Tantangan Kimia Farma Jalankan Program Vaksinasi Covid-19, Pasokan Terbatas

Tidak semua negara mampu memproduksi dan mengembangkan vaksin anti Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Mei 2021, 13:05 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2021, 13:05 WIB
FOTO: 14.890.933 Orang Sudah Disuntik Vaksin COVID-19 Dosis Pertama
Petugas medis menyuntikkan vaksin COVID-19 Astrazeneca kepada pekerja ritel di GOR Tanjung Duren, Jakarta Barat, Senin (24/5/2021). Kementerian Kesehatan menargetkan 40.349.049 orang di Indonesia mendapat vaksinasi COVID-19 dosis pertama. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Program vaksinasi Covid-19 di seluruh dunia, termasuk juga Indonesia tersendat. Hal ini bisa terjadi karena memang pasokan vaksin covid-19 dibanding dengan permintaan tidak seimban.  

GM Corporate Secretary PT Kimia Farma Tbk Ganti Winarno menjelaskan, tantangan utama vaksin Covid-19 untuk program pemerintah maupun Gotong Royong di Indonesia ialah terkait stok persediaan vaksin Covid-19 dunia.

"Pada, prinsipnya tantangan terbesar kita adalah bagaimana segera mendapatkan vaksin baik itu program pemerintah maupun vaksin gotong royong ke Indonesia. Mengingat supply dan demand di dunia masih jauh gap-nya. Tantangan terbesar kita dari sisi supply," ungkapnya dalam Dialog Produktif bertajuk Perjalanan Vaksinasi Gotong Royong, Kamis (27/5/2021).

Dia mengungkapkan, permasalahan tersebut muncul lantaran tidak semua negara mampu memproduksi dan mengembangkan vaksin anti Covid-19. Padahal, kebutuhan dunia akan vaksin penawar virus corona jenis baru tersebut terus meningkat.

"Bisa kita ketahui bersama penduduk di dunia ini sekitar 7 miliar orang. Artinya 7 miliar itu berebut mendapatkan vaksin melalui negara-negaranya," terangnya.

Maka dari itu, dia menyebut, Indonesia sebagai negara yang berada dalam posisi cukup beruntung saat ini. Mengingat sebagai negara bukan produsen awal vaksin justru telah mengamankan stok vaksin Covid-19 dan sudah melaksanakan proses vaksinasi secara bertahap.

"Kita ketahui, bahwa masih banyak negara yang belum mendapatkan vaksin sama sekali. Jadi, Indonesia termasuk beruntung sudah sekian puluh juta vaksin masuk dan akan masuk secara bertahap meskipun tidak bisa dikirimkan secara langsing," ucapnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Indonesia Bakal Kedatangan 8 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Sinovac pada 31 Mei 2021

FOTO: 14.890.933 Orang Sudah Disuntik Vaksin COVID-19 Dosis Pertama
Petugas medis menyuntikkan vaksin COVID-19 Astrazeneca kepada pekerja ritel di GOR Tanjung Duren, Jakarta Barat, Senin (24/5/2021). Kementerian Kesehatan menargetkan 40.349.049 orang di Indonesia mendapat vaksinasi COVID-19 dosis pertama. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir memastikan bahwa Indonesia akan kembali menerika pengiriman vaksin Covid-19 dari China. Pada Selasa ini Indonesia telah mendapat pasokan 8 juta dosis vaksin Covid-19 Sinovac dalam bentuk bulk

"Tanggal 31 Mei, akhir bulan ini, kita akan dapat tambahan sekitar 8 juta dosis lagi," tutur Honesti dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/5/2021).

Untuk diketahui, Indonesia kedatangan 8 juta dosis vaksin Covid-19 Sinovac dalam bentuk bulk atau bahan baku pada Selasa 25 Mei 2021. Vaksin tahap ke-13 tersebut tiba pukul 8.00 WIB di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

"Hari ini kedatangan 8juta dosis vaksin Sinovac dalam bentuk bulk," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Dia mengatakan pemerintah selalu menjaga stok ketersediaan vaksin agar pelaksanaan vaksinasi sesuai target. Dia pun membeberkan hingga saat ini Indonesia telah menerima vaksin Sinovac yaitu 3 juta dosis, AstraZeneca yaitu 6,4 juta dosis, lalu Sinopharm yaitu 1 juta dosis.

"Maka dengan kedatangan tahap ke-13 kali ini yaitu vaksin Sinovac sebanyak 8 juta dosis maka secara total yaitu jumlah vaksin secara total 83,9 juta dosis," bebernya.

Airlangga juga mengatakan pemerintah selalu memastikan faktor keamanan, mutu dan efikesi dari vaksin tersebut. Sehingga masyarakat tidak ada keraguan untuk menggunakan vaksin.

"Pemerintah selalu memastikan faktor keamanan, mutu, efikesi, sehingga tidak perlu ada keraguan bagi masyarakat dalam menerima vaksin. Vaksin yang disediakan Indonesia melalui proses evaluasi badan POM dari para ahli dari ITAGI, WHO," ungkapnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya