Cadangan Devisa RI Naik Jadi USD 137,1 Miliar per Juni 2021

Peningkatan posisi cadangan devisa pada Juni 2021 antara lain dipengaruhi oleh penerbitan Sukuk Global Pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 07 Jul 2021, 10:15 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2021, 10:15 WIB
IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Tumpukan uang kertas pecahan rupiah di ruang penyimpanan uang "cash center" BNI, Kamis (6/7). Tren negatif mata uang Garuda berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai bangkit ke zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2021 tercatat sebesar USD 137,1 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Mei 2021 sebesar USD 136,4 miliar.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,2 bulan impor atau 8,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, Rabu (7/7/2021).

Erwin menjelaskan, peningkatan posisi cadangan devisa pada Juni 2021 antara lain dipengaruhi oleh penerbitan Sukuk Global Pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa.

"Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai dan akan menjadi faktor penting bagi ketahanan eksternal ekonomi nasional," pungkas Erwin.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Surplus per Mei Tembus USD 10,17 Miliar, Wamendag: Tertinggi Dalam 10 Tahun

Neraca Ekspor Perdagangan di April Melemah
Aktifitas kapal ekspor inpor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 1,24 miliar . (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Wakil Menteri Perdagangan RI, Jerry Sambuaga mengklaim kinerja perdagangan Indonesia masih baik di tengah pandemi Covid-19. Menyusul terus berlanjutnya surplus neraca perdagangan hingga Mei 2021.

"Artinya neraca perdagangan kita itu mengalami nilai yang baik. Dengan definisi ekspor kita lebih banyak dari impor," tegasnya dalam acara Milenial Hub 2021, Sabtu (3/7).

Dia mencatat, per Mei lalu, surplus mencapai USD 2,36 miliar. Sehingga, secara total dari Januari sampai Mei surplus perdagangan Indonesia mencapai USD 10,17 Miliar

"Bahkan, surplus (Mei) itu tertinggi sejak 10 tahun terakhir," tekannya.

Pun, lanjut Wamendag Jerry, di tahun 2020 lalu neraca perdagangan Indonesia juga masih tetap mencatatkan surplus. Yakni mencapai USD 20 miliar.

"Ini saya ulangi sekali lagi, bahwa ekspor kita masih lebih besar dari impor," sebutnya.

Oleh karena itu, dia meminta seluruh pihak agar tetap optimis terhadap neraca dagang Indonesia di tengah peningkatan kasus Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir. Mengingat, telah terujinya kinerja perdagangan Indonesia sejak awal kedatangan virus corona jenis baru tersebut ke tanah air.

"Karena banyak mungkin di tengah pandemi Covid-19 ini yang bertanya-tanya bagaimana kinerja perdagangan Indonesia?. Per hari ini kita dalam keadaan yang baik, positif ya," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya