasional, sejumlah leading indicators menunjukkan tren perbaikan. Pada April 2021 PMI Markit Indonesia menggapai 54,6. Penjualan kendaraan bermotor pada April juga meningkat menjadi 227,5 persen (yoy). Indeks Keyakinan Konsumen pada April 2021 mencapai 101,5 persen. Ditambah lagi, tren kenaikan pertumbuhan penjualan ritel, konsumsi listrik, dan pengeluaran konsumen yang juga terus meningkat.

Indikator ketenagakerjaan juga menunjukkan perbaikan dimana dampak pandemi COVID-19 telah berkurang terhadap tenaga kerja Indonesia. Pengangguran di Indonesia kembali menurun menjadi 6,26 persen dari sebelumnya 7,07 persen di bulan Agustus 2020. Penduduk usia kerja yang terdampak Covid19 juga menurun dari 29,12 juta orang di Agustus 2020 menjadi 19,10 juta orang pada Februari 2021. Jumlah pekerja terdampak yang mengalami penurunan paling banyak adalah pekerja yangmengalami pengurangan jam kerja, dari 24,03 juta di Agustus 2020, menjadi 15,72 juta pekerja.

Neraca Perdagangan April 2021 mencatatkan surplus USD 2,19 miliar dengan pertumbuhan ekspor yang mencapai 51,94%, sementara impor tumbuh 29,93 persen. Surplus didorong oleh pertumbuhan ekspor sektor industri yang dapat tumbuh sebesar 25,96 persen (yoy) pada periode Januari-April 2021. Secara kumulatif, Neraca Perdagangan pada Januari hingga April 2021 menunjukkan surplus USD 7,72 miliar, tertinggi sejak 2016. Surplus yang terjadi pada Neraca Perdagangan April 2021 telah menjadikan Indonesia sebagai negara yang mengalami surplus selama 12 Bulan berturut-turut.

Senada dengan Airlangga dan Dante, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo juga mengajak masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. “Walaupun secara menyeluruh tren kenaikannya relatif kecil dibanding tahun lalu, kami dari Satgas di bawah arahan Bapak Menko dan petunjuk Bapak Presiden, tetap waspada dan kita tidak boleh lengah, selalu menaati protokol kesehatan. Kepatuhan kepada protokol kesehatan jangan kendor dan harus ada kelompokmasyarakat yang saling mengingatkan,” tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya