Inspiratif, Perempuan Asal Minang ini Sukses Membangun Usaha dan Berdayakan Masyarakat

Berkat ketekunan, dan prinsip pantang menyerahnya, perempuan asal Batu Gadang, Padang bernama Asri kini meraih kesuksesan melalui usahanya yang Bernama “Bunda Kreatif”.

oleh Tira Santia diperbarui 29 Jul 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2022, 10:00 WIB
Pengusaha UMKM BRI
Perempuan asal Minang, Asri Astianingsih (56 tahun) sukses melalui usahanya yang Bernama “Bunda Kreatif”. Dia pun dibantu pembiayaan oleh BRI.

Liputan6.com, Padang - Pemberdayaan masyarakat tentulah tidak mudah, hal itu dirasakan perempuan asal Minang, Asri Astianingsih (56 tahun). Meski jatuh bangun dialaminya selama 14 tahun terakhir membuahkan hasil, Asri mampu memberdayakan masyarakat di Batu Gadang, Lubuk kilangan, Padang.

Berkat ketekunan, dan prinsip pantang menyerahnya, perempuan asal Batu Gadang, Padang ini kini meraih kesuksesan melalui usahanya yang Bernama “Bunda Kreatif”.

Dia menjelaskan, sebelum tahun 1980-an, daerah Batu Gadang merupakan daerah yang masih terisolir. Artinya, angka buta huruf dan tingkat kemiskinan masih sangat tinggi, lantaran posisi Batu Gadang berada di ujung kota Padang.

Perempuan lulusan Sarjana Hukum ini pun tergerak untuk memberdayakan masyarakat sekitar. Meski tidak memiliki latar belakang pembelajaran non-formal, dia tetap bersikeras mengajak dan mengedukasi masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga, agar bisa membaca, menulis, dan berhitung, serta melatih keterampilan.

“Dasar utama bergerak itu adalah pemberdayaan masyarakat, saya melihat masyarakat di sekitar saya banyak yang buta huruf dan buta wirausaha, istilahnya kalau sudah buta huruf maka berdampak kemana-mana. Saya berpikir karena buta huruf identik dengan kemiskinan,” kata Asri kepada Liputan6.com.

Asri mengaku menguasai ilmu-ilmu dasar perempuan seperti memasak, menjahit, membatik, menyulam, dan lainnya. Dia pun mengajarkan ilmu yang dia miliki kepada masyarakat, agar mereka bisa menghasilkan penghasilan.

Pada tahun 2011, ia memutuskan untuk mengkomersilkan produk-produk kriya, ekraf, dan fashion hasil keterampilan masyarakat yang diberdayakan. Misalnya, bagi yang terampil menjahit dibuka unit usaha konveksi, dan lainnya.

Hingga akhirnya, saat ini sudah ada 57 orang yang sudah terampil, rata-rata adalah ibu rumah tangga yang mampu bersaing di pasaran menghasilkan berbagai produk kriya, ekraf, fashion yang berkualitas.

“Awal-awal babak belur, dan saya terus mengulang mengajar tahun depannya. Alhamdulillah Saya sudah membawahi 57 pekerja yang sudah terampil. Kalau yang masih agak kasar masih banyak, tapi yang bisa bersaing di pasaran ada 57 orang,” ujarnya.

Ketika mulai mengkomersilkan produk pemberdayaan, Asri pun terkendala dengan pembiayaan. Berkat BRI, Asri pun bisa mengajukan pinjaman sebesar Rp 25 juta saat itu.

Karena kemitraan yang dijalin berjalan baik, Asri bisa meningkatkan pinjamannya menjadi Rp 100 juta melalui BRI.

“Itulah awalnya, ditengah jalan saya terkendala dengan biaya. Disitulah saya berkenalan dengan pihak BRI, saya selalu di support. Artinya saya memunculkan usaha ini karena saya berdayakan masyarakat yang termarjinalkan. Kita mengajukan pinjaman waktu itu Rp 25 juta. Sekarang sudah bisa pinjam Rp 100 juta dan itu sangat membantu sekali,” ungkapnya.

Tak hanya itu saja, Asri juga sempat mengalami kesulitan dalam hal pengemasan produk. Saat itu, ia merasa produknya belum siap dipasarkan. Seiring berjalannya waktu, dia bisa mengatasi hal itu.

Lebih lanjut, Asri membandrol produk kriya, ekraf, dan fashion, serta produk daur ulang mulai dari Rp 20 ribu hingga yang termahal Rp 3,5 juta untuk produk sulaman. Strategi pemasarannya pun cukup cerdik, Asri mencari pasar dahulu kemudian baru memproduksi.

Untuk penjualannya pun sudah ke seluruh Indonesia, bahkan ke negara tetangga seperti Malaysia. Kareba, dia memiliki teman asal Malaysia yang selalu memesan produk fashion kepadanya.

“Penjualannya kemana saja, ke Malaysia juga sudah, saya melakukan pendekatan emosional. Misalnya saya punya teman di Malaysia Dosen, setiap mau puasa beliau punya butik disana, dan beliau beli ke saya. Alhamdulillah barang kita tidak ada yang numpuk,” katanya.

Dari hasil menjual produk pemberdayaan tersebut, perempuan asal Minang ini mampu mengantongi omzet sebesar Rp 15 juta-Rp 20 juta per bulan. Dari hasil itu, dia bisa menyekolahkan ketiga anaknya ke perguruan tinggi bahkan sampai S2.

 

Prestasi

Pengusaha UMKM
Perempuan asal Minang, Asri Astianingsih (56 tahun) sukses melalui usahanya yang Bernama “Bunda Kreatif”. Dia pun dibantu pembiayaan oleh BRI.

Berkat ketekunannya, Asri berhasil meraih berbagai prestasi. Terbaru, Asri menerima penghargaan sebagai Perempuan Inspiratif Kota Padang tahun 2022. Karena selain memberdayakan masyarakat, dia juga aktif menjadi motivator bagi perempuan disana.

“Saya dikasih penghargaan Walikota menjadi Perempuan inspiratif kota Padang. Prinsip saya jangan sampai perempuan terdzolimi, pokoknya saya beri motivasi-motivasi kepada mereka,” kata Asri.

Asri juga terpilih menjadi sosok perempuan yang berjuang di bidang kesehatan, bidang lingkungan, bidang kewirausahaan, bidang pendidikan, dan bidang pemberdayaan pada tahun 2013.

“Tahun 2015 kemudian saya dapat penghargaan prestasi kelembagaan. Saya juga penghargaan lingkungan hidup karena saya peduli dengan bank sampah, saya menjadi Ketua bank sampah induk kota Padang,” ucapnya.

Tak hanya prestasi, Asri juga sempat mendapatkan bantuan dari KLHK berupa mesin pencacah plastik. Sementara, bantuan dari BRI yang diberikan berupa pinjaman, dan pembinaan terkait manajemen. “Saya bukan ahli manajemen, dan saya dibina oleh BRI terkait manajemen,” ujarnya.

Ke depannya, Asri ingin terus memberdayakan masyarakat sekitarnya dan ingin menjadikan daerah Batu Gadang menjadi daerah tematik. Artinya semua masyarakat bisa berusaha melalui pemberdayaan ini.

“Saya ingin menjadikan daerah tematik yang semua masyarakatnya bisa berusaha, dan membesarkan usaha yang berbasis masyarakat,” dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya