Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah dunia susut sekitar 2 persen setelah sesi yang bergejolak. Hari sebelumnya, harga minyak dunia mengalami penurunan harian terbesar dalam dua tahun, karena Rusia berjanji untuk memenuhi kewajiban kontrak dan beberapa pedagang mengatakan kekhawatiran gangguan pasokan sudah berlebihan.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022, pasar minyak menjadi yang paling bergejolak dalam dua tahun.
Baca Juga
Melansir laman Financial Post, Jumat (11/3/2022), pada hari Rabu, patokan global minyak mentah Brent membukukan penurunan harian terbesar sejak April 2020. Dua hari sebelumnya, mencapai level tertinggi 14 tahun di lebih dari USD 139 per barel.
Advertisement
Sementara harga minyak dunia berjangka Brent turun USD 1,81, atau 1,6 persen, menjadi USD 109,33 per barel setelah naik 6,5 persen di awal sesi.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD 2,68, atau 2,5 persen menjadi USD 106,02 per barel, turun lebih dari 5,7 persen dari kenaikan intraday.
Pasar memperpanjang kerugian dengan Brent turun ke posisi USD 109,09 dan WTI turun ke level USD 105,79.
"Saya pikir beberapa 'kecemasan perang' akan keluar dari pasar minyak," kata John Kilduff, Mitra di Again Capital di New York.
“Orang-orang mulai bertanya apakah ada terlalu banyak masalah pasokan. Masih ada banyak pasokan Rusia, ”katanya.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam sebuah pertemuan bahwa negara itu, produsen energi utama yang memasok sepertiga gas Eropa dan 7 persen minyak global, akan terus memenuhi kewajiban kontraktualnya pada pasokan energi.
Rusia, sebagai pengekspor minyak mentah terbesar kedua di dunia sedang dijauhi karena invasinya ke Ukraina, dan banyak yang tidak yakin dari mana pasokan pengganti akan datang.
Komentar dari pejabat Uni Emirat Arab (UEA) mengirimkan sinyal yang bertentangan, menambah volatilitas.
Kata Produsen Lain
Pada hari Rabu, Brent merosot 13 persen setelah duta besar UEA untuk Washington mengatakan produsen OPEC No. 3 akan mendorong Organisasi Negara Pengekspor Minyak untuk mempertimbangkan produksi yang lebih tinggi.
Menteri Energi UEA Suhail al-Mazrouei menarik kembali pernyataan duta besar dan mengatakan anggota OPEC berkomitmen pada perjanjian yang ada dengan kelompok itu untuk meningkatkan produksi hanya 400.000 barel per hari (bph) setiap bulan.
Sementara UEA dan Arab Saudi memiliki kapasitas cadangan, beberapa produsen lain dalam aliansi OPEC+ sedang berjuang untuk memenuhi target produksi karena kurangnya investasi infrastruktur dalam beberapa tahun terakhir.
Advertisement