Liputan6.com, Jakarta Marriot International bersama PT Fortuna Paradiso Optima resmi mulai menjalankan konstruksi resort premium, The Luxury Collection di Labuan Bajo.
Berlokasi di lahan strategis seluas 34.000m2 yang berjarak 10 menit dari Komodo International Airport, The Luxury Collection, Labuan Bajo Resort akan memiliki 70 kamar dengan Sea Villas pertama di Labuan Bajo sebagai icon, serta dilengkapi dengan wedding chapel, meeting room, fitness center, spa, serta beach pool dan olympic size swimming pool.
Baca Juga
Sempat Tertahan dan Terjebak, Wisatawan Asing Berhasil Dievakuasi dari Labuan Bajo
Ditinggalkan Turis Imbas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Tingkat Okupansi Hotel Labuan Bajo Berkurang hingga Nol Persen
Viral Perjuangan Wisatawan Keluar dari Labuan Bajo Setelah Bandara Tutup Akibat Gunung Lewotobi Erupsi
Resort premium ini juga akan dilengkapi juga dengan pool beach bar dan specialty restaurant yang menyajikan ragam hidangan khas nusantara dari seluruh Indonesia.
Advertisement
Area Vice President Indonesia dari Marriott International Ramesh Jackson menyampaikan bahwa resort ini dibangun di lokasi yang sangat istimewa.
“Resort ini akan memiliki pemandangan laut dan pulau-pulau vulkanik Labuan Bajo yang sangat indah dan tidak dapat Anda temui di tempat lain di dunia," ungkap dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (9/6/2022).
Adapun perancangan konsep dan desain dari properti menghabiskan waktu 2 tahun dan melibatkan konsultan multi-disiplin, antara lain Alexis Dornier untuk arsitektur, Wiratman untuk struktur, Meinhardt untuk MEP, ANP Interior Architecture untuk interior design, Bali Landscape untuk lansekap, Nimmersatt untuk pencahayaan, dan Marc & Chantal untuk branding.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Selesai 2023
PT Nusa Raya Cipta, Tbk. akan bertindak sebagai kontraktor utama untuk proyek pembangunan resort yang ditargetkan akan selesai pada akhir 2023.
“Kami akan mengoperasikan resort ini sesuai dengan standar Luxury Collection brand, serta dapat mengakomodasi event-event bertaraf nasional maupun internasional” lanjut Ramesh.
Ivan Widarmana, selaku Vice President, Hotel Development Asia Pacific dari Marriott International menyampaikan bahwa pengembangan resort ini sejalan dengan berbagai upaya pemerintah untuk mengakselerasi pariwisata Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super prioritas, baik melalui pembangunan infrastruktur maupun promosi pariwisata.
"Kami berharap kehadiran The Luxury Collection, Labuan Bajo Resort ini dapat mengangkat dan mempromosikan kekayaan alam dan budaya yang unik dari Labuan Bajo, sehingga dapat menjadi destinasi wisata yang iconic di mata dunia" tutup Ivan.
Advertisement
3 Desa di Labuan Bajo Bisa Tarik Banyak Wisatawan, Mana Saja?
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kembali melanjutkan rangkaian kegiatan Sosialisasi Sadar Wisata di berbagai Destinasi Prioritas Pariwisata di Indonesia.
Setelah dilaksanakan di berbagai desa wisata di Lombok, Yogyakarta, dan Samosir, kali ini giliran warga desa wisata di sekitar Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, memperoleh kesempatan untuk mengembangkan pariwisata melalui pemahaman mengenai Sadar Wisata.
Sosialisasi Sadar Wisata digelar pada Sabtu (28/05/2022) kemarin di tiga desa wisata, yaitu, Desa Wisata Golo Mori, Desa Wisata Pasir Panjang dan Desa Wisata Papa Garang.
Sosialisasi Sadar Wisata merupakan bagian dari rangkaian Kampanye Sadar Wisata yang memberikan pemahaman kepada para perilaku pariwisata di setiap destinasi wisata mengenai elemen-elemen penting membangun pariwisata berkelanjutan dengan penerapan Sapta Pesona, Pelayanan Prima dan CHSE (Clean, Health and Safety Environment).
Kampanye Sadar Wisata akan berlangsung di 65 desa wisata dari enam Destinasi Prioritas Pariwisata (DPP) Indonesia selama tahun 2022-2023.
Pada kesempatan sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan, penerapan Sapta Pesona Plus CHSE di destinasi wisata menjadi suatu hal yang sangat krusial dan penting untuk meyakinkan wisatawan, sebab akan mengubah wajah pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Saat ini wisatawan akan cenderung memilih destinasi yang mengedepankan rasa aman, nyaman, bersih, sehat dan seiring keberlanjutan lingkungan,” ucapnya saat membuka acara sosialisasi sadar wisata.
Untuk itu ia mendorong agar masyarakat dalam hal ini pengelola destinasi dan desa wisata untuk terus mempersiapkan diri dalam meningkatkan kapasitas terutama dalam penerapan sapta pesona plus CHSE dan bagaimana memberikan pelayanan di atas standar.
Kepercayaan Wisatawan
Terpisah, Plt. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf RI, Frans Teguh, sebelumnya juga menekankan pentingnya meraih kepercayaan wisatawan melalui penguatan pemahaman para pelaku pariwisata mengenai Pelayanan Prima, CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability), serta Sapta Pesona dalam melayani kunjungan wisatawan.
Frans mengatakan Sosialisasi Sadar Wisata sangat penting guna mempersiapkan masyarakat di sekitar destinasi termasuk desa atau kampung wisata dalam menyambut pengunjung, agar wisatawan mendapatkan pengalaman yang berkesan.
“Ini adalah fondasi bagaimana sebuah desa atau destinasi bisa survive tidak hanya di masa pandemi melainkan juga keberlanjutan ke depannya,” tutur Frans.
Terkait CHSE, Frans menegaskan harapan untuk membangun komitmen dan kredibilitas daerah wisata, sehingga pengunjung merasa nyaman, aman dan percaya. Sementara terkait Pelayanan Prima, ia menjelaskan bahwa hospitality penting dalam memberikan pengalaman berkesan bagi pengunjung saat berada di desa wisata. “Kita ingin benar-benar menghadirkan standar pelayanan yang baik sehingga meningkatkan daya saing bagi produk produk wisata kita,” ucapnya.
Dalam pembukaan sosialisasi Sadar Wisata di Desa Pasir Panjang, Manggarai Barat, NTT, Glory Hastanto mewakili Direkorat Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata Kemenparekraf mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan.
"Membangun pola pikir masyarakat agar menjadi pemeran aktif dalam pengembangan pariwisata di desa,” ucapnya.
Sosialisasi ini, menurut Glory, sekaligus merespon paradigma dan trend baru pariwisata pasca pandemi, dimana terjadi pergeseran tren wisata, yang mengarah pada wisata berbasis experience dan perjalanan domestik atau low mobility, low touch, less crowded, dan hygiene.
“Wisatawan akan memprioritaskan destinasi dan akomodasi yang mereka anggap aman, tujuan wisatawan bergeser dari popular dan ramai ke produk outdoor dan kebugaran, dengan 2 jenis atraksi, yaitu alam dan budaya,” jelas Glory lagi.
Advertisement