Liputan6.com, Jakarta - Penasihat ekonomi utama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yakni Oleg Ustenko, menyerukan negara-negara Barat menghentikan impor minyak dari Rusia.
Ia menganggap impor tersebut bisa membantu Rusia membiayai invasinya di Ukraina. "Karena siapa pun yang membeli minyak dan gas ini, mereka juga bertanggung jawab untuk membiayai tindakan agresif militer Rusia," kata Ustenko dalam acara wawancara Closing Bell, dikutip dari CNBC International, Selasa (8/3/2022).
Baca Juga
"Jika embargo ini diterapkan, maka kita bisa sangat yakin bahwa mereka tidak memiliki kekuatan ekonomi," ujar dia.
Advertisement
Sebagai informasi, Ustenko telah menjadi penasihat Zelenskyy sejak Mei 2019, menurut Dewan Bisnis AS-Ukraina.
Komentar Ustenko muncul ketika Presiden Zelenskyy juga menyerukan tanggapan yang lebih luas terhadap invasi Rusia di Ukraina.
Sementara pemerintah Ukraina masih melanjutkan kewajiban sosialnya, seperti membayar gaji guru, Ustenko mengungkapkan bahwa kerusakan yang terjadi di negara itu telah memicu kerugian hingga sekitar USD 100 miliar.
Konflik hambat pekerjaan petani di Ukraina
Pertanian merupakan sektor yang penting bagi perekomonian Ukraina. Negara itu, merupakan produsen dan pengekspor utama gandum, jagung, dan minyak bunga matahari.
Hampir setengah dari pasar minyak bunga matahari internasional dipasok oleh produsen Ukraina, menurut Ustenko.
Tetapi karena dilanda konflik dengan Rusia, masalah ini menyulitkan para petani negara itu untuk memulai penanaman atau kerja lapangan pada musim semi.
Penanaman itu seharusnya selesai pada bulan April, kata Ustenko.
"Jadi, pada dasarnya ini adalah waktu yang sangat, sangat singkat ketika mereka dapat melakukan pekerjaan lapangan. Dan jika mereka tidak bisa melakukannya, maka bisa terjadi penurunan (ekonomi) yang signifikan, bahkan lebih jauh dalam perekonomian kita," bebernya.
AS Pertimbangkan Sanksi Industri Minyak dan Gas Rusia
Sebelumnya, Amerika Serikat sudah mengatakan sedang mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi pada industri minyak dan gas Rusia, sebagai respon dari aksi militer negara itu di Ukraina.
"Kami sangat terbuka," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki, dikutip dari laman Channel News Asia.
"Kami sedang mempertimbangkannya. (Sanksi) ini ada dalam pembahasan, tetapi kami perlu mempertimbangkan semua dampaknya," jelasnya.
Meskipun Amerika Serikat belum menargetkan penjualan minyak Rusia sebagai bagian dari sanksi ekonomi setelah invasi, para pedagang dikabarkan AS telah menahan impor dari negara tersebut.
Presiden AS Joe Biden sebelumnya telah memperingatkan bahwa pemerintahannya dapat memblokir minyak Rusia jika Rusia melanjutkan aksi militer di Kyiv.
Namun, Psaki mengatakan Gedung Putih sedang mempertimbangkan bagaimana langkah tersebut dapat mengguncang pasar.
"Kami ingin meminimalkan dampak pada pasar global dan itu termasuk pasar minyak global serta dampak harga energi bagi rakyat Amerika," imbuhnya.Â
Advertisement