Negosiasi Kerja Sama Perdagangan Bebas ASEAN-Kanada Dimulai

Kementerian Perdagangan RI mengumumkan bahwa para Menteri Ekonomi ASEAN sepakat memulai ASEAN-Canada FTA.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 17 Nov 2021, 17:46 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2021, 17:45 WIB
Neraca Perdagangan RI
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan RI mengumumkan bahwa para Menteri Ekonomi ASEAN sepakat memulai ASEAN-Canada FTA.

Pengumuman itu datang seiring dengan kehadiran Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi dalam Pertemuan Konsultasi Para Menteri Ekonomi ASEAN (AEM)-Kanada ke-10 secara virtual, pada Rabu (17/11).

"Para menteri mencatat rekomendasi Canada-ASEAN Business Council (CABC) agar segera dimulainya negosiasi ASEAN-Canada FTA untuk meningkatkan perdagangan di kedua kawasan," tulis Kemendag dalam laman Instagram resminya, dikutip Rabu (17/11/2021).

Kemendag melanjutkan, para menteri juga berkomitmen untuk memperkuat kerja sama konektivitas rantai pasok, perdagangan digital, pembangunan berkelanjutan.

Adapun komitmen memastikan akses yang merata dan distribusi vaksin yang efektif.

Selain itu, pertemuan tersebut membahas mengenai peluncuran ASEAN-Canada FTA dan penyusunan rancangan kerja agar perundingan dapat segera dimulai pada awal tahun 2022, terang Kemendag.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

IEU–CEPA

20161025-Bea-Cukai-Kembangkan-ISRM-untuk-Pangkas-Dwelling-Time-Jakarta-IA
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (25/10). Kebijakan ISRM diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pelayanan dan efektifitas pengawasan dalam proses ekspor-impor. (Liputan6.com/Immaniel Antonius)

Sementara itu, Indonesia dan Uni Eropa telah menyelesaikan pekan pertama putaran ke-11 Perundingan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU–CEPA).

Rangkaian putaran ke-11 perundingan IEU–CEPA ini dilaksanakan secara hibrida pada 8–19 November 2021.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Djatmiko Bris Witjaksono menjelaskan, perundingan pekan pertama putaran ke-11 ini berhasil memperoleh kemajuan dengan membahas 14 isu perdagangan dan investasi. Pekan kedua perundingan putaran ke-11 berlanjut mulai Senin (15/11/2021).

Kedua belah pihak sepakat menjajaki pertemuan intersesi sebelum tahun 2021 berakhir.

“Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi dan Executive Vice President Uni Eropa Valdis Dombrovskis telah bertemu di sela-sela pertemuan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) bulan Oktober lalu. Kedua pihak sepakat untuk mendorong penyelesaian perundingan secepatnya dan memberikan mandat kepada para negosiator untuk memperoleh kemajuan pada putaran ke-11 ini,” kata Djatmiko, dikutip dari rilis Kemedag, Selasa (16/11/2021).

14 isu yang dirundingkan pada perundingan putaran kali ini, di antaranya adalah perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, kompetisi, ketentuan asal barang, hambatan teknis perdagangan, sanitasi dan fitosanitasi, dan instrumen pengamanan perdagangan.

Selanjutnya perdagangan dan pengembangan berkelanjutan, usaha kecil menengah, kerja sama ekonomi dan peningkatan kapasitas, pengadaan pemerintah, penyelesaian sengketa, serta transparansi dan good regulatory practice.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya