Jokowi Panggil Relawan, Paparkan Soal Ancaman Resesi Global

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang sejumlah relawan dan loyalisnya ke Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/7).

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jul 2022, 20:15 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2022, 20:15 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan keterangan pers terkait Perkembangan COVID-19 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (28/1/2022) sore. (Dok Sekretariat Kabinet RI)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang sejumlah relawan dan loyalisnya ke Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/7).

Salah satu yang datang diundang Jokowi adalah Ketua Umum Relawan Buruh Sahabat Jokowi Andi Gani Nena Wea. Andi Gani mengatakan, pertemuan dengan Presiden Jokowi berlangsung tertutup hampir 3 jam.

Andi Gani mengungkapkan, ada banyak hal yang disampaikan Presiden Jokowi kepada para loyalisnya.

"Ada beberapa masalah yang dibahas terutama di dalam negeri bagaimana kondisi politik, dan ekonomi global," ungkapnya, Jumat (29/7/2022)

Jokowi, kata Andi Gani, juga menyampaikan ancaman resesi global kepada para relawannya.

"Presiden juga menyampaikan kondisi resesi ekonomi melanda puluhan negara dan harus ada kerja kegotongroyongan rakyat dalam menghadapi ancaman resesi global tersebut," ujarnya.

 

Politik 2024

Presiden Jokowi Jalani Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua
Presiden Joko Widodo berjalan bersiap menjalani vaksinasi COVID-19 dosis kedua di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (27/1/2021). Vaksin yang disuntikkan Jokowi yakni buatan perusahaan asal China, Sinovac. (Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden)

Bagaimana dengan pembahasan politik di 2024? Andi Gani menambahkan, Jokowi meminta relawan untuk tidak terburu-buru menyampaikan sikap politik terkait Pilpres 2024.

"Presiden menyampaikan kepada kami untuk tidak terburu buru menyampaikan sikap politik," ucapnya.

Selain Andi Gani, sejumlah pimpinan relawan Jokowi yang hadir diantaranya Ketua Umum Rumah Kreasi Indonesia Hebat (RKIH) Kris Budihardjo, Sekjen Projo Handoko, Ketua Umum Bara JP Utje Gustaaf, Posko Perjuangan Rakyat (Pospera), dan Persatuan Nasional Aktivis 98 (Pena 98).

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi AS Negatif, Waspada Inflasi RI Naik

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati di acara online G20.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati di acara online G20. (YouTube)

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan pelemahan ekonomi global khususnya negara-negara tujuan ekspor Indonesia, seperti Amerika Serikat, RRT, dan Eropa, bisa menyebabkan harga komoditas naik dan inflasi di tanah air.

Hal itu disampaikan Menkeu dalam acara seremoni Dies Natalis VII Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN, Jumat (29/7/2022).

Menkeu menjelaskan, naiknya inflasi secara global mendorong otoritas moneter di berbagai negara melakukan respon kebijakan mengetatkan likuiditas dan meningkatkan suku bunga. Namun, hal ini menyebabkan arus modal keluar.

Lantas apa hubungannya dengan Indonesia?

Menkeu mengatakan, jika kenaikan suku bunga dan likuiditas cukup kencang maka pelemahan ekonomi global pasti terjadi.

“Pagi ini membaca berita, Amerika negatif growth kuartal II teknik masuk resesi. RRT seminggu yang lalu keluar dengan growth kuartal II yang nyaris nol. Apa hubungannya dengan kita? Amerika, RRT, dan Eropa adalah negara-negara tujuan ekspor Indonesia,” jelas Menkeu.

Jika mereka melemah, maka permintaan terhadap ekspor turun, harga komoditas juga turun. Meskipun kemarin di Kementerian Keuangan menyampaikan APBN hingga Juni surplus, tapi tidak jumawa, dimana situasi masih diselimuti dengan ketidakpastian dan dinamis.

Pesan ke Pelajar STAN

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berpesan kepada para mahasiswa PKN STAN
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berpesan kepada para mahasiswa PKN STAN

“Berbagai kemungkinan terjadi dengan kenaikan suku bunga capital outflow di seluruh negara berkembang dan emerging termasuk Indonesia, dan itu bisa mempengaruhi suku bunga, nilai tukar, dan inflasi di Indonesia,” ujarnya.

Oleh karena itu, Menkeu menyampaikan di hadapan pengajar, dan mahasiswa PKN STAN. Bahwasannya untuk mentransformasikan PKN STAN menjadi sebuah institusi perguruan tinggi tempat belajar para calon punggawa keuangan negara, sangat penting untuk memahami konteks perekonomian global dan dampaknya terhadap perekonomian dalam negeri.

“Kalau tidak memahami konteks maka hanya mengajarkan sebagian sangat kecil dari bekal ilmu yang dibutuhkan para punggawa negara bahwa tantangan negara ekonomi nyata,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya