Liputan6.com, Jakarta Mantan Anggota Dewan Komisaris Garuda Indonesia, Peter Gontha, mengkritik Garuda Indonesia yang mengeluarkan uang dua kali lipat untuk menyewa pesawat.
Peter menyebut, Garuda Indonesia berani membayar USD 1,4 juta per bulan untuk menyewa pesawat jenis Boeing 777. Padahal, ia mengatakan, harga sewa di pasar rata-rata hanya berkisar USD 750 ribu per bulan.
Baca Juga
Pengamat Penerbangan Gerry Soejatman menilai, perkara sewa pesawat ini bukan merupakan persoalan mudah. Menurut dia, proses audit harus ditelisik dari perjanjian awal kontrak.
Advertisement
"Ya urusannya panjang. Mesti diusut sampe waktu pemesanan dan kontrak-kontrak pembelian dan/atau sewanya gimana," ujar Gerry kepada Liputan6.com, Sabtu (30/10/2021).
Menurut dia, Garuda Indonesia yang tengah banyak bergulat dengan masalah ekonomi setidaknya bisa bernegosiasi dengan pihak lessor untuk meminimalisir pengeluaran dari sewa pesawat.
"Hal kayak gini bisa diselesaikan melalui PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayara Utang) atau negosiasi antar maskapai dan leasing," kata dia.
Namun, Gerry pun menyoroti serangan yang dilancarkan Peter Gontha soal harga sewa pesawat Garuda Indonesia. Sebab, kasus ini sebenarnya telah dikeluhkan oleh jajaran direksi terbaru Garuda Indonesia sejak tahun lalu.
"Problemnya bener, cuman timing-nya dipertanyakan," ungkap dia.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Peter Gontha Bongkar Iuran Gaib Bulanan Pilot Garuda Indonesia
Mantan Anggota Dewan Komisaris Garuda Indonesia, Peter Gontha, membongkar adanya iuran gaib yang harus dibayar oleh seluruh pilot Garuda Indonesia setiap bulannya.
Informasi itu diutarakannya melalui akun Instagram @petergontha. Liputan6.com telah memperoleh izin dari yang bersangkutan untuk mengutip isi postingan tersebut.
"Tahukah anda Logo ini? Setiap Awak Cockpit Garuda harus membayar iuran mulai dari Rp 200 ribu per bulan sampai Rp 500 ribu per bulan," tulis Peter Gontha, dikutip Jumat (29/10/2021).
Menurut dia, pungutan misterius tersebut sudah terjadi sejak berpuluh-puluh tahun. Namun, Peter mempertanyakan, ke mana dan untuk apa iuran bulanan ini diarahkan.
"Sudah selama berpuluh tahun, Hitung saja kalau pilot Garuda ada 1000-1500 orang. Berapa jumlahnya? Kemana uangnya? Sebaiknya di Audit," serunya.
Namun pada postingan lain, Peter juga sempat menyinggung Asosiasi Pilot Garuda Indonesia (APG) sebagai salah satu kendala dalam merestrukturisasi perusahaan penerbangan nasional.
"Saya tanggung jawa tuduhan saya ini sepenuhnya. Mereka sama sekali tidak mau menurunkan hak mereka selama Pandemi, dan semoga mereka menyadarinya. Sekarang mereka pun akan menanggung akibatnya," tuturnya.
Advertisement