Liputan6.com, Jakarta East Ventures mendorong adanya pemerataan akses internet atau digital di Indonesia, guna memaksimalkan potensi nilai ekonomi digital yang diperkirakan Google mencapai USD 146 miliar pada tahun 2025.
Operating Partner East Ventures David Fernando Audy mengatakan, akses digital atau internet yang merata akan membuat masyarakat bisa mendapat informasi berguna untuk menambah pengetahuan dan mempelajari banyak keahlian baru.
Baca Juga
Selain itu, akses internet yang baik dan merata juga bisa menciptakan peluang-peluang bisnis dan mendorong pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Advertisement
“Internet merata dan meluas akan menciptakan lebih banyak lagi ide bisnis digital. Namun yang perlu dicatat selain daripada akses yang merata adalah inklusi literasi digital,” kata David pada webinar Indonesia Data and Economic Conference (IDE) Katadata 2022, dengan tema ‘Towards a Digital Transformation in Indonesia’, Selasa (5/4/2022).
David menjelaskan, Laporan East Ventures Digital Competitiveness Index atau EV-DCI 2022 sejatinya menunjukkan daya saing digital antarprovinsi di Indonesia kini semakin merata.
Laporan menunjukkan, skor EV-DCI 2022 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yakni sebesar 35,2. Pada 2021 lalu sebesar 32,1 dan dua tahun sebelumnya yaitu 27,9 (2020).
David berharap, peningkatan ini dapat dibarengi dengan upaya pemerintah untuk mereview undang-undang maupun kebijakan secara terus-menerus, guna pengembangan digital dan kemudahan investasi bisa menciptakan persaingan yang sehat.
“Regulasi harus segera menyusul perkembangan yang ada, jangan kelamaan, bisa ketinggalan. Kalau regulasi kelamaan, ketinggalan, yang ada nantinya perkembangan teknologi akan terhambat dan kita akan kalah dengan negara-negara tetangga,” ujar David.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Peningkatan Akses Internet
Sementara itu, Partner dan NextLevel Leader PwC Indonesia Radju Munusamy menambahkan, peningkatan akses terhadap internet juga perlu dibarengi dengan peningkatan keamanan di sektor digital. Hal tersebut diperlukan mengingat jumlah pengguna internet di Indonesia adalah terbesar keempat di dunia.
Selain itu, lanjut Radju, juga dibutuhkan kebijakan-kebijakan fiskal untuk mendukung teknologi dapat menjadi lebih murah, mengingat saat ini ada cross-border atau perdagangan berbasis elektronik dengan layanan pengiriman tujuan ke luar negeri dan sebaliknya.
“Inti dari regulasi sekarang memang yang penting itu protection, terutama consumer protection," kata Radju.
Advertisement
Teten Masduki: E-Commerce Harus Dibanjiri Produk UMKM
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta produk UMKM membanjiri e-commerce. Tujuannya untuk mengakselerasi UMKM melirik sektor digital.
Ia menyebut, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), agar percepatan transformasi digital KUMKM harus segera dilakukan. Di mana tahun ini ditargetkan menembus 20 juta UMKM dan 30 juta UMKM onboarding digital di tahun 2023.
“Koperasi dan UMKM harus menjadi pemain utama dalam perdagangan digital. Produk KUMKM harus membanjiri e-commerce dalam negeri. Di mana hal ini juga perlu komitmen dari e-commerce nya. Karena semua diuntungkan, tak ada yang dirugikan,” ucap Menteri Teten dalam acara Rapat Forum Ekonomi Digital Kominfo IV dengan tema ‘e-Commerce’ yang diselenggarakan Kominfo, di Grand Hyatt Jakarta, Senin (4/4/2022).
Menteri Teten didampingi Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Siti Azizah. Selain itu hadir pula, Menkominfo Jhonny G Plate, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, secara virtual Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dan Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga, serta perwakilan platform e-commerce lainnya.
Menteri Teten melanjutkan, dalam mempercepat target UMK Go Digital, juga dibutuhkan peningkatan kualitas, kompetitif, akses rantai pasok produk dan akses modal dengan pendekatan inovasi serta teknologi untuk Koperasi dan UMKM. Kemudian juga harus ada peningkatan kualitas SDM KUMKM, dalam upaya pertumbuhan wirausaha muda dan baru yang produktif, kreatif dan siap bersaing di pasar global.
Ia menyebut, di antaranya beberapa komitmen yang berhasil ditelurkan pada rakornas tersebut oleh para pemangku kepentingan dalam ekosistem ekonomi digital.
Pertama, terdapat 7 sektor kelompok strategis/prioritas untuk disasar dalam upaya percepatan transformasi digital KUMKM. Yaitu, makanan/minuman, fesyen, petani, pedagang kaki lima, nelayan, warung dan pesantren.
Sedangkan 7 prioritas aspek pengembangan transformasi digitalisasi KUMKM yaitu, digitalisasi akses pasar, digitalisasi pemantauan kualitas produksi, digitalisasi keuangan dan akses pembiayaan. Kemudian digitalisasi manajemen organisasi, digitalisasi untuk peningkatan kapasitas produksi, digitalisasi untuk akses supplier/pasokan, dan digitalisasi distribusi.
“Hari ini, setidaknya 17,59 juta UMKM hadir dalam platform lokapasar digital atau e-commerce. Angka tersebut merupakan 27 persen dari total populasi UMKM, 58 persen dari target 30 juta UMKM onboard ekosistem digital,” katanya.
Tak Hanya Pemasaran
Ia mengatakan, transformasi digital bukan semata menghadirkan KUMKM dalam platform digital. Transformasi digital KUMKM adalah sebuah ikhtiar holistik, tidak hanya di aspek pemasaran saja, melainkan juga membangun ekosistem yang meliputi proses bisnis dari hulu ke hilir.
“Pembangunan ekosistem digital bagi KUMKM meliputi proses bisnis hulu ke hilir menjadi variable memastikan potensi ekonomi digital sebesar Rp4.531 triliun di tahun 2030, dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh para pelaku KUMKM dan masyarakat Indonesia,” imbuhnya.
Menteri Teten menekankan, e-commerce bisa menjadi pintu gerbang transformasi digital yang utuh. Karena kebanyakan e-commerce sudah menjadi super-apps yang sudah memiliki beragam layanan digital dalam satu platform. “Ini membuka peluang e-commerce juga turut hadir sebagai aggregator, sekaligus lokomotif transformasi digital UMKM Indonesia,” ungkapnya.
Kunci dari keberhasilan transformasi digital KUMKM tegas Menteri Teten, adalah kolaborasi lintas stakeholder. Mulai dari pembinaan SDM, pembiayaan, perbaikan proses bisnis, produksi, hingga pemasaran dan distribusi.
Advertisement