Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih terus bersiaga akan penyebaran kasus baru pandemi Covid-19 beserta dampaknya. Dia tak ingin masyarakat hingga pemangku kepentingan lengah, sebab bencana virus corona telah berdampak besar terhadap sektor ekonomi, utamanya kenaikan harga akibat inflasi.
"Efek pandemi ini larinya ke mana-mana. Dan pada suatu titik bisa larinya ke keamanan, ke ketertiban masyarakat kalau kita tidak bisa mengendalikan yang namanya Covid," seru Jokowi saat memberikan pengarahan kepada Kepala Kesatuan Wilayah 2021 di Kabupaten Badung, Bali, Jumat (3/12/2021).
Baca Juga
Jika membuka catatan sebelumnya, masa-masa awal pandemi Covid-19 memang telah memberikan efek kejut luar biasa terhadap perekonomian nasional. Nilai inflasi yang menjulang tinggi membuat harga-harga kebutuhan pokok meroket tajam, membuat masyarakat kesulitan.
Advertisement
Jokowi ingin catatan sejarah ini tidak hanya dimengerti oleh para ahli di bidangnya, namun juga jajaran Kepolisian RI (Polri) yang punya tugas menjaga keamanan di tengah masyarakat.
"Pandemi juga berdampak pada inflasi yang naik, yang artinya apa? Masyarakat mau beli sesuatu yang biasanya Rp 10 ribu menjadi Rp 15 ribu. Yang Rp 10 ribu menjadi Rp 12 ribu. Menjadi mahal," tuturnya.
"Hati-hati juga urusan inflasi. Jajaran Polri harus juga tahu mengenai ini," tegas Jokowi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kenaikan Harga
Pandemi Covid-19 juga berdampak terhadap kenaikan harga produsen. Artinya, biaya produksi di sektor manufaktur, pabrik, hingga industri ikut naik. Otomatis harga barang di tingkat end user melonjak lebih besar.
"Kelihatannya enggak berdampak apa-apa kenaikan biaya produsen. Hati-hati. Kalau harga di produsen naik larinya harga di konsumen juga naik, masyarakat jadi berat membeli sesuatu. Dampak pandemi ini ke mana mana," imbuh Jokowi.
Advertisement