Komitmen Energi Bersih, Pemerintah Ganti PLTU dengan PLTA

Salah satu yang menjadi opsi sumber energi bersih untuk pembangkit adalah PLTA hydro power.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Nov 2021, 12:45 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2021, 12:45 WIB
PLTU Paiton
PT Pembangkitan Jawa Bali mencetak sejarah dengan menyabet Proper Emas untuk pengelolaan PLTU Paiton unit 1 dan 2 di Probolinggo, Jawa Timur.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan mengganti pasokan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang bangkitkan oleh batu bara menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) hydro power. Langkah ini guna mewujudkan energi hijau dan berkelanjutan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, pemerintah tengah menyiapkan skema sumber energi bersih untuk menggantikan PLTU batu bara.

"Selama ini energy mix best load disediakan oleh PLTU, sehingga sudah pasti kalau kita lakukan retirement dari PLTU kita harus cari base load (yang lain)," kata Airlangga dalam diskusi Kompas CEO Forum 2021 di JCC, Jakarta Pusat, Kamis (18/11/2021).

Salah satu yang menjadi opsi sumber energi bersih untuk pembangkit adalah hydro power. Hanya saja dalam situasi saat ini pembangunan PLTA hydropower tidak bisa dilakukan di Jawa, melainkan di Kalimantan Utara dan Mamberamo Papua.

"Situasi ini tidak memungkinkan bangun hydropower di Jawa karena demand hydro di Kalimantan Utara," katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jaringan Transmisi

PLN Tunda Proyek Listrik Demi Penyelamatan Operasional
Pekerja memperbaiki kabel listrik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Banten 3 Lontar, di Kabupaten Tangerang, Rabu (29/4/2020). PLN (Persero) memutuskan untuk menunda sejumlah proyek listrik khususnya yang belum memiliki pendanaan demi penyelamatan operasional. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Pemerintah pun berencana akan membuat jaringan transmisi antar pulau sebagai penyangga. Menurutnya pembangunan jaringan transmisi memiliki ongkos yang lebih murah dan harus segera disediakan lebih dulu.

"Saat sekarang transmisi antar pulau perlu disediakan lebih dulu, investasi perlu di sana pemerintah dorong hydro dan lainnya," kata dia.

Cara ini kata Airlangga bisa lebih efektif. Sebab dia mendengar kabar Australia akan mengekspor 30 giga watt solar fam ke Singapura melalui ribuan kilometer DC transmission. Sehingga pembangunan transmisi antar pulau memang perlu disegerakan.

"Ada isu atau projek Australia yang mau ekspor 30 Giga Watt solar fam ke Singapura melalui ribuan km DC transmission dan ini mungkin ini harus dibangun lebih dulu," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya