Masuk Global Fortune 500, Bukti Kinerja Pertamina Makin Optimal

PT Pertamina (Persero) kembali mencatatkan namanya sebagai satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar 500 perusahaan papan atas dunia atau Fortune Global 500 tahun 2021

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Agu 2021, 15:10 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2021, 15:10 WIB
Menjelang Idulfitri 1442 Hijriah, Pertamina Marketing Operation Region Kalimantan memastikan konsumsi BBM dan elpiji di Kalimantan terpenuhi.
Menjelang Idulfitri 1442 Hijriah, Pertamina Marketing Operation Region Kalimantan memastikan konsumsi BBM dan elpiji di Kalimantan terpenuhi.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) kembali mencatatkan namanya sebagai satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar 500 perusahaan papan atas dunia atau Fortune Global 500 tahun 2021.

Dalam daftar tersebut, Pertamina berada di peringkat 287, mengungguli sejumlah perusahaan besar dunia, seperti Repsol, Tesla, Danone, dan Coca-Cola.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menyatakan capaian ini membuktikan jika Pertamina mampu bertahan digempuran pandemi Covid-19.

"Tanpa kerjasama dan dukungan dari semua stakeholder Pertamina, maka capaian masuk ke dalam Fortune Global 500 tidak bisa capai. Ini membuktikan bahwa Pertamina ditengah kondisi pandemi yang sepanjang tahun 2020 dan terpukul karena triple shock yang terjadi masih mampu bekerja dengan baik dan optimal sehingga di akui secara global," kata Mamit, Selasa (3/8/2021).

Pertamina, kata Mamit, mampu melakukan terobosan dan inovasi di semua lini bisnis mereka dan berbuah manis dengan menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk ke Fortune Global 500.

"Dampak dari masuknya ke dalam Fortune Global 500 akan meningkatkan kepercayaan global dan juga investor kepada Pertamina yang bisa berdampak akan naiknya investasi terhadap pekerjaan yang sedang ataupun akan dilakukan oleh Pertamina," kata Mamit lagi.

Mereka, kata Mamit, nantinya menjadi mudah untuk mencari partner karena tumbuhnya kepercayaan dari investor global. Selain itu, dengan kontribusi Pertamina kepada Pemerintah sebesar Rp 199.8 triliun baik yang terdiri dari pajak, PNBP, deviden serta dari minyak mentah dan kondensat bagian negara membuktikan betapa pentingnya posisi Pertamina bagi negara.

"Pertamina juga sebagai BUMN yang menjalankan fungsi penugasan dari pemerintah untuk menjalankan public service obligation sejauh ini sudah berjalan dengan baik. Ketersedian akan energi seperti BBM dan LPG bisa tersalurkan dengan baik. Program BBM 1 harga juga terus dijalankan dalam rangka ketersediaan energi untuk wilayah 3T," jelas dia.

Di tengah pandemi yang masih belum berakhir saat ini dimana triple shock masih terjadi, kata Mamit, maka inovasi dan efisiensi harus tetap dilakukan oleh Pertamina dengan tetap mengutamakan pelayanan kepada masyarakat.

"Ketersediaan dan pemerataan energi harus tetap dijalankan oleh Pertamina seoptimal mungkin. Dengan dukuangan dari semua pihak, target untuk menjadi world class company bukan menjadi hal sulit untuk di capai," jelas dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kalahkan Coca-Cola dan Tesla

Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina (2)
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina

PT Pertamina (Persero) kembali mencatatkan namanya dalam daftar Fortune Global 500 tahun 2021. Pada tahun ini, Pertamina menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut.

Pertamina berada diposisi 287 dengan mencatatkan nilai revenue perusahaan sebesar USD 41,47 miliar pada tahun buku 2020.

Atas capaian tersebut, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholder karena menurutnya hal ini tidak lepas dari dukungan positif berbagai pihak, baik Direksi, Dewan Komisaris dan seluruh pekerja Pertamina Group, serta pemegang saham, pemerintah, masyarakat dan juga stakeholder lainnya.

"Hal ini juga merupakan pengakuan dunia internasional bahwa Pertamina sejajar dengan worldclass company lainnya," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (3/8/2021).

Nicke mengatakan dalam tantangan pandemi sejak tahun lalu, Pertamina mengalami triple shocksehingga mengalami penurunan pendapatan secara signifikan. Namun dengan inovasi danterobosan bisnis yang dilakukan di seluruh lini bisnis serta transformasi organisasi yang tengahdijalankan, Pertamina mampu meningkatkan pendapatan perusahaan hingga USD 41,47 miliar dan mencetak laba USD 1,05 miliar pada tahun 2020.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya