Lawan Kampanye Negatif, Kelapa Sawit Diusulkan Masuk Kurikulum

Siswa atau siswi yang ada dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dapat dikenalkan dengan perkebunan dan industri kelapa sawit.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Sep 2021, 16:30 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2021, 16:30 WIB
Hamparan kebun milik petani sawit plasma PTPN V sebagai bahan baku utama bahan bakar nabati program green fuel.
Hamparan kebun milik petani sawit plasma PTPN V sebagai bahan baku utama bahan bakar nabati program green fuel. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerja sama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi D.I Yogyakarta menjalankan kampanye positif kelapa sawit kepada insan pendidikan. Langkah ini agar para guru dan siswa dapat mengetahui secara mendalam tentang fakta objektif kelapa sawit.

Ketua PGRI D.I Yogyakarta, Kadarmanta Baskara Aji menjelaskan, selama ini sangat banyak informasi yang didapat para siswa dan guru tentang kelapa sawit yang itu kemungkinan besar ada informasi yang salah. Padahal kelapa sawit merupakan komoditas yang memberikan devisa bagi negara dan memberikan dorongan besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

“Dan juga PDRB yang tentu akan membuat kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik” ungkap Baskara di Jakarta, Selasa (28/9/2021).

Baskara mengimbau siswa atau siswi yang berperan dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dapat dikenalkan dengan perkebunan dan industri kelapa sawit agar bisa menyosialisasikan informasi positif kelapa sawit di lingkungan sekolah sehingga semua peserta didik memiliki persepsi yang benar tentang kelapa sawit.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Masuk Kurikulum

Kebun sawit pola kerjasama ayah angkat atau plasma antara masyarakat Riau dengan PTPN V.
Kebun sawit pola kerjasama ayah angkat atau plasma antara masyarakat Riau dengan PTPN V. (Liputan6.com/M Syukur)

Senada dengan hal ini, Wakil Ketua PGRI D.I Yogyakarta, Sudarto, mendukung apabila nantinya informasi tentang kelapa sawit dapat menjadi bagian dari kurikulum pembelajaran di instansi Pendidikan.

“Seandainya tidak memungkinkan dalam artian khusus kelapa sawit, materi tersebut nantinya bisa menjadi suplemen dalam mata pelajaran tertentu. Kita sesuaikan dengan ciri khas mata pelajaran masing-masing di tingkat sekolah,” kata Sudarto.

Selain itu, Sudarto juga mengungkapkan, informasi tentang sawit dalam bentuk infografis sederhana maupun banner juga dapat dipasang di lingkungan sekolah sebagai bentuk dukungan kampanye positif kelapa sawit.

Meskipun berkontribusi besar terhadap kehidupan masyarakat dunia dan perekonomian nasional, kelapa sawit masih saja menghadapi banyak tantangan. Selain persaingan ekonomi global, maraknya isu-isu negatif dan belum dipahaminya manfaat kelapa sawit secara menyeluruh menjadi tantangan yang harus segera diselesaikan di dalam negeri.

Tidak hanya berdampak pada munculnya persepsi negatif di masyarakat awam, stigma negatif sawit ini secara terstruktur juga menyasar generasi muda dan peserta didik di sekolah.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya