Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Luky Alfirman menegaskan, Kementerian Keuangan tak menampik akan ada kemungkinan melaksanakan prefunding di akhir tahun 2021 sebagai strategi pembiayaan untuk APBN 2022.
Prefunding biasanya merupakan strategi pembiayaan APBN dengan penerbitan surat berharga negara (SBN) dalam jumlah besar sebelum tahun anggaran dimulai.
Baca Juga
“Memang secara aturan di APBN itu kita dimungkinkan untuk melakukan prefunding, menerbitkan SBN baik SBN global valas maupun domestik di tahun 2021 akhir tahun untuk dipakai pembiayaan tahun 2022, untuk menutupi defisit 2021,” kata Luky dalam Strategi Pembiayaan APBN Tahun 2022, Senin (13/12/2021).
Advertisement
Dia menjelaskan, kendati begitu terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan sebelum melakukan prefunding, misalnya melihat situasi dan kondisi pasar (market), dan tentunya kondisi APBN kita apakah dalam kondisi baik atau tidak.
“Biasanya tergantung banyak hal, satu sisi kita selalu melihat market seperti apa, kondisinya kondusif dan positif itu menjadi pertimbangan, dan kita melihat posisi APBN kita,” ujarnya.
Namun, melihat hingga Oktober lalu Kementerian Keuangan telah menyampaikan kinerja APBN 2021 dalam posisi yang baik. Ke depan, pihaknya akan menginformasikan lagi ke publik kinerja APBN 2021 hingga November.
“Untuk 2021 ini Alhamdulillah bulan lalu kita sudah menyampaikan ke publik tentang kinerja APBN 2021 sampai dengan Oktober, Insya Allah minggu depan kita akan menyampaikan kinerja APBN sampai November 2021. Ternyata kinerja APBN kita sangat baik,” ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja APBN 2021
Dia menegaskan Kembali, kinerja APBN sepanjang 2021 berjalan baik. Bahkan jika dilihat dari sisi penerimaan tercatat pertumbuhannya mencapai 16 persen di bulan Oktober yang lalu. Dia pun optimis November juga akan terjadi peningkatan lagi.
“Kita optimis itu bisa mencapai target. Oleh karena itu, melihat kombinasi kinerja APBN sangat baik terutama kondisi kas kita mencukupi, market juga baik. Saat ini kami tidak menutup adanya kemungkinan melakukan prefunding,” pungkasnya.
Advertisement