Harga Minyak Sentuh USD 120 per Barel Usai Serangan Houthi ke Fasilitas Saudi Aramco

harga minyak sempat diperdagangkan di wilayah negatif di awal sesi tetapi kemudian langsung melambung usai beredarnya kabar serangan Houthi ke fasilitas minyak Saudi Aramco.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 26 Mar 2022, 08:36 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2022, 08:36 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Naik
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok Houthi Yaman mengklaim telah menyerang fasilitas minyak yang dimiliki oleh Saudi Aramco dengan rudal. Serangan ini membuat harga minyak naik setelah di awal sesi sempat mengalami tekanan.

Kelompok Houthi yang didukung Iran telah mengklaim bahwa mereka berada di balik serangan yang membuat kebakaran hebat di kota Jeddah. Juru bicara militer Houthi menambahkan bahwa mereka juga telah menggunakan pesawat tak berawak untuk menyerang kilang di Ras Tanura dan Rabigh.

Mengutip CNBC, Sabtu (26/3/2022), harga minyak mentah Brent naik 1,36 persen menjadi USD 120,65 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 1,39 persen dan mengakhiri perdagangan di USD 113,90 per barel.

Kedua patokan harga minyak tersebut sempat diperdagangkan di wilayah negatif di awal sesi tetapi kemudian langsung melambung.

Juru bicara Saudi Aramco belum bisa dimintai komentar ketika dihubungi oleh CNBC mengenai serangan ini.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Serangan di 2019

Ilustrasi Harga Minyak Naik
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Kelompok Houthi telah melakukan ribuan serangan rudal dan pesawat tak berawak lintas batas ke Arab Saudi. Serangan ini dilakukan Riyadh meluncurkan serangan udara ke Yaman yang menewaskan puluhan ribu warga Yaman.

Aramco mengalami serangan besar terhadap fasilitasnya pada 2019. Ketika itu serangan terhadap fasilitas Abqaiq dan Khurais memotong sekitar setengah dari produksi minyak dalam satu hari.

Abqaiq yang berada di provinsi timur Arab Saudi adalah fasilitas pemrosesan minyak terbesar di dunia dan pabrik stabilisasi minyak mentah dengan kapasitas pemrosesan lebih dari 7 juta barel per hari.

Khurais adalah ladang minyak terbesar kedua di negara itu dengan kapasitas untuk memompa sekitar 1,5 juta barel per hari.

Serangan pada 2019 adalah yang terbesar pada infrastruktur minyak Saudi sejak invasi Saddam Hussein ke Kuwait pada 1990, ketika militer Irak menembakkan rudal Scud ke kerajaan itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya