Strategi Perbankan Jaga Kualitas Kredit di Tengah Pandemi

Risiko kredit memang menjadi tantangan tersendiri bagi perbankan mengingat Indonesia masih diliputi dengan kondisi Pandemi Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mei 2021, 16:22 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2021, 16:00 WIB
Ilustrasi Bank
Ilustrasi Bank

Liputan6.com, Jakarta - Seiring dengan meningkatnya permintaan kredit sebagai tanda mulai pulihnya perekonomian dari pandemi Covid-19, Bank DKI di kuartal I 2021, membukukan pertumbuhan kredit sebesar 3,96 persen secara YoY menjadi Rp33,66 triliun per Maret 2021 dibanding periode sebelumnya sebesar Rp32,37 triliun.

Meski demikian, Bank DKI tetap menerapkan berbagai inisiatif dan pengelolaan risiko yang efektif untuk menjaga kenaikan risiko kredit bermasalah. Penyaluran kredit dan pembiayaan juga dilakukan dengan sangat selektif dan memperhatikan prinsip kehati-hatian.

Demikian disampaikan Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Herry Djufraini dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (26/5/2021).

Pada kuartal I 2021, Rasio NPL Gross Bank DKI masih terkendali di level 3,19 persen sedikit meningkat sebesar 0,10 persen dibandingkan dengan kuartal I 2020 sebesar 3,09 persen.

"Peningkatan rasio NPL Bank DKI tersebut masih berada dibawah peningkatan rasio NPL Industri perbankan yang tercatat sebesar 0,40 persen, dari semula sebesar 2,77 persen di kuartal I 2020 menjadi sebesar 3,17 persen di kuartal I 2021," kata Herry.

Sedangkan NPL Net Bank DKI pada kuartal I 2021 tercatat sebesar 0,62 persen dan berada dibawah rasio NPL Net industri perbankan nasional sebesar 1,02 persen.

Hal ini menunjukkan bahwa Bank DKI telah mengantisipasi potensi risiko dengan melakukan pencadangan meskipun terdapat program restrukturisasi.

"Risiko kredit memang menjadi tantangan tersendiri bagi perbankan mengingat kita masih diliputi dengan kondisi Pandemi Covid-19. Kita sangat bersyukur OJK melakukan perpanjangan ketentuan relaksasi hingga tahun 2022. Hal tersebut tentunya memberikan keleluasaan bagi industri perbankan dalam mengelola risiko kredit dengan lebih baik," jelas Herry.

Lebih lanjut Herry menyampaikan, bahwa Bank DKI telah melakukan sejumlah upaya perbaikan rasio kredit bermasalah melalui penagihan kredit secara intensif, pengambilalihan agunan, lelang agunan kredit, restrukturisasi kredit melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), dan hapus buku.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kinerja Positif

Ilustrasi bank
Ilustrasi bank (Sumber: Istockphoto)

Herry juga menyampaikan selain pertumbuhan kredit, indikator kinerja keuangan lain tetap menunjukkan kinerja yang positif sebagai pertanda bahwa berbagai kebijakan cepat yang dilakukan sebagai respon Bank DKI atas pandemi Covid-19 menunjukkan hasil yang positif dari tingkat kesehatan maupun bisnis perseroan.

Dana Pihak Ketiga Bank DKI mengalami peningkatan sebesar 28,42 persen (yoy) menjadi Rp42,98 triliun pada kuartal I 2021. Pertumbuhan DPK tersebut utamanya didorong oleh pertumbuhan giro yang secara yoy meningkat 74,87 persen, sehingga rasio dana murah (CASA Ratio) juga mengalami perbaikan dari sebelumnya 43,54% menjadi 47,56 persen.

Berbagai pertumbuhan kinerja tersebut, mendorong pertumbuhan total aset Bank DKI sebesar 20,42 persen, dari semula sebesar Rp46,23 triliun menjadi sebesar Rp55,68 triliun per Maret 2021.

Seiring dengan pertumbuhan bisnis, laba bersih Bank DKI juga terdongkrak naik, per Maret 2021 tercatat sebesar Rp191,60 miliar, tumbuh 4,16 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya