Bank Jago Masuk Jajaran World’s Best Bank 2022 dari Forbes

PT Bank Jago Tbk (ARTO) atau dikenal Bank Jago berhasil masuk ke dalam jajaran elite perbankan dunia tahun 2022.

oleh Gilar Ramdhani pada 14 Apr 2022, 18:21 WIB
Diperbarui 14 Apr 2022, 18:03 WIB
(Ilustrasi PT Bank Jago Tbk (ARTO) Dok: Bank Jago
(Ilustrasi PT Bank Jago Tbk (ARTO) Dok: Bank Jago

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Jago Tbk (ARTO) atau dikenal Bank Jago berhasil masuk ke dalam jajaran elite perbankan dunia tahun 2022.

Setelah dua tahun bertransformasi menjadi bank berbasis teknologi ini, Bank Jago akhirnya masuk dalam World’s Best Bank 2022 dari media bisnis dan ekonomi internasional terkemuka Forbes.

Bank Jago berada di urutan ke-7 dari 20 bank di Indonesia yang masuk dalam World’s Best Bank 2022. Bank Jago melampaui sejumlah bank yang jauh lebih besar dari sisi total aset. Menariknya, di antara bank-bank tersebut, Bank Jago merupakan bank dengan karyawan paling sedikit. Dalam daftar Forbes disebutkan karyawan Bank Jago berjumlah 255, berbeda hampir 100 kali lipat dibandingkan jumlah karyawan bank yang menempati urutan pertama.

Direktur Kepatuhan dan Sekretaris Perusahaan Bank Jago Tjit Siat Fun mengatakan pihaknya mengapresiasi penilaian yang diberikan Forbes kepada Bank Jago dalam daftar World's Best Bank 2022.

“Bagi kami, masuknya Bank Jago dalam sepuluh besar bank terbaik di Indonesia merupakan pengakuan dan kepercayaan atas inovasi dan layanan digital yang kami berikan kepada masyarakat di Indonesia. Ini akan menjadi motivasi bagi kami untuk terus meningkatkan kesempatan tumbuh berjuta orang melalui solusi finansial digital yang berfokus pada kehidupan,” ujar Tjit Siat Fun, Kamis (14/4/2022).

Forbes menerbitkan World’s Best Bank tahunan keempatnya, bersama dengan lembaga market research Statista. Metodologi penilaian dilakukan dengan melakukan survei terhadap para pelanggan. Statista mensurvei lebih dari 45.000 pelanggan dalam 14 bahasa di seluruh dunia untuk pendapat mereka tentang hubungan perbankan mereka saat ini dan sebelumnya.

Bank dinilai berdasarkan kepuasan umum serta metrik utama, seperti kepercayaan, syarat dan ketentuan perbankan, layanan digital, layanan nasabah, dan saran keuangan. Responden diminta untuk menilai layanan bank yang menjadi tempat mereka menempatkan simpanan Untuk setiap kriteria, Statista mengajukan daftar pertanyaan lebih rinci.

Di setiap negara, bank-bank dengan skor tertinggi telah diberikan penghargaan. Panjang daftar teratas di setiap negara bervariasi antara 5 sampai 75 bank. Hal ini tergantung pada jumlah evaluasi yang dikumpulkan, jumlah bank aktif di negara tertentu dan skor yang dicapai.

Terlepas dari penilaian berdasarkan kepuasan umum, kinerja Bank Jago setelah dua bertransformasi menjadi bank berbasis teknologi dapat dibanggakan.

Bank Jago dikembangkan sebagai bank berbasis teknologi untuk nasabah segmen pasar Ritel, Usaha Kecil dan Menengah,  serta Mass Market. (Dok Bank Jago)
Bank Jago dikembangkan sebagai bank berbasis teknologi untuk nasabah segmen pasar Ritel, Usaha Kecil dan Menengah, serta Mass Market. (Dok Bank Jago)

Bank Jago berhasil mencetak laba bersih sebelum pajak sebesar Rp9 miliar dan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 86 miliar pada 2021. Pencapaian laba Bank Jago juga ditopang pertumbuhan kredit yang solid dan efisiensi biaya dengan tetap menjaga rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang rendah.

Penyaluran kredit hingga akhir 2021 mencapai Rp 5,37 triliun. Penyaluran kredit itu naik 491 persen dari akhir 2020 sebesar Rp 908 miliar. Pengelolaan risiko Bank Jago juga lebih terkendali. Hal ini tercermin pada rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang berada di level 0,6 persen.

Dengan jumlah nasabah funding mencapai 1,4 juta orang, total dana pihak ketiga (DPK) pada akhir 2021 mencapai Rp3,68 triliun, meningkat 357 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Berkat aplikasi Jago, dana murah atau current account savings account (CASA) yang dihimpun mencapai Rp1,68 triliun, meningkat 667 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Sementara itu, deposito meningkat 242 persen menjadi Rp2 triliun.

Pencapaian ini membuat porsi CASA terhadap total DPK meningkat, dari 27,2 persen pada akhir 2020 menjadi 45,6 persen pada akhir 2021. Sebaliknya, porsi deposito menyusut dari 72,8 persen pada akhir 2020 menjadi 54,4 persen pada akhir 2021.

Hingga akhir 2021 Bank Jago mencatatkan total aset sebesar Rp12,31 triliun, tumbuh 465 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Perseroan mencatatkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 170%, yang mencerminkan modal yang kuat untuk mendukung ekspansi tahun-tahun mendatang.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya