Indonesia Target jadi Raja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Dunia

Indonesia punya potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan, khususnya untuk sektor pembangkit listrik dengan adanya sumber panas bumi.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Sep 2022, 13:30 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2022, 13:30 WIB
The 8th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (14/9/2022) sebagai agenda tahunan Asosiasi Panas bumi Indonesia (API).
The 8th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (14/9/2022) sebagai agenda tahunan Asosiasi Panas bumi Indonesia (API).

Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membuka The 8th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (14/9/2022) sebagai agenda tahunan Asosiasi Panas bumi Indonesia (API).

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyampaikan, Indonesia punya potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan, khususnya untuk sektor pembangkit listrik.

Menurut dia, dalam mengurangi penggunaan emisi menjadi tantangan dalam melawan isu iklim global, panas bumi menjadi salah satu cara dalam mengurangi ketergantungan negara pada bahan bakar fosil.

"Indonesia menjadi negara dengan kapasitas terpasang PLTP terbesar kedua di dunia, dan akan menjadi nomor satu dalam beberapa tahun ke depan," ujar Dadan di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (14/9/2022).

Ketua Umum API Prijandaru Effendi mengatakan, pemangku kepentingan panas bumi telah berkolaborasi memulai inisiatif baru untuk mencari terobosan, gagasan agar energi panas bumi dapat berperan serta menjadi andalan dalam transisi energi.

Pengembangan potensi panas bumi di Indonesia harus terus ditingkatkan dalam berbagai bentuk. Mulai dari ekspansi lapangan eksisting, kegiatan eksplorasi pada area-area baru dan pemanfaatan panas bumi beyond energy.

Energi panas bumi tersedia 24 jam sehari, 7 hari seprkan, 365 setahun, dan tidak terpengaruh kondisi cuaca dan iklim. Sehingga sangat cocok dijadikan pembangkit energi terbarukan pemikul beban dasar dengan capacity factor rata-rata di atas 95 persen.

 

 

Investasi

Energi Panas Bumi. Dok: Pertamina
Energi Panas Bumi. Dok: Pertamina

Maka tak mengherankan, Prijandaru menilai, investasi di sektor panas bumi memiliki peluang yang sangat besar.

"Diharapkan momen ini dianggap mampu menciptakan peluang baik untuk menjalin kerjasama antara pemangku kepentingan industri panas bumi," imbuhnya.

Ketua Panitia Pelaksana IIGCE 2022 Riza Pasikki menargetkan, The 8th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2022 bisa dihadiri oleh lebih dari 1.000 delegasi secara virtual, terdiri dari perusahaan pengembang panas bumi, perusahaan pelayanan panas bumi, perusahaan pendukung, pemerintah, hingga akademisi.

"Dukungan demi dukungan akan sangat dibutuhkan untuk terus menggali potensi panas bumi di Indonesia. Dengan seluruh manfaat yang dihadirkan oleh pengembangan panas bumi. Harapannya panas bumi dapat dioptimalkan karena sudah terbukti memberikan multiplier effect untuk kesejahteraan rakyat indonesia. Tidak ada alasan untuk menunda pemanfaatan panas bumi di Indonesia," tegasnya.

 

Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Industri Panas Bumi Skala Dunia

Energi Panas Bumi.
Energi Panas Bumi.

Besarnya potensi energi panas bumi di tanah air membuka peluang Indonesia menjadi pusat industri panas bumi berskala dunia di masa depan.

Namun untuk bisa mencapai target tersebut harus ada upaya untuk membuat energi panas bumi pemanfaatannya lebih optimal lagi.

Presiden Direktur PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Ahmad Yuniarto, mengungkapkan dengan menjadi pusat industri panas bumi dunia, secara otomatis ketahanan energi yang ditopang oleh panas bumi bisa terwujud.

Panas bumi menjadi salah satu energi baru terbarukan yang paling relevan untuk menjadi sumber daya energi utama untuk memenuhi kebutuhan nasional.

"Indonesia sangat potensial untuk panas bumi karena melimpahnya sumber daya. Listrik yang dihasilkan dari panas bumi juga sangat stabil dan masih ada ruang agar biayanya kompetitif dan energi panas bumi sangat kompeten sebagai base load pembangkit listrik untuk sistem kelistrikan apapun," ujar Yuniarto, Senin (15/8/2022).

Menurut Yuniarto, untuk bisa mengejar target dekarbonisasi pengembangan panas bumi tidak bisa dilakukan biasa-biasa saja seperti sekarang.

Perlu ada akselerasi ekstra dari dari pemerintah selaku regulator, tidak hanya mengandalkan pelaku usaha.

Green hydrogen, misalnya, yang menjadi produk lanjutan dari panas bumi, pengembangannya bisa memberikan efek berantai (multiplier effect) luar biasa.

Namun pengembangannya membutuhkan dana yang tidak sedikit sehingga ini menjadi tantangan yang harus dijawab oleh PGE.

"Kita bisa jadikan geothermal sebagai green economy memberikan efek terhadap Indonesia. Kondisi itu memberikan value lebih banyak ke Indonesia hanya saja bisakah kiga memproyeksikan green hydrogen dengan biaya efisien," ungkap Yuniarto saat berbicara dalam 11th ITB International Geothermal Workshop 2022, belum lama ini.

Green Hydrogen

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
PT Pertamina Gothermal Energy (PGE) menambah satu Wilayah Kerja (WK) Geothermal dalam rangka meningkatkan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sehingga saat ini PGE mengoperasikan 15 WK. Dok Pertamina

PGE sudah menjalin koordinasi dengan beberapa Kementerian untuk pemanfaatan green hydrogen. PGE juga akan mencari mitra strategis untuk pengembangan bisnis baru ini.

Tidak hanya untuk bisnis panas bumi mitra nanti juga diharapkan bisa membawa teknologi serta pendanaan untuk pengembangan green hydrogen.

Green hydrogen diyakini bisa dikembangkan berdampingan dengan potensi panas bumi karena cadangannya juga disekitar cadangan panas bumi.

Indonesia yang memiliki cadangan panas bumi besar tentu memiliki keuntungan besar. “Ke depan, green hydrogen tidak hanya diminati dari dalam tapi juga dari luar negeri,” katanya.

Hingga saat ini, PGE berada di peringkat peratma dalam pengelolaan panas bumi nasional dengan kapasitas terpasang 1.887 megawatt (MW). Sebesar 1.205 MW dikelola bersama mitra dan 672 MW dioperasikan sendiri oleh PGE.

Dalam RUPTL pengembangan panas bumi diharapkan mampu mencapai 5444,5 MW pada tahun 2030 dengan rincian kapasitas terpasang PLN 1.077,5 MW dan IPP sebesar 4.367 MW.

Dalam 10 tahun ke depan, PGE menargetkan dapat meningkatkan kapasitas terpasang energi bersih yang bersumber dari panas bumi hingga dua kali lipat lebih dari yang saat ini dioperasikan sendiri oleh PGE.

Pada 2030, PGE menargetkan dapat meningkatkan kapasitas terpasang yang dikelola langsung PGE menjadi 1.540 MW.

“Ini artinya di tahun 2030 PGE berpotensi untuk bisa memberikan kontribusi potensi pengurangan emisi sebesar 9 juta ton CO2 per tahun, dan menargetkan menjadi tiga besar perusahaan produsen panas bumi di dunia,” kata Yuniarto.

Infografis: Bumi Makin Panas, Apa Solusinya? (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: Bumi Makin Panas, Apa Solusinya? (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya