Jokowi Kembali Tekankan Bakal Hentikan Ekspor Bahan Mentah Bauksit, Tembaga, Timah, dan Emas

Pada Januari 2020, pemerintah sudah melarang ekspor bijih nikel mulai 1 Januari 2020

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jan 2022, 19:40 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2022, 19:40 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pembangunan pabrik gasifikasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) di Muara Enim, Sumatera Selatan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pembangunan pabrik gasifikasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) di Muara Enim, Sumatera Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menekankan komitmennya untuk menghentikan ekspor bahan mentah secara bertahap dalam beberapa tahun ke depan. Bahan mentah yang akan dihentikan ekspornya adalah bauksit, tembaga, timah, dan emas.

Pada Januari 2020 pemerintah sudah melarang ekspor bijih nikel mulai 1 Januari 2020, sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2019. Jauh sejak beberapa tahun sebelumnya, pemerintah juga gencar menerapkan program hilirisasi nikel.

“Tidak hanya nikel saja saya setop. Tahun ini mungkin setop lagi bauksit, tahun depan tembaga, tahun depan timah, tahun depan emas, tidak ada lagi yang namanya ekspor bahan mentah,” ujar Presiden Jokowi dikutip dari Antara, Sabtu (29/1/2022).

Karena itu salah satu produk turunan nikel yakni besi baja pada 2021 dapat menghasilkan ekspor hingga USD 20,9 miliar atau meningkat signifikan dibanding 2014 yang sebesar USD 1,1 miliar.

“Tahun 2022 ini saya kira kita bisa mencapai ekspor khusus nikel ini bisa mencapai USD 28 sampai 30 miliar, berarti sudah kira-kira Rp 420 triliun, Itu perkiraan,” ujar Presiden Jokowi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sektor Pertanian

20170113-Jokowi-Temui-Pelaku-Industri-Jakarta-AY
Presiden Joko Widodo memberi keterangan saat melakukan pertemuan dengan pelaku industri jasa keuangan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/1). Jumlah UMKM di Indonesia terbilang cukup besar, yaitu lebih dari 50 juta UMKM. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Presiden Jokowi juga meminta kepada petani dan peternak untuk merambah ke sektor off farm atau pascapanen. Hal  ini agar para petani bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar karena adanya nilai tambah.

"Kelompok tani dan peternak, koperasi petani dan peternak, juga harus masuk juga ke off farm, masuk ke hilir. Sekali lagi, agar nilai tambah dinikmati petani karena keuntungan yang terbesar itu ada di off farm-nya, dan tentu saja bisa menciptakan lapangan kerja baru yang makin banyak," kata Jokowi.

Dengan bergeraknya petani di sektor pascapanen, maka petani juga dapat menikmati hasil dari kegiatan hilirisasi komoditas pertanian. Hal tersebut juga bagian dari program hilirisasi sumber daya alam yang merupakan bagian dari transformasi struktural Indonesia.

“Hilirisasi ini juga harus kita lakukan di semua sektor. Petani memang harus kuat di on farm (budidaya), inovasi di pertanian dan peternakan harus kuat, tetapi jangan berhenti di situ,” ujar Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi menekankan agar hilirisasi diterapkan di setiap sektor yang memanfaatkan kekayaan alam Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya