Indonesia Cetak Rekor Ekspor Tertinggi Sepanjang Sejarah di April 2022

BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada April 2022 mencapai tertinggi sepanjang sejarah yakni USD 27,33 miliar.

oleh Tira Santia diperbarui 17 Mei 2022, 15:57 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2022, 15:57 WIB
FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada April 2022 mencapai tertinggi sepanjang sejarah yakni USD 27,33 miliar.

"Angka ekspor April 2022 ini tertinggi sepanjang masa ya. Rekor sebelumnya tercipta pada Maret 2022 yaitu USD 26,5 miliar," kata Kepala BPS Margo Yuwono dikutip dari Antara, Selasa (17/5/2022).

Margo memaparkan nilai ekspor Indonesia selama April 2022 naik 3,11 persen dibandingkan ekspor Maret 2022. Jika dibandingkan dengan April 2021, nilai ekspor tersebut naik sebesar 47,76 persen.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–April 2022 mencapai USD 93,47 miliar atau naik 38,68 persen dibanding periode yang sama pada 2021. Sementara ekspor nonmigas mencapai USD 88,73 miliar atau naik 39,12 persen.

Menurut data BPS, peningkatan terbesar ekspor nonmigas April 2022 terhadap Maret 2022 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral yaitu sebesar USD 642,8 juta (13,88 persen), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada barang dari logam mulia dan perhiasan/ permata yaitu sebesar USD 525,0 juta (47,84 persen).

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–April 2022 naik 29,19 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021, di mana ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 11,94 persen, dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 106,29 persen.

Selain itu, ekspor nonmigas April 2022 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu USD 5,49 miliar, disusul Amerika Serikat sebesar USD 2,46 miliar dan Jepang sebesar USD 2,24 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 39,37 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar USD 5,44 miliar dan USD 2,02 miliar.

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–April 2022 berasal dari Jawa Barat dengan nilai USD 13,03 miliar (13,94 persen), diikuti Kalimantan Timur sebesar USD 9,51 miliar (10,18 persen) dan Jawa Timur sebesar USD 9,13 miliar (9,77 persen).

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Mantap! Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 2 Tahun Berturut-turut

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) mengalami surplus berturut-turut selama 2 tahun terakhir. Per April 2022, NPI mencetak surplus sebesar USD 7,56 miliar.

"Jadi (neraca perdagangan) surplus kita cukup tinggi dan ini beruntun selama 24 bulan (2 tahun)," kata Kepala BPS, Margo Yuwono di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Selasa (17/5).

Margo menjelaskan surplus NPI bulan April 2022 terbesar disumbang sektor non migas. Antara lain dari lemak dan minyak hewan atau nabati, kemudian disusul bahan bakar mineral.

Adapun negara penyumpang surplus terbesar yakni Amerika Serikat (AS), India dan Filipina. NPI Indonesia dengan AS mengalami surplus sebesar USD 1,6 miliar. Komoditas penyumbang utamanya dari pakaian dan aksesorisnya, atau rajutan dan alas kaki.

Surplus Indonesia dengan India tercatat sebesar USD 1,5 miliar. Adapun komoditas penyumbangnya yakni bahan bakar mineral serta lemak dan minyak hewan/nabati.

Sementara surplus Indonesia dengan Filipina sebesar USD 977,9 juta. Penyumbangnya, bahan bakar mineral serta kendaraan dan bagiannya.

 

Defisit Neraca Perdagangan Indonesia

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Di sisi lain, Indonesia juga mengalami defisit neraca perdagangan dengan negara mitra dagang. Tiga defisit terbesar yakni dengan Argentina, Australia dan Thailand.

Defisit Indonesia dengan Argentina sebesar USD 320,2 juta yang disebabkan impor serealia serta ampas dan sisa industri makanan. Dengan Australia, Indonesia mengalami defisit sebesar USD 283,5 juta yang disebabkan impor bahan bakar mineral dan serealia.

Sementara itu dengan Thailand, Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan sebesar USD 217,9 juta. Penyebabnya, impor plastik dan barang dari plastik serta gula dan kembang gula.

Sehingga, kata Margo, secara kumulatif perdagangan Indonesia pada periode Januari-April 2022 mengalami surplus sebesar USD 16,89 miliar. Menurutnya capaian ini menjadi yang paling terbaik dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

"Kalau kita lihat tren surplus ini adalah surpluis kita yang terbaik pada periode 2017-2022," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com 

BI: Surplus Neraca Perdagangan Jaga Ketahanan Eksternal Perekonomian

Neraca Perdagangan RI
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus neraca perdagangan Indonesia Desember 2021 tetap tinggi mencapai USD 1,02 miliar. Meskipun lebih rendah dibandingkan dengan surplus neraca perdagangan bulan sebelumnya sebesar USD 3,52 miliar.

dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia secara keseluruhan tahun 2021 mencatat surplus USD 35,34 miliar jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada tahun 2020 sebesar USD 21,62 miliar.

Dikutip dari laman bi.go.id, Selasa (18/1/2022), Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Surplus neraca perdagangan Desember 2021 dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang tetap tinggi di tengah defisit neraca perdagangan migas yang meningkat.

 

Infografis Larangan Ekspor CPO, Bahan Baku Minyak Goreng dan Produk Turunannya. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Larangan Ekspor CPO, Bahan Baku Minyak Goreng dan Produk Turunannya. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya